Episode 14

Setiap hari ibu nya selalu saja membawa paman Anto untuk datang berkunjung bahkan sampai-sampai menginap di rumah nya.

Ia sangat kesal dengan perilaku paman Anto yang terus saja datang ke rumah nya. " Apakah ia tidak memiliki istri sampai-sampai ia selalu saja datang ke sini? " batin Wulan yang sangat jengkel melihat paman Anto sedang duduk di sofa menunggu Wulan mengantar kan kopi nya.

" Wulan mana kopi nya! " suara agak sedikit keras yang keluar dari mulut paman Anto.

" iya, iya " jawab Wulan menuju ke ruang tamu.

" lelet banget" ucap paman Anto dengan wajah yang agak kesal.

Wulan hanya diam mendapatkan kritikan oleh paman Anto tapi dalam pikiran nya ia sangat jengkel pada teman ibu nya ini.

Setelah ia memberikan kopi pada paman anto, ia pun bergegas untuk pergi ke sekolah. Hati nya sangat panas jika berdiam di rumah melihat paman itu.

" hai " ucap Bisma

" hai juga" jawab Wulan menoleh ke arah Bisma .

" dimana Lia? " tanya wulan yang tidak melihat sama sekali sahabat nya tersebut.

" Lia sedang sakit" jawab Bisma dengan raut wajah yang agak sedih jika mengingat sepupu nya itu.

" udah jangan sedih.. " jawab Wulan menepuk bahu Bisma dengan lembut.

Wulan dan Bisma pun pergi menuju kelas. Masih di lorong kelas tiba-tiba ada seorang perempuan yang memanggilnya dengan nada yang agak tinggi di taburi ke marahan.

"Wulan!! " teriak perempuan itu dengan amarah. dia tak lain adalah Mora.

Mora adalah ketua osis di sekolah.

Mora Menghampiri Wulan dan menampar nya dengan Kencang.

PLAK....

Wulan sontak kaget dan tersungkur ke lantai sambil memegangi pipi nya yang kena tamparan.

" apa maksud lo nampar gua? "tanya Wulan marah.

" tau tuh datang-datang langsung nampar, dasar gila" sahut Bisma membela Wulan.

" dasar anak pelakor! " jelas Mora dengan tatapan tajam yang penuh amarah yang membara-bara.

" maksud lo? " tanya Wulan yang tak mengerti dengan ucapan yang keluar dari mulut ketua osis itu.

" Lo tau gak yang nama nya Anto? jadi, paman anto itu bokap gua.. " ucap Mora dengan akhir kalimat penuh penekanan.

Seketika Wulan terdiam mendengar nama Anto.

" jadi lo nuduh nyokap nya Wulan pelakor gitu? " tanya Bisma membentak ke Mora.

" tanya tuh sama anak pelakor nya, dia pasti tau" jawab Mora melipat tangan nya di depan dada.

Ucapan yang di lontar kan Mora membuat Wulan bungkam tak bisa menjawab apa-apa lagi.

" jangan kegatelan deh nyokap loh sama bokap gua, dasar anak pelakor" ucap Mora mendorong wulan hingga tersungkur ke lamtai dan langsung pergi.

Semua penghuni sekolah pun menyakitkan peristiwa yang di alami Wulan tersebut. Ia tak menyangka akan di buat malu di tempat umum seperti ini.

"Lo gak papa kan lan? " tanya Bisma yang khawatir.

Bisma pun membawa Wulan pergi ke taman sekolah untuk menenangkan Wulan yang sedari tadi hanya diam.

" Emang nya ada apa sih Wulan, sampai-sampai ketua osis itu mengganggu lo? " tanya Bisma hati-hati kepada Wulan.

Sontak Wulan langsung menunduk dan menangis.

" hiks.... hiks..... "

Wulan tak menjawab pertanyaan Bisma, ia hanya menangis untuk meluap kan emosi nya itu.

" Wulan kalau lo nangis, muka kamu kaya kera tau. " ucap Bisma menghibur Wulan.

" apaan sih, ngeledek terus lo" jawab Wulan sambil menghapus air mata nya.

" beneran kaya kera tua" ledek Bisma lagi yang tertawa kecil.

" au ah" jawan Wulan pura-pura ngambek.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!