Sekitar pukul 20.00 mereka sampai dirumah Nandita, ibunya sangat senang melihat kedekatan anaknya dengan Kai, tampak di jendela besar dilantai 2, ibunya Dita tengah telponan dengan ibunya Kai, begitu antusias dan nantinya tidak perlu repot mengatur perjodohan untuk Dita dan Kai.
“Makasih udah mau ku repotin“
kata Dita agak ketus kepada Kai.
“Sama-sama, aku harap kamu enggak keberatan kalo aku bakal sering main kerumah kamu”
sahut Kai dari dalam mobil.
Dita hanya bisa terdiam, kaget dengan kata-kata Kai, mungkin dia akan setuju dengan ibunya mau dijodohkan dengan Dita. Lalu Dita dengan rasa yang bimbang ini malah sedikit bersyukur bisa dekat dengan Kai.
“Salam ya sama ibu kamu, aku duluan”
kata Kai lagi yang kemudian pergi menggunakan mobil jeep miliknya.
“Hati-hati”
sahut Dita yang terkesan malu-malu.
Terpikir oleh Dita betapa menjijikannya Dita, yap selama ini mana pernah Dita begitu perhatian terhadap seorang cowok, benar-benar memalukan dan tidak berapa lama ibu keluar rumah, tatapan penuh kebahagian ibu yang sangat senang Dita bisa dekat seorang cowok, apalagi cowok tersebut anak sahabatnya.
“Kai enggak mampir Dit??“
tanya ibu yang kemudian menggandeng tangan Dita sambil berjalan masuk kedalam rumah.
“Enggak bu, lagian udah malam juga kan”
sahut Dita dengan senyum lebar.
Mungkin ini saatnya buat ibu lebih bahagia lagi, melakukan apa yang ibu mau dengan ikut perjodohan yang sudah ibu atur, walaupun itu nantinya bukan dengan Kai.
“Ibu bahagia kalau Dita mau dijodohkan?"
tanya Dita yang membuat langkah ibu terhenti.
"Kamu mau ??“
tanya ibu lagi yang tidak percaya, Dita hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan ibu.
“Ibu senang dengarnya, tapi kamu benaran mau ? Ibu enggak mau memaksa apa yang kamu enggak suka, sayang“
jelas ibu Dita yang mengelus kepala putrinya.
“Dita pengen ibu bahagia, mungkin itu salah satunya bu”
“Makasih ya sayang"
peluk ibu kepada aku.
Semenjak pertemuan singkat itu, Dita memikirkan Kai, entah apa yang membuat Dita begitu penasaran, matanya, hidungnya, bibirnya, wajah yang dingin tapi ternyata dia begitu ceria, Dita tidak berharap banyak apa dia mau juga menerima perjodohan ini.
...➖➖➖...
Malam ini Dita pun terlelap dengan ditemani Boku, boneka kesayangan Dita. Setiap orang punya masa lalu yang ingin dia kenang dengan bahagia namun tidak dengan Dita setiap harinya dia mengkonsumsi obat tidur sebelum tidurnya, kenangan buruk yang dialami nya sewaktu kecil membuat nya selalu menghantui dalam mimpinya. Dita mengingat jelas melihat seorang pria paruh baya yang dipanggilnya Ayah melakukan beberapa kekerasan terhadap ibu dan dirinya. Hanya karena sebuah perkataan yang membuat ayah tersinggung dengan gampangnya dan tega main tangan, rasa trauma Dita tidak dapat sembuh setelah perceraian kedua orang tuanya, proses panjang sampai dimasa Dita benar-benar siap dekat dengan seorang pria, namun pria tersebut malah mengecewakan Dita, sendiri tidaklah buruk, hanya perlu waktu untuk jodoh yang tepat.
Sedangkan Kai yang tengah sibuk bekerja didepan laptop, sempat beberapakali terdiam sejenak memikirkan Dita, Kai sendiri tipe cowok yang tidak mudah akrab dengan seorang perempuan, walau dulunya dia pernah punya pacar namun harus merelakan pacarnya tunangan dengan teman Kai sendiri, yang Kai lihat dari Dita adalah diri yang dulu penuh dengan kebencian akan perceraian orang tuanya.
Menjelang pagi Kai yang masih tidak dapat tidur akhirnya menunggu pagi di balkon ruang tengah ditemani secangkir kopi dan roti bikinan ibundanya.
Tdreeettt...tdreeettt...
Handphone Kai yang bergetar
“Hai Ren...”
Kai yang mengangkat telepon dari temannya, entah apa yang temannya bicarakan, Kai hanya mengiyakan setiap temannya bicara. Tampak murung, ternyata teman yang dia panggil Ren adalah tunangan mantannya, walau sudah mengikhlaskan rasa kecewa itu masihlah ada dihati Kai.
“Pagi anak mami....”
sapa ibunda Kai yang baru keluar dari kamar dan akan melakukan olahraga ringan dihalaman.
“Pagi mih...mami mau pergi?”
tanya Kai yang melihat ibunya keluar dengan style santai.
“Biasa olahraga pagi dulu...mami keluar dulu ya sayang”
kata ibunda Kai yang berpamitan kemudian cipika-cipiki dengan Kai.
“Hati-hati mih...”
sahut Kai yang senang melihat ibundanya selalu diberikan kesehatan.
Pagi ini selalu sama dirumah Dita, sarapan berangkat ke kampus, kuliah sibuk di perpus tidak kegiatan khusus yang dilakukannya, style yang terlihat tomboy memang sudah ciri khas Dita, rambut panjang yang selalu dibiarkan nya tererai hingga menutup separuh wajahnya memang membuat nilai plus penampilannya.
“Dita berangkat dulu ya bu...”
Dita yang selesai sarapan dan membawa kotak bekal berisi sandwich buatan ibunya.
“Iya hati-hati anak ibu...”
Setelah cipika-cipiki Dita pun bergegas kekampusnya menaiki ojek online yang sudah dipesannya beberapa menit lalu. Di karenakan kondisi pagi hari pasti macet dan mobil yang dititipkan dirumah Kai, memang lebih praktis pergi dengan ojek, jarak kekampus yang hanya 45menit dari rumah Dita.
Di kampus Dita jarang bergaul dengan teman seangkatannya, tapi ada juga yang tidak pernah menyerah untuk selalu jadi temannya yaitu Gina, pertemanan mereka pun juga tidak sengaja ketika masa orientasi Gina sering kena bullying oleh teman seangkatan dan junior cewek yang merasa Gina itu genit, hanya karena postur dadanya yang lumayan besar membuat cowok di kampus selalu melirik Gina.
...➖➖➖...
Beberapa tahun lalu....
Diawal masuk kuliah.
Siang itu selepas istirahat, Gina dan angkatan baru diharuskan meminta 10 tanda tangan para senior yang menjadi panitia acara MOS waktu itu, kebetulan Gina dan Dita satu kelompok.
“Kita kasih waktu sampai jam makan siang, ok”
jelas panitia MOS yang memberikan penyuluhan kepada puluhan mahasiswa-mahasiswi baru kampus P.
“Ok....kak..”
teriak semua junior baru kampus P.
“Lu mau bareng gue enggak?”
tanya Gina kepada Dita.
Perawakan putih dengan mata sedikit sipit yang paling menonjol adalah hanya karena body nya yang sexy, namun sayang dia tidak pernah mempunyai teman yang tidak menganggapnya hanya karena punya kelebihan dibagian tubuh.
“Boleh...”
sahut Dita yang selalu memperhatikan penampilan Gina, bukan karena mau mengejek hanya saja Gina juga mungkin gak nyaman dengan apa yang dia punya sekarang.
“Dari awal lu selalu diam, padahal lu populer banget dikalangan senior !”
kata Gina yang berjalan beriringan bersama Dita, perkataan yang membuat Dita terdiam dan malah melirik kearah Gina.
“Hm..enggak ada maksud menyinggung lu...”
sahut Gina yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Dita.
“Aku kesana...kamu kesana...biar cepat minta TTD nya sekaligus dua biar enggak keliling...”
jelas Dita yang menunjuk koridor kearah kantin sebelah kiri dan koridor mengarah perpus disebelah kanan.
“Ok deh...ketemu disini lagi ya...”
sahut Gina yang senang karena dia tidak merasa dihiraukan oleh Dita.
Saat Gina berjalan kearah kantin Dita menoleh menatap kearah Gina dari belakang kemudian tersenyum, Dita yang terkadang cuek dan dingin hanya tidak tahu cara berteman yang baik. Tidak seperti dugaan Dita dengan mudah mengumpulkan 10 TTD senior di perpus bahkan dia juga memintakan untuk Gina.
Senang itulah perasaan Dita yang berhasil mendapatkan TTD, dia pun berniat mendatangi Gina yang hampir tidak kunjung datang ketempat pertemuan awal mereka.
Dita melangkah menuju kantin kampus, wajahnya yang dihiasi senyum manis berharap dengan ini dia bisa berkawan baik dan lebih dekat dengan Gina, namun belum juga sampai di area kantin, Dita mendengar suara tangisan Gina yang merintih.
“Baru juga lulus SMA udah segede itu...gimana kalo kuliah disini..”
kata seorang senior cewek yang mengurung Gina didalam toilet dan menyiramkan air dari atas toilet yang berdampingan.
Gina hanya menangis tidak berani membela dirinya, membuatnya semakin terpuruk merasa insecure dengan bodynya memang menonjol dibagian dada yang ukuran lumayan gede.
“Emang dia juga mau, punya ukuran yang besar? aku bakal lapor ke ketua panitia”
kata Dita yang disertai ancaman yang sebelumnya direkamnya dengan kamera ponsel.
“Anjin*...lu baru junior aja belagu”
tunjuk seorang senior cewek yang diketahui ketua geng yang merundung Gina bernama Tika.
“Kalian tu body shaming ke junior, ngebully hal dia yang juga enggak mau ada sama dirinya, aku bakal kasih tau ketua panitia, kalo perlu dekan”
ancam lagi Dita dengan lantang.
Mendengar suara Dita hari Gina tenang, merasa dia akhirnya ada teman yang peduli kepadanya.
“Ok...gue enggak akan ganggu temen lu..”
sahut Tika yang kemudia berjalan menuju kantin bersama 2 orang temannya, lili dan yosi.
Selepas senior itu pergi Gina menangis sejadinya didalam toilet tersebut, Dita mengerti sekali perasaan Gina, dia hanya diam menemani Gina sampai berhenti menangis.
Selang beberapa lama.
Krieeettt
Suara pintu toilet yang kemudian dibuka oleh Gina, dilihatnya Dita sampai ketiduran menunggu selesai dirinya menangis.
“Udah nangisnya...?”
tanya Dita yang terbangun akibat suara pintu toilet, Gina hanya mengangguk mengiyakan.
“Nih pake...”
Dita yang menyerahkan sweater berwarna biru kepada Gina, karena pakaian yang di pakainya basah akibat disiram para senior.
Mungkin dari itu lah mereka terus berteman, walau kadang Dita bersikap seolah menolak pertemanan itu, tapi disitulah hal manis yang sering terjadi antara mereka.
...➖➖➖...
Nantika kelanjutannya ya...
Jangan Lupa like dan Komen...
GBU all....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Angkasabiru
Dita keren. semangat terus gina 🤗
2023-08-07
0
Lestari 23
aku suka cewe pemberani.. jarang yg meng explor cewe pemberani.
2021-10-15
0
Qiana
karena Author sudah hadir di karya Firmo, maka kami akan hadir juga, 7in1
Favorit ♥️♥️♥️♥️♥️
2021-09-21
0