Dan akhirnya Kai pun terbaring seharian dikasur, selepas sarapan dan minum obat Dita selalu mengecek handuk kompres di kening Kai. Ibunda Kai juga sudah dikabari kalau anaknya demam, namun dengan santainya ibunda Kai percaya dengan Dita yang akan menjaga dan merawat Kai.
Rupa-rupa nya ibunda Kai memang menjadikan itu kesempatan agar Kai dan Dita semakin akrab.
“Wes lah jeng..aku udah enggak sabar mau bikin syukuran buat Kai dan Dita”
seru ibunda Kai yang duduk ditemani Ibunda Dita dan bik Atun.
“Sampean santai wae, semua sudah diatur sama bik Atun”
jelas ibunda Dita yang memegang secangkir teh anget buatan rumah Kai.
“Yo wes, nanti cincin nya biar aku yang pilihkan sama Kai ngeh”
pinta ibunda Kai yang terlihat sumringah.
“Ngeh jeng aku manut sampean wae”
sahut ibunda Dita.
Perencanaan acara perjodohan Kai dan Dita memang tidak diduga oleh orang tua mereka, secercah harapan untuk masa depan anak-anak mereka akan hidup bahagia dan tidak akan mengalami hal seperti mereka dulu.
Mungkin juga Dita mulai lelah selama hidupnya dia memang menutup diri, hanya Kai lah yang membuatnya menentang keras hatinya, hanya Kai yang membuat Dita mengerti bahwa anak broken home enggak selalu berakhir tragis. Kai juga memberikan rasa nyaman dan aman kepada Dita, walau kadang Dita tidak pernah tahu isi hati Kai seperti apa tentang dirinya, intinya Dita sudah terlanjur percaya kepada Kai.
Nandita ketiduran disamping kasur Kai, dilihatnya Dita yang dengan telaten mengkompres handuk di kening Kai. Sekarang rasanya mendingan dan terlihat membaik, Kai menghadapkan badanya ke wajah Dita, dielusnya kepala Dita yang tertidur.
Dita perlahan membuka matanya, dilihatnya Kai yang tersenyum kepadanya sedang mengelus kepalanya.
“Kamu udah baikan?”
tanya Nandita yang bangun dan mengecek suhu badan Kai dengan tangannya ditaruh kekening Kai.
“Udah kok Dit...makasih ya”
jawab Kai yang sekarang duduk dikasur.
“Yakin masih mau keacara tunangan mantan”
seru Dita yang mengambil handuk kompres yang digeletakan di bantal.
“Udah baikan kok, lagian acaranya jam 8 masih sempat kamu dandan”
kata Kai meledek Dita yang bangkit dari duduknya.
“Oh ya tadi ibu aku telpon, tuxedo nya udah ibu bawakan jadi berangkat dari sini”
jelas Dita kemudian keluar membawa mangkuk dan handuk kompres.
Karena mendengar perkataan Dita yang menyebutkan kata “Kita” membuat nya mesem-mesem, senyum tidak jelas, fix sih Kai juga punya rasa yang sama seperti Dita.
Karena ibunda Dita sudah datang, mereka pun bersiap keacara tunangan mantanya Kai. Nandita yang sebelumnya belum pernah dandan terlihat cantik natural, ditambah rambut panjangnya yang dibikin curly oleh ibunya terlihat sempurna, sebelumnya juga Nandita tidak biasa menggunakan heels tinggi, sang ibunda sengaja menyiapkan sepatu heels tipe sling back heels yang memiliki strap dibagian belakang kaki menambah pemakainya terlihat elegan dengan hak yang tidak terlalu tinggi.
Make up yang sederhana namun berkesan feminim, dengan aksen shimmer di kelopak mata, lipstik yang di pakai pun hanya liptint berwarna senada, ibunda Dita memeng the best soal make up. Dress berwarna Navy yang di padukan dengan sepatu heels berwarna gelap dan clutch Gobelini hitam milik sang ibunda.
Dan Kai terlihat lebih santai, mengenakan kemeja putih dilengkapi semi jas berwarna senada dengan yang dipakai Dita, ditambah celana chinose, sepatu sneakers berwarna coklat muda.
“Ganteng mas...”
puji bik Atun yang mengacungkan jempol mengisyaratkan kata “ok”.
“Makasih ya bik...”
kata Kai tersenyum.
Sedikit gugup Dita menuruni anak tangga, melihat kebawah ada Kai yang telah menunggunya, paling takut diejek oleh Kai nantinya.
Ngapain sih aku?
Batin nya Dita yang merasa tidak pede dengan penampilannya malam itu.
Kai memandang tanpa berkedip sedikit pun.
“Gimana Kai?”
tanya ibunda Dita yang berjalan di samping Dita.
“Cantik tante, enggak salah mami jodohin aku sama Dita”
seru Kai yang terus menatap kearah Dita.
“Lebay banget sih”
kata Dita yang memancungkan bibirnya.
“Nah gitu baru jelek”
Ejek Kai yang menunjuk kearah bibir Dita.
“Eh sudah-sudah, nanti kalian telat lagi”
seru ibunda Dita mengantar Kai dan Dita kedepannya rumah.
“Kai jalan dulu tan, Kai bakal jagain Dita tan...” Kai yang berpamitan dengan ibunda Dita dan bersalaman.
“Harus itu...”
sahut ibunda Dita tersenyum.
“Dita jalan dulu ya bu...”
ganti Dita yang berpamitan.
“Eh tunggu bentar, buat dokumentasi foto dulu”
sahut Ibunda Dita yang terlihat sedikit lebay.
“Pasti mami yang pinta?”
tebak Kai yang kemudian merangkul pundak Dita, sang Ibunda pun bergegas memotret momen tersebut untuk didokumentasikan kepada ibunda Kai.
“Begini mami kamu bahagia Kai”
seru ibunda Dita yang nampak senang dengan Hubungan keduanya.
“Jalan dulu tan,,assalammualikum”
kata Kai berpamitan dan masuk kedalam mobil dan dilanjut oleh Dita.
“Walaikum salam, Hati-hati ya...”
seru ibunda sambil melambaikan tangannya.
“Heboh banget...”
kata Dita sambil tersenyum.
Dita merasa ibundanya terlihat sangat bahagia akan kedekatan dirinya dan Kai, semoga saja Kai memanglah hal terbaik yang Tuhan titipkan untuknya.
“Aku senang orang tua kita bahagia, mami enggak pernah se excited sekarang sebelumnya”
jelas Kai yang sesekali melirik kearah Dita.
“Semua ini pertama kalinya ku lakukan”
kata Dita mulai membuka hatinya.
“Makasih ya”
kata Kai yang kemudian memegang tangan Dita.
“Untuk apa?”
tanya Dita yang belum paham.
“Karena aku ada di sisimu saat ini”
kata Kai membuat Dita baper dan membuat Dita tersenyum.
Perjalanan ketempat acara Rendi memakan waktu 1 jam dari rumah Dita, untungnya malam itu tidak begitu macet. Lampu jalan dan gedung-gedung tinggi membuat suasana malam minggu ini begitu berkesan untuk Dita dan Kai.
Bingung nantinya apa yang akan Dita katakan kepada teman Kai, dan hal itu nampak jelas tersirat di wajah Dita. Kai menyadari apa yang Dita pikirkan sebenarnya, dengan menggengam tanga Dita Kai berkata.
“Kamu jodoh aku dan kita akan hidup bahagia”
Perkataan Kai yang membuat Dita merasa tenang malam itu.
I’ts everything ok, semua akan baik-baik aja, pikir Dita.
Sedikit ragu sih, namun aku percaya Kai, aku percaya dia.
Pikiran ku sedikit kacau sih, apa kata orang-orang kalau aku dan Kai disatukan oleh perjodohan konyol orang tua kami. Namun Kai tampak tidak terbebani dengan itu.
Sampailah mereka di sebuah hotel ternama di daerah tersebut, acara yang bertema garden party itu terletak di lantai 15 atap gedung hotel berbintang. Tamu undagan sekitar teman, orang terdekat dan keluarga kedua pasangan tunangan tersebut.
Hiasan di veneu nya juga estetik, bertabur bunga dan beberapa lampu yang di gantung di botol kaca, makanan juga tidak begitu ribet, prasmanan dengan masakan khas nusantara.
Karena sedikit gugup Dita terus menggengam clutch nya, dengan santainya Kai kemudian menggengam tanga Dita dan satu tangannya dimasukan ke dalam saku celananya.
Tidak berapa lama, sosok cowok bertubuh tegap mengenakan stelan Tuxedo abu-abu menghampiri Dita dan Kai.
“Hey bro...gue kira lu enggak bakal dateng?”
sapanya yang memegang secangkir wine ditangannya.
“Masa aku enggak dateng dihari bahagia kalian”
Sahut Kai yang kemudian menatap kearah seorang cewek cantik bertubuh tinggi seperti super model, mengenakan gaun putih dengan ornamen payet menghampiri Rendi.
“Hai Kai...kamu apa kabar?”
tanya Celine nama cewek cantik itu.
“Baik Lin, oh ya kenalin ini Dita”
kata Kai yang kemudian menaruh tangannya di pundak Dita.
“Nandita...”
Dita yang menjulurkan tanganya untuk bersalaman.
“Rendi”
“Celine, kamu pacarnya Kai?”
sahut mereka yang membalas jabat tangan Dita.
“Bukan...”
sahut Dita blak-blakan didepan mereka.
“Aku calon istrinya...”
Tambah lagi Dita yang melawan rasa gugupnya.
Entah apa yang dilakukannya benar apa tidak Dita tidak memikirkan itu semua, dia hanya ingin Kai tidak terlihat lemah didepan Rendi dan celine.
“Hmm...jadi udah tunangan?”
tanya lagi Celine yang mulai kepo.
“Ditunggu aja undangannya”
sahut Dita tersenyum lebar.
Melihat tingkah Dita, Kai terus melirik ke Dita, dia tidak habis pikir Dita akan melakukan hal tersebut.
“Ya udah sayang kita mulai acaranya”
sahut Celine yang merangkul mesra Rendi, berkesan menunjukan tak mau kalah dari Kai dan Dita. Seraya kembali di tengah panggung untuk memulai acara tukar cincin.
“Hufftt”
Nandita yang menarik nafas panjang, tidak kepikiran sebelumnya dia akan berani melakukan hal tersebut.
“Gimana akting ku, bagus kan?”
tanya Dita pada Kai yang terus menatapnya.
“Makasih Dit...”
sahut Kai yang refleks mengecup pipi Dita.
Membuat Dita terdiam, bahkan mukanya merona merah.
“Harusnya tanya dulu, nanti dilihat orang-orang!”
seru Dita merasa malu.
“Sorry, aku udah senyaman itu sama kamu”
Katanya Kai yang kemudian menggengam tangan Dita dan membawanya ketempat duduk yang telah tersedia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ika Mbkdyva
😊😊😊
2022-01-04
0
Qiana
Semangat dan sukses selalu
7in1
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2021-09-21
0
Becky D'lafonte
maen kecup aja mas kai
2021-04-22
0