“Lusa aku menikah Gina”
kataku yang berbicara di telpon.
“Insya Allah, aku sama Bayu dateng”
sahut Gina yang cukup lama telpon nan dengan Dita, banyak hal yang di bahas, sedari awal pertemuan nya dengan Kai.
Orang tua nya yang bersuku Jawa pasti akan melalukan prosesi adat yang berlaku dimalam sebelum besok pagi akad nikah. Prosesi acara Midodareni berarti bidadari yang turun dari langit, acara yang dilakukan sebelum hari sakral.
Namum semua dilakukan dan disaksikan oleh keluarga ku dan Kai, tidak banyak yang diundang karena pastinya waktu acara prosesi akad nikah besok.
Aku tahu Kai yang sedari dulu bersemangat untuk menikah, dia bahkan menerima semua kekurangan ku, tetap saja ada rasa tidak percaya diri.
Hampir tengah malam aku tidak dapat tidur kembali, handphone ku penuh notifikasi telpon dan chatt dari Juan, entah masalah apa dia terus menghubungi ku, pesan nya juga tidak ku baca, terlalu malas aku harus membalas pesan nya.
Di rumah Ayah yang besar ini, aku bebas berjalan, aku melihat ibu ku tengah duduk di ruang tamu dan melihat beberapa album masa kecil ku dulu.
“Ibu belum tidur?”
tanya ku yang menghampiri ibu
“Belum ngantuk Dit, kamu sendiri gimana?”
tanya ibu kembali.
“Dita sedikit gugup sih bu, ibu Dita tidur bareng ibu ya”
kata ku yang merangkul lengan ibu dan berjalan menuju kamarku. Kami bahkan membicarakan hal-hal di masa lalu mengenang hal bahagia membuat ku bisa terlelap cepat.
Pagi ini ada aura berbeda, aku mengenakan gaun bohemian yang memang gaun pernikahan impian ku, dan aku tak memerlukan MUA artis, mba Melati cukup mahir merias ku, aku suka konsep make up wedding ku yang natural terlihat lebih fresh, serba tipis termasuk eyeliner kemudian di padukan eyeshadow ke emasan, dan bulu mata palsu yang hanya di ujung mata dalam untuk lipstick nya aku memilih peach brown yang di ombre dengan lip gloss jingga, untuk foundation aku hanya satu layer tipis karena kulit aku yang kuning langsat.
Gaun yang berlengan terompet ini di penuhi border detail, rambut ku yang ku biarkan tererai sebagian dibagian belakang di hias denga pita bunga berwarna putih.
“Kamu cantik Dit”
kata mba Melati selesai merias ku,
“Makasih ya mbak...”
Aku pun telah siap menuju tempat ijab kabul, gaun yang memiliki ekor sekitar 1 meteran itu terlihat pas ku kenakan, heels putih dengan full payet adalah heels dari ayah ketika menikah dengan ibu, ayah memang terlihat romantis bahkan pakaian ku sewaktu bayi juga ada disimpan nya.
Dilain tempat Kai yang hanya mengenakan stelan kemeja putih dan celana kain hitam panjang, karena konsep nya bohemian jadi sebisa mungkin terlihat santai dan sederhana.
“Wi ware es mit papa?” (Bagaimana papa?)
tanya Kai yang tengah video call dengan ayah nya di Jerman
“Du siehst gut aus, mein sohn” (Kau terlihat tampak, nak)
Ayah Kai yang merupakan seorang petani Anggur di Jerman.
“Kai ayo”
sahut maminya yang membuka pintu kamar hotel.
“Iya mi..”
“papa, wi reden wider, bete fur mich” (papa kita bicara nanti lagi, doakan saya)
kata Kai kemudian menutup telpon nya.
Kai yang memang sudah mantap menikah denga Dita, bukan hanya karena rasa sayang namun memang Kai merasa ada ikatan yang kuat di antara mereka.
Entah mengapa Kai tidak mengundang Rendi, Kai hanya menghubungi teman-teman nya yang memang menetap di Bandung, mungkin takut Celine akan berulah makanya dia tak mengabari Rendi.
Tibalah saat aku akan berproses menjadi Nyonya Kai, aura yang begitu berbeda ketika aku sampai di tempat akad nikah ku, aku dapat merasakan energi positif mereka yang bersusah payah mendekor konsep Boho style di wedding party ku, energi semangat kami untuk memulai kehidupan yang baru, kaki ku melangkah di tempat pengucapan janji suci, di iringi ayah ku yang duduk di kursi roda, wajah nya yang tersenyum membuat jelas kerutan di pinggir matanya, ayah ku memang bukan orang yang sempurna, entah kenapa dulu aku pernah membenci nya, karena dia adalah penyebab kemalangan yang terjadi kepada ku.
Namun sekarang aku bisa merasakan ayah ku kembali sehat dan aku bisa membahagiakan beliau di sisa hidupnya. Suasana magis terasa harum nya wangi bunga dengan di iringi musik yang ringan, suasana berubah haru ketika aku meminta izin untuk di nikah kan dengan pilihan hati ku.
Air mata ayah dan ibu mengalir membasahi pipi mereka, begitu pula dengan Kai. Sampai proses ijab kabul selesai tangis haru ibu dan ayah tak pernah berhenti. Mengucapkan janji suci sehidup semati, berjanji sampai ajal memisahkan.
“Ananda Kaisen Mahendra saya nikahkan dan saya kawinkan putri saya Nandita ayu binti Surya diryo hariadi dengan mas kawin 25gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai”
ucap ayah Dita yang menikahkan langsung.
“Saya terima nikah dan kawin nya Nandita ayu binti Surya diryo hariadi dengan mas kawin tersebut tunai”
Hanya dengan 1 tarikan nafas Kai begitu lancar mengucapkan ijab kabul.
“Sah”
teriak para saksi dan penghulu KUA
Selepas berdoa kami kemudian meminta restu di kehidupan yang baru ini bisa membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Karena yang hadir hanya beberapa orang kerabat dan teman acara terasa sakral, pernikahan yang aku impikan terwujud, dengan dia yang bisa menerima separuh jiwa ini.
Terlihat Gina tak dapat menahan air mata bahagianya, ketika Dita dan Kai berjalan menyapa tamu undagan Gina memeluk sahabat nya itu, ia turut bahagia dengam pernikahan Dita.
“Jagain teman aku ya”
kata Gina usah memeluk Dita
“Pasti”
sahut Kai.
“Selamat bro”
Bayu menyalami Kai memberikan selamat
"Makasih"
sahut Kai yang membalas jabat tangan Bayu
Tambahan :
Ini merupakan gaun pernikahan Bohemian adalah istilah bagi orang yang menjalani kehidupan yang tidak konvesional bahkan cendrung artistik, gaya bohemian sendiri sudah ada sejak 1950an.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
Q mampir...
2021-03-11
0
Othor Santai Maksimal❤🖤
next
2021-03-09
0
pinnacullata pinna
aiiish ikut terharu akhirnya saaaah 😁😁😁
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2021-02-18
1