Kadang perasaan tulus berbayar dengan rasa sakit, berharap pada satu hati namun pada akhirnya hati itu menjadi rapuh, berpegang pada satu tangan dengan gampangnya tangan itu pula yang melepaskan genggaman itu, yang Dita ketahui tentang cinta, Cinta bukan harus dan selalu mengucapkannya, tapi dengan tindakan, perbuatan yang kita lakukan membuat seseorang nyaman berada disisi kita, bisa kah disebut dengan Cinta?.
Ya...saat ini Dita belum benar-benar mencintai Kai, namun perasaannya tulus menyukai Kai apa adanya, merasakan nyaman berada didekat Kai.
Brummmmmmmmmmmmm
Suara mobil Rendi melaju dengan kecepatan penuh, dia tidak ingin Celine kenapa-kenapa, begitu khawatirnya Rendi akan keadaan tunangannya itu.
Cukup lama menempuh perjalanan Rendi pun sampai di hotel tempat acara tadi, dengan raut wajah cemas Rendi bergegas menuju kamar hotel dimana Celine masih tidak sadarkan diri.
Celine dibesarkan oleh keluarga yang lumayan berada, sedari kecil hidupnya sudah dimanjakan oleh orangtuanya, apa pun yang diinginkan Celine orang tuanya selalu bisa memenuhi. Begitu juga Rendi, hanya saja ibunda Rendi dimadu oleh ayahnya yang sekarang menetap di Singapure.
Tok...tok...
Suara pintu kamar hotel, dan tidak lama mama Celine membuka kan pintu, dengan nafas terengah-ngah Rendi masuk kedalam kamar dan dilihatnya Celine terbaring dengan selang infus.
“Ceci baik-baik aja, orang tua kamu balik duluan tadi!”
seru mama Celine yang kemudian meninggalkan Rendi dan Celine.
“Lin...maafin gue...”
Rendi yang dengan penyesalan menggenggam tanga Celine.
Mata Celine mulai terbuka sedikit demi sedikit dilihatnya Rendi menggenggam tanganya, suara yang begitu samar namun masih dapat didengar Celine.
“Rendi....”
suara Celine terdengar pelan.
“Lin maaf gue...”
kata Rendi lirih.
“Jangan pernah tinggalin gue lagi....”
kata Celine yang tersenyum sayu.
Rendi langsung memeluk wanita pujaannya, merasa bersalah karena mengabaikan Celine.
Setiap orang beda-beda memilih jalan untuk nya bahagia, bahagia bukan diciptakan dari emosi dan ambisi, tapi menyatukan dua hati entah yang memiliki kesamaan atau pun yang penuh perbedaan, bahagia juga harus ikhlas menerima ini semua yang telah ditakdirkan oleh Tuhan.
Sejak malam itu Kai dan Dita intens berhubungan, chatt, bahkan video call, kedua orang tua sudah setuju, semua berjalan lancar seperti yang dikehendaki orang tua mereka.
Kaisen bekerja sebagai Travel photography, kerja keliling tempat indah diberbagai belahan dunia dan mendokumentasikannya melalui photo, kadang kalau memang senggang Kaisen juga diminta menjadi photography di prewedding teman ya, dengan harapan diskon.
Dan dikota ini tempat favorit Kai memotret adalah gedung tinggi, berdiri dipinggir jalan dengan menentukan angel foto yang akan diambil, ditambah teknik field of view hasilnya begitu astetik, membuat berasa kota ini seperti kota diluar negara.
👩 “Kamu udah gak sibuk?”
Isi chatting Dita kepada Kai
👦 “Udah selesai kok, kenapa?”
balas Kai yang meletakan kameranya di leher
👩 “Aku samperin ya, sekalian makan siang”
balas lagi Dita,
👦 “Aku lagi di Sudirman, ya udah aku tunggu kamu”
balas Kai yang melanjutkan memotret.
Sebenarnya ini idenya ibunda Dita, yang sudah mempersiapkan beberapa kotak bekal makan siang untuk Dita dan Kai. Setelah menghubungi Kai, Dita pun bergegas menuju lokasi Kai, dan kali ini di anterkan sama supir pribadinya.
Boystyle yang saat itu Dita kenakan membuatnya seperti gadis korea, kaos putih ditambah celana jeans longgar yang hanya ¾ di kombi dengan kemeja panjang berukuran XL, lengkap dengan sneakers hitam.
👦 “Share in location”
pesan Kai yang mengirimkan posisi dirinya.
👩 “Lagi otw...😩”
balas Dita diperjalanan.
Walau mereka sekarang sudah dekat, Dita selalu ada jarak antara mereka, Dita memahami sekali hubungan mereka baru, dan banyak hal yang dia belum tahu tentang Kaisen.
Sambil menunggu diperjalanan Dita tengah mendengarkan lagu yang sedang ramai dicover, lumayan lama hampir 1 jam perjalanan karena kondisi jalan yang macet.
👦 “Laper bu...😢”
chatting Kai lagi
👩 “Sabar ya om, bentar lagi sampai”
balas Dita sambil tersenyum.
Dita tersenyum karena Kai memanggilnya dengam sebutan “bu”.
👦 “Ok....🤺”
balas Kai yang juga senyum dan tersipu.
Tidak berapa lama, mobil yang ditumpangi Dita sampai dan berhenti dekat trotoar dan tidak jauh ada Kai yang menunggu di sebuah taman.
Terlihat riang, Dita berjalan dengan santai menghampiri Kai. Seakan mau memberikan kejutan, Dita tersenyum merencanakan sesuatu.
“Darrrrrrrtttt”
teriak Dita dari belakang yang mau mengagetkan Kai, namun Kai sama sekali tak terkejut. Kai hanya melirik kearah Dita seolah-olah tak peduli.
“Enggak seru kamu enggak kaget...”
sahut Dita yang kemudian duduk disamping Kai.
“Emang enggak kaget gimana?”
balas Kai yang tersenyum melihat tingkah Dita.
“Yang masak bukan aku, ibu yang siapkan ini buat kita”
kata Dita memberikan kotak bekal makan siang.
“Baik banget ya ibu kamu”
sahut Kai yang terus menatap Dita.
“Ngeliatin apaan sih?”
tanya Dita yang penasaran.
“Kamu....jadi enggak sabar nikah aku”
celetuk Kai yang kemudian berdiri sambil memegang bekal makan siangnya.
Mendengar perkataan Kai, wajah Dita memerah, tersipu malu.
“Kita makannya di atas yuk”
kata Kai yang mengulurkan tangannya didepan Dita.
Entah apa maksud Kai, namun Dita nurut, menggengam tangan Kai berjalan bergandengan menuju sebuah gedung kosong yang atapnya terdapat tumpukan peti kayu.
Cuacanya mendukung tidak panas hanya sedikit mendung, mereka pun menikmati makan siang buatan ibunda Dita.
“Mami mau ngajak kamu makan malam”
cerita Kai sambil menikmati makanan.
“Malam ini?”
tanya Dita yang juga tengah makan bekalnya.
👦“Kapan kamu bisanya sih, mami enggak ngomong waktunya kapan kok”
👩 “Malam ini bisa"
👦 “Oh ya, lusa aku mau ke Jogja, kamu mau ikut?”
Tanya Kai lagi.
👩 “Jogja....kamu sama aku?”
Tanya lagi Dita tercengang.
👦 “Iya lah, ada kerjaan disana, 2hari"
👩 “Hmm...agak susah sih ijin nya sama ibu”
jelas Dita yang malah menjadi gugup.
Dia hanya takut ibunya tidak mengizinkan, sebelumnya Dita tak pernah pergi keluar tanpa ibunya. Ditambah ini perginya bareng seorang cowok.
“Nanti aku ngomong sama ibu kamu”
kata Kai yang kemudian menggengam tangan Dita dengan penuh keyakinan. Berharap ibunda Dita akan menyetujuinya.
“Jangan berharap beliau setuju ya...”
celetuk Dita sambil tersenyum.
“Mami pasti bakal setuju...”
balas Kai tersenyum.
Selepas makan siang mereka bergegas menuju rumah Kai, diperjalanan Dita dan Kai asyik bernyanyi sebuah lagu uang diputarnya di MP3 player mobilnya. Tangan nya satu menggengam tangan Dita dan satunya memegang setir.
Dita enggak pernah nyangka cowok cool ini budak cinta banget, bahkan selalu berkata gak sabar buat nikah, namun Dita masih merasa takut, takut akan berakhir seperti ibundanya.
Menurut kalian apakah itu sebuah rasa trauma? Apakah jarak itu Dita yang membuatnya? Membuat dinding diantara dirinya dan Kai, berusaha tidak membuat hatinya terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
De Lovely Iin
kenapa senyaman ini baca novel ini makasih author
2021-08-28
0
𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊
like mendarat, aleena hadir nih kak 😍😍
2021-06-18
0
Intanksm98
💜
2021-05-29
0