Air mata ku tidak bisa berhenti, terus membasahi pipi ku, melihatnya sekarang tergeletak lemah tak berdaya, membuat aku bersama bersalah, ibu yang selalu menguatkan ku berusaha merangkul ku dan membawa ku lebih dekat dengan ayah.
“Mas...ini Dita datang”
kata mba Melati yang selama ini setia merawat ayah Dita.
“Mas, ini Dita anak kita”
sahut ibu ku yang terus memeluk ku.
Mungkin ibu yang paling merindukan ayah, sejak mereka bercerai ibu tidak pernah kepikiran untuk menikah lagi, semua cintanya dikorbankan karena aku.
Aku tidak dapat berkata, hanya menggengam tangan yang mulai tampak keriput, kali ini aku memaafkan mu ayah, aku cuma butuh kamu sedikit lagi.
“Ayah...ayah ini Dita”
kata Dita dengan nada bergetar menahan tangisnya.
Beliau merespon dengan membalas menggengam tangan Dita, namun tak banyak bicara karena kondisi nya memang lemah.
“Ayah harus sehat ya, 2 bulan lagi Dita wisuda yah”
kata Dita lagi menahan tangisnya, dan kembali direspon oleh ayah dengan genggaman tangannya.
Tidak kuat melihat ibunda Dita berlari keluar kamar dan menangis sejadi-jadinya. Disusul oleh mba Melati dan memberikan pelukan kepada ibunda Dita.
Aku memberikan waktu untuknya beristirahat, aku berjalan menuju luar kamar, terpukul dan shock aku merasa benar-benar belum jadi anak yang di banggakan oleh ayahnya. Belum bisa memberikan apa-apa.
Pandangan ku tiba-tiba menggelap, aku jatuh tergeletak dilantai, pingsan untuk beberapa saat, rasa sakit dihati ku membuat ku sesak.
“Dit...Dita...”
teriak Kai yang kemudian menggendong ku membawa kesebuah kamar tamu dirumah ayah. Ibu dan mba Melati terlihat khawatir dengan keadaan ku, aku merasa aku harus minum obat penenang lagi.
Hampir subuh, ibu dan mba Melati tak dapat tidur mereka berinisiatif untuk sholat tahajud, memohon kepada Tuhan agar ayah punya kesempatan yang dulu pernah ia sia-siakan.
Kai tak dapat tidur juga, dia yang paling setia berada di sisiku, ayah aku akan cerita tentang dia, namanya Kaisen Mahendra, umurnya 29tahun, dia berdarah Jerman, lelaki yang baik dan setia ini menerima ku apa adanya, tak perlu khawatir tentang masa lalu ku yah, aku bahagia bila ayah yang akan menikahkan aku nantinya.
Dan pagi ini ketika aku terbangun, tampak ceria ibu dan mba Melati, mereka memberitahu ku bahwa ayah sudah melewati masa kritis dan sudah mulai sadar dari komanya.
“Ayah kamu sudah mulai siuman”
kata Kai yang menghampiri ku dikamar
Mata ku sembab akibat menangis, dan sekarang pun begitu sambil memeluk Kai aku bilang pada lelaki baik ini “Terimakasih sayang”.
Kai yang memeluk ku juga berbisik kembali kepada ku.
“Sama-sama”
Alhmdulillah ayah sudah siuman, banyak hal aku bicarakan kepada ayah, bahkan ayah juga berpesan kepada Kai, untuk segera menikah karena dia tak tahu sampai kapan dia akan bertahan. Perkataan yang membuat kami meneteskan air mata, Kai yang menggenggam tangan ayahku sambil berkata.
“Kai udah siap om, apapun om mau Kai pasti lakukan”
Aku hanya bisa menatap kearah Kai, pria ini membuat ku terpukau dengan sikapnya, orang tua kami pun berdiskusi untuk mempercepat pernikahan kami, bukan tunangan seperti rencana awal.
Aku bahkan mencuti 1bulan kuliah ku, mendadak memangnya, tapi aku harus fokuskan ke ayah alasan ku ceritakan kepada dosen ku, walau disayangkan Pak Agus memberikan ku cuti.
Semua persiapan dilakukan orang tua ku dan akan diadakan didaerah Bandung juga. Aku yang hanya fokus merawat ayah, ku habiskan waktu ku bersama Ayah, banyak hal yang aku ceritakan, begitu pula dengan Ayah, walau sesekali ayah menangis karena merasa bersalah sewaktu aku masih kecil.
Aku sudah memaafkannya, benar kata Kai berdamai dengan masa lalu akan membuat kita lebih bahagia menjalani hidup. Sesekali Kai juga memotret kami, aku sudah mulai akrab dengan mba Melati, wanita yang baik ini memperlakukan aku seperti anaknya sendiri.
Ayah cerita bahwa sebelum nenek meninggal beliau memberikan aku sebuah hadiah namun karena pindah ke Jakarta, kado itu pun tak pernah sampai, nenek menuliskan surat permohonan maaf kepada ibu dan aku, walau sejak dulu aku tak pernah disayang nenek aku dan ibu memaafkan beliau.
Untuk beberpa saat kami bahkan ibunda Kai diboyong untuk menetap sementara diBandung, sampai pernikahan kami berlangsung nantinya. Aku juga mengabarkan Gina, Bayu dan Juan kalau aku akan menikah di Bandung. Dan mereka berjanji akan datang menemui ku. Kai juga menghubungi ayahnya yang berada di Jerman walau tidak dapat hadir mereka memberikan restunya kepada kami.
Mba Melati mereservasi sebuah hotel untuk acara pernikahan kami, aku dan Kai tengah sibuk fitting gaun pengantin, aku lebih memilih gaun bertema bohomian dengan lengan terompet, sangat cocok untuk wedding garden ku nanti.
Menikah itu butuh persiapan fisik, mental dan finansial orang-orang selalu bernaggapan begitu, aku tahu menikah tidak hanya butuh cinta harus ada komitmen dan persiapan yang matang. Kehidupan pernikahan itu buhan hanya diwaktu pesta nya namun tepat pesta yang usai kita akan menjalani kehidupan yang baru, kebiasaan yang baru bahkan kita pula dituntut untuk mengerti pasangan.
Mungkin karena mendadak tidak ada kesempatan untuk ku lebih mengenal Kai, namun ada istilah pacaran setelah menikah itu lebih melegakan, aku berharap pernikahan aku adalah jalan terbaik untuk kami.
Ayah sedanh berada dikamar nya sambil membuka beberapa album foto lawas, aku yang berjalan sembari tersenyum menghampiri nya.
“Ayah lihat apa?”
tanya ku yang duduk disebelah kursi roda miliknya.
“Ayah mintaa maaf ya nduk”
kata Ayah sambil mengelus tangan ku.
“Iya, Dita udah maafin ayah, sekarang Dita mau ayah gak perlu inget-inget itu”
Aku yang berusaha membuat ayah bersemangat, membuatnya melupakan kejadian yang lampau. Ayah tak pernah membicarakan masalah Kai dengan ku, namun sesekali aku melihat nya pernah berbicara sambil mengajak ayah bermain catur.
Ibunda Kai juga paling aktif mendekor wadding garden kami serasa WO yang handal beliau mengatur semuanya. Aku berterimakasih banget dengan beliau, terimakasih sudah merestui pernikahan mendadak ini, dan hanya 3 hari semua selesai dilakukan.
Walau terlihatnya sederhana aku masih saja gugup bahkan aku berusaha untuk tidak cemas. Aku tidak mau penyakit cemas ku mengganggu acara sakral kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Brilliant N B 🌺ЛБ
Cicil dulu ya kaka..
Jngan lupa mampir di karyaku
2021-03-27
0
Othor Santai Maksimal❤🖤
lanjut thor
2021-03-09
0
pinnacullata pinna
waaaah alhirnya sebentar lagi
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah
2021-02-14
0