Di tengah makanan yang Wulan dan Bisma nikmati datang lah seorang wanita yang berlari ke arah mereka.
" Wulan, aku dari tadi mencari mu. " ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Rumi,tetangga dekat rumah wulan.
" ada apa memang mya? " tanya Wulan yang penasaran melihat wanita tersebut ngos-ngosan.
" Bapa kamu! " jawab Rumi yang belum selesai berbicara.
Wulan pun seketika berhenti melanjutkan makan nya, ia khawatir dengan Bapa nya.
" memang nya bapa kenapa? " tanya Wulan yang mulai khawatir.
" lo tenang dulu wulan, " ucap Bisma berusaha menenangkan Wulan.
" Bapa kamu sekarang ini sudah di rumah sakit, kata nya penyakit jantung bapa kamu Kumat lagi" jelas Rumi.
Mendengar hal tersebut ia langsung menuju ke rumah sakit bersama Bisma. Sesampai nya di rumah sakit ia melihat ibu nya yang sedang menangis.
" ibu, ibu gak papa kan? " tanya Wulan.
" iya ibu gak papa ko, sekarang bapa sedang di tangani " jawab ibu Wulan yang menghapus air mata nya yang hampir menetes.
" semoga bapa baik-baik aja yah bu" ucap Wulan yang memegang erat tangan ibu nya.
Sekitar 1 jam ayah Wulan di tangani dan keluar lah seorang dokter dari rungan tempat ayah nya di tangani. Wulan dan ibu nya pun langsung menghampiri dokter tersebut.
" bagaimana dok apakah sudah membaik? " tanya Ibu Wulan.
Sebenar nya dokter tersebut berat sekali untuk memberi tahu kan hal ini.
" kami sudah berusaha tetapi yang di atas telah mengambil nya. " ucap dokter tersebut yang ber tele-tele .
Saat mendengar ucapan dari dokter tersebut air mata pun jatuh yang tak bisa di elak kan lagi dan membasahi pipi nya. Wulan seperti ke hilang separuh dari hidup nya. Tak berhenti air mata ia dan ibu terus menetes tanpa henti nya.
" hiks.... hiks... bapa..... " rintihan Wulan yang sangat tak sedih.
" sabar ya nak, sabar " ucap ibu nya yang memeluk putri tercinta nya.
Bisma yang melihat kejadian itu pun tak tega melihat Wulan menangis dan begitu histeris. " sabar ya Wulan,"
" sabar ya Wulan, ini adalah takdir" ucap Lia yang baru saja datang
Wulan langsung memeluk Lia sahabat yang paling ia sayangi.
" aku sabar ko, aku ikhlas ..." senyum Wulan sambil menghapus air mata nya.
Upacara pemakaman pun di laksanakan dengan lancar walaupun air mata wulan dan ibu nya yang masih saja bercucuran yang tak henti melihat salah satu keluarganya masuk ke liang lahat.
" sampai sini kah bapa membimbing aku? terima kasih bapa telah merawat dan mengajar kan ku" ucap Wulan dalam hati yang masih saja menangis tak henti.
•••
Setelah menjalan kan score, Wulan pun kembali bersekolah lagi dan menebar kan senyum walaupun hati kecil nya masih saja merindu kan sosok ayah dalam hidup nya.
" hai Lia" sapa Wulan dengan senyum lebar.
" hai juga, gimana lo gak sedih lagi kan? " tanya Lia yang khawatir akan keadaan sahabat nya tersebut.
" enggak gua gak papa ko, lagian gua juga sudah menerima kepulangan bokap gua " jawab Wulan yang masih saja menebar kan senyuman.
" ini baru temen gua" jawab Lia menepuk bahu wulan dengan lembut.
Setelah ayah nya meninggal dunia, Wulan memperbaiki sikap nya yang awal nya galak dan pemarah kini ia menjadi seorang yang lembut dan selalu menebar kan senyum menawan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments