Selepas acara pernikahan aku dan Kai mendapat hadiah paket bulan madu di puncak, sebuah villa yang sangat artistik, aku saja belum memahami konsep bulan madu yang baik, jauh di hati ku ingin namun aku begitu takut, aku juga menyiapkan beberapa obat penenang ku.
Villa yang ada di plataran puncak tak begitu jauh dari bandung, suasana yang asri, di penuhi pepohonan pinus, membuat suasana sangat nyaman, aku bingung kenapa setelah menikah harus ada bulan madu, kenapa gak melakukan rutinitas seperti biasa.
Setelah 2 jam perjalanan kami sampai di villa ayah, tidak terlalu besar namun mewah dan terasa dingin. Pak Nandar dan istri yang selalu membersihkan villa bila ayah datang kemari, sayangnya di villa yang megah ini hanya menyediakan 1 kamar tidur utama.
Walau pernah berbagi bahkan tidur bersama dengan Kai, suasana akan berbeda kali ini dengan status ku yang sah menjadi istrinya.
“Neng, ini nomer handphone saya, nanti ada apa-apa hubungi saya neng”
pak Nandar memberikan kartu namanya di depan pintu villa.
“Makasih ya mang”
sahut ku yang kemudian melirik ke arah Kai yang membawa koper.
“Sini aden biar saya bawakan”
sahut pak Nandar yang hendak membawa kan koper
“Enggak usah mang, saya bisa, terimakasih sebelum nya”
sahut Kai yang tak kesulitan membawa koper dia dan koper ku.
“Kalo begitu saya pamit dulu neng, aden”
pak Nandar yang hanya mengendarai sepeda motor menuju rumahnya.
“Iya mang, terimakasih”
sahut aku dan Kai.
Rasanya capek sekali, aku langsung menuju kamar dan merebahkan badan ku, tak ku pedulikan koper yang di letakan Kai di ruang tengah sekaligus ruang tamu tersebut.
“Villa nya bagus”
sahut Kai yang duduk di samping ku
“Besok pagi aku temenin kamu photo gimana?”
sahut ku yang merebahkan kepala ku di pangkuan Kai. Seraya mengelus kepala ku Kai berkata.
“Iya...kamu mau aku siapin air panas?”
tanya Kai.
“Nanti..aku mau begini sebentar”
kata ku yang masih merebahkan kepala dan tangan ku merangkul pinggang Kai yang terlihat kurus.
“Aku senang kamu jadi istri aku”
bisik Kai di kuping Dita membuat nya merasakan geli dan merinding.
“Iya aku juga senang”
sahut ku yang teras kantuk.
Namun Kai malah mencium wajah ku, bahkan ia membuat mata ku menatap dirinya, mata kami yang terus menatap perlahan Kai mulai mencium bibir ku dengan lembut, mengecup setiap bagian bibir merah ku, di angkatnya badan ku hingga posisi Kai berada di atas ku, ada sesuatu yang membuat jantung ku berdegub kencang, aku hanya membiarkan Kai mengecup bibir ku setiap jengkal leher ku sudah bibir nya kuasai.
Namun ketika Kai beralih ke dada ku sentak aku mendorongnya, bukan maksud ku tak menyukai nya aku tiba-tiba teringat akan peristiwa itu. Kai yang hanya terdiam memandang ku, ia bahkan tak sadar akan perasaan ku yang masih terluka karena peristiwa itu.
“Aku mau mandi dulu”
sahut ku bergegas bangun dan menuju kamar mandi.
Kai hanya terdiam tak berucap apa-apa, dia mengerti sekali akan diri ku, aku hanya butuh waktu sampai aku siap melakukannya.
Aku teringat hal itu membuat aku terlihat buruk dan menyedihkan, sengaja ku menghidupkan shower kamar mandi agar tidak terdengar oleh Kai aku menangis.
Kai yang merasa bersalah kemudian menuju dapur melihat apa yang bisa dimasaknya untuk makan malam mereka, melihat beberapa daging steak dia berencana memasak steak untuk istrinya.
Kai memang jago memasak steak dan spaghetti untuk selebihnya tidak, sepat lama menetap di Jerman Kai sangat mahir. Steak yang dimasak medium well dengan di taburi maccormic membuatnya begitu wangi.
Setelah selesai fleeting Kai mengetuk pintu kamar mandi, hampir 50 menit Dita tak kunjung keluar kamar mandi.
“Dit...Dita”
Kai yang terus mengetuk pintu kamar mandi
“Iya” sahut ku yang keluar dengan mengenakan handuk kimono berwarna putih.
“Maafin aku ya sayang”
Kai yang tiba-tiba saja memeluk ku,
“Kamu enggak salah kok, harusnya aku yang minta maaf udah mengacaukan semuanya”
jelasku yang masih memeluk Kai, kemudian Kai menarik tangan membawa ku kedapur melihat hasil masakan nya.
“Kamu yang masak?”
tanya ku yang kagum pada kemampuan suami ku ini.
“Cuma bisa steak spaghetti doang”
sahut Kai yang mempersilahkan Dita untuk duduk.
Mereka menikmati makan malam dengan penuh kecerian, banyak hal yang mereka bicarakan, bahkan Kai berencana mengajak Dita ke Jerman untuk bertemu dengan ayahnya.
Dan seperti biasa Dita tidak dapat tidur, dilihatnya Kai yang pulas tertidur memeluknya, karena suasananya sudah dingin Aku mencoba duduk di balkon kamar dapat ku lihat beberapa lampu beberapa vila di sekitar vila ku.
Kai yang tidur meraba disebelahnya mencari istrinya, seketika bangun mendapati istrinya yang berdiri di balkon yang terdapat terdapat sofa santai.
“Kamu gak bisa tidur?”
tanya Kai memeluk Dita dari belakang.
“Kamu sendiri kenapa bangun?”
tanya ku yang menggenggam tangan Kai yang memeluk ku.
“Kelon”
bisik Kai di kuping Dita
Dita hanya tersenyum mendengar tingkah manja suami nya.
Keesokan paginya Kai dan Dita melakukan pemotretan karena tak sempat membuat photo prawedding kamu melakukan sendiri, hari ini aku memakai mini dress putih bercorak dilengkapi sepati semi boots, kami mengambil photo yak jauh dari villa, dan kai hanya mengenakan kemeja putih dan sneakers andalan nya.
Seharian ini banyak sekali photo yang kami ambil, baru jam 8 malam aku langsung tertidur pulas, sedangkan Kai tengah sibuk menyalin data ke laptopnya.
Maafkan istri mu yang terlihat capek dan memilih tidur lebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Intanksm98
Kai sweet 👉👈
2021-06-21
1
🌻Ruby Kejora
3like❤️❤️❤️
Smangat.. Sukses selalu
Mari slg dukung
2021-03-17
1
pinnacullata pinna
semoga kai sabar ya ...
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2021-02-19
1