Kehidupan didunia tidak ada yang tahu akan berakhir seperti apa, manusia boleh merencanakan kehidupannya tapi didunia ini tidak ada yang sempurna, Tuhan yang akan memutuskan semuanya dan kita ikhlas menjalaninya.
Mungkin ini ujian terberat ku, yang terpendam selama ini berat mengakuinya kepada Kai namun aku juga akan ikhlas menerima semua cobaan ini.
Aku menyimpan sakit hati ini sendiri, berusaha move on itu emang ga mudah, yang kupikirkan bagaimana respon semua orang tentang kebenaran ku?
Hampir menjelang pagi namun aku tidak kunjung memejamkan mata ini, ku berjalan di dekat kasur, Kai terlihat pulas tidurnya. Tanpa sadar tangan ini membelai wajah Kai, aku hanya tak ingin dia kecewa akan diri ku.
“Sorry ya aku ketiduran”
kata Kai tiba-tiba terbangun.
Tidak membalas perkataan Kai, aku hanya tersenyum namun dia menarik tangan ku mengajak ku berbaring disampingnya. Merangkul perut ku yang sedikit buncit, aku hanya terdiam membiarkan Kai merebahkan kepalanya di pundak. Terasa hangat hembusan nafas Kai, aku merasa merinding, hidung dan bibirnya sekarang berada di bagian leher belakang ku.
Aku tidak merasa takut atau bagaimana, aku percaya Kai tidak akan melakukan apa-apa, aku percaya dia bukan lelaki yang mesum. Hangat sekali perasaan ini, sehingga aku tanpa sadar memejamkan mata, aku tertidur, aku berusaha memikirkan agar tidak terjadi apa-apa tapi aku tidak cukup kuat menahan perasaan kantuk ini.
Aku tertidur cukup lelap namun hanya 1 jam sudah cukup utuk ku beristirahat. Kai tampaknya kembali kekamarnya, hembusan angin menyelinap masuk kedalam kamar ku, segarnya bau laut yang terbawa angin, menyemangati diri ini untuk berubah, akun akan cerita semuanya kepada Kai. Terima atau enggak nya Kai yang akan menentukan, aku hanya berusaha jujur agar nantinya tidak ada rasa kecewa.
Trttttrrrrttt
Kulihat ponsel ku berdering ku lihat panggilan dari Kai
“Halo...”
jawab ku.
“Aku depan kamar mu, bawa sarapan”
balas Kai.
Aku pun berjalan menuju pintu dan mengakhiri telpon dengan Kai.
Mengenakan stelan Kaos dan kemeja dia tampak keren seperti biasanya.
“Makasih ya...”
sahut ku sambil membuka pintu mempersilahkan Kai masuk.
“Sama-sama, kamu sarapan terus siap-siap ikut aku”
sahut Kai yang menaruh sarapan di meja dekat kasur ku.
“20 menit”
kata ku sambil mengambil sandwich yang dibawa Kai tadi.
“Ok...aku tunggu dibawah”
balas Kai yang melirik ke jam tangan miliknya.
Jadi cewek tomboi emang lah epic, ga perlu ribet dandan ataupun harus mikirin pakai baju apa, karena casual style pun cukup. Dengan kecepatan kilat yang kumiliki aku bergegas sarapan, mandi bebek, pakai baju cukuplah 20 menit.
“Aku udah siap”
sahut ku yang berjumpa Kai di parkiran, style casual seperti Kai yang ku kenakan dan sepatu kebanggaan ku sneakers.
Kulihat dia berdiri didepan sebuah mobil mini jeep yang di sewanya, entah mau kemana tapi aku yakin dia udah minta ijin ke ibu ku.
“Masuk....”
kata Kai yang menyuruhku masuk kedalam mobil. Aku juga melihat beberapa tas berisi kamera.
“Aku hari ini jadi assiten kamu nih?”
tanya ku yang melirik ke arah Kai
“Bisa dibilang gitu sih”
balas Kai tersenyum.
Kalibiru tujuan kami hari ini, destinasi wisata yang ramai dikala weekend, hutan kalibiru terletak di ketinggian 450meter dari permukaan laut, dikelilingi perbukitan bahkan bisa melihat keindahan kota Yogjakarta dari atas bukit.
Hampir 1jam menuju kalibiru, aku bahkan sempat searching tentang kalibiru, banyak spot foto dan beberapa permainan seperti flyingfox.
Setelah sampai aku membantu Kai membawakan beberapa tas berisi kamera, eksplore tempat wisata Jogja menjadi tema hunting hari ini.
Kai beraksi dengan penuh percaya diri, memotret beberapa moment, aura yang terpancar dari diri Kai ia begitu keren. Tubuh jakung nya membuat nya menjadi cowok idaman setiap wanita.
Aku hanya berdiri bahkan duduk menunggu Kai mengikuti nya dari belakang, aku tak berani mengucapkan kata-kata, kulihat Kai begitu serius banget memotret.
“Kamu bosen?”
tanya Kai menoleh kebelang bertanya kepadaku.
“Engak kok, kenapa?”
tanya ku kembali.
“Kita duduk sana ya...”
kata Kai menunjuk sebuah bangku kosong yang berada di sudut hutan.
Aku memeberikan air mineral yang ku beli tadi kepada Kai.
“Aku takut kamu bosen ikut aku, makanya kemaren aku gak ajak kamu”
jelas Kai yang menenggak minuman mineral.
“Enggak kok...aku mau ngomong, mau ngejelasin 1 hal”
kataku membuka pembicaraan.
“iya udah ngomong aja"
sahut Kai yang menatap kearah ku
“Apa kamu mau terima aku yang sudah tidak perawan”
kata ku kepada Kai. Raut wajahnya berubah mungkin penuh tanda tanya, aku tidak pernah pacaran tapi kenapa aku tidak perawan.
“Aku tau ini pasti sulit diterima, tapi aku rasa aku harus jujur”
kata ku lagi sambil tersenyum.
Tidak lama Kai bangkit dari duduknya dan beranjak ke mobil, tanpa berkata apa-apa, aku hanya mengikuti nya. Mungkin dia marah? Atau kesal? Maafkan aku yang memang tak sempurna buat kamu Kai.
Inilah hal yang aku takutkan, kejujuran yang sebenarnya tentang diriku yang sudah tidak perawan, membuatku tak percaya diri bila didekati cowok.
“Ceritakan...aku mau dengar cerita nya”
kata Kai yang melajukan mobilnya.
Orang tua ku memang berpisah sejak aku kecil, walau tinggal dikota yang sama, ayah jarang sekali menengok ku, hanya adik sepupu ayah yang selalu datang diakhir pekan, ayah ku merupakan anak tunggal dan ibu ku anak ke 2 dari 3 bersaudara namun semua keluarganya berada di luar negeri. Sampai aku masuk SMP dia yang selalu ada menemani ku, usianya saat itu 20tahun, dia baru masuk ke universitas besar di Surabaya. Malam itu ibu yang bekerja sebagai manager costultan di salah satu perusahaan besar tidak dapat pulang tepat waktu dan di penghujung pekan diawal bulan si embok juga pulang ke kampungnya. Dan hanya ada aku dan Om Dery, seperti biasa Om Dery membawakan beberapa hadiah dari ayah untuk ku.
“Ibu kamu pulang ta?”
tanya Dery yang duduk di teras depan rumah ku
“Belum om, om mau minum apa?”
tanya ku pada Om Dery.
Dia berperawakan tampan, rajin sholat, seumuran dia memanglah pasti banyak pacarnya.
“Gak usah ta, nanti tak bikin sendiri”
sahut Om Dery yang membuka beberpaa majalah yang ada dimeja.
Hampir tengah malam ibu ku kunjung tidak datang, om Dery memutuskan menginap dirumah ku. Namun hal itu malah dijadikannya kesempatan untuk memperkosa ku.
Saat ku tertidur aku lupa mengunci pintu kamar ku, Dery yang tengah mengendep-endap masuk kedalam kamarku, di bukaknya selimut ku, aku hanya mengenakan piyama berwarna biru hadiah dari ayah bulan lalu. Dengan sigap Dey melucuti pakaian ku, aku hanyalah anak-anak berusia 12tahun saat itu terjadi.
Aku yang kaget karena dia melepas kancing baju ku, hendak teriak namun mulut ku dibekap oleh tanganya yang kuat, seraya menangis aku hanya bisa pasrah Dery mencumbu setiap bagian pada diriku. Membuat ku jijik melihat diriku, rasa menakutkan itu tidak pernah hilang sampai sekarang.
Setelah selesai Dery melampiaskan nafsunya, dia pun pergi tanpa berpamitan, sedangkan aku hanya menangis di pojokan kasur, menutup bagian tubuhku dengan selimut. Perih dan sakit disebagian pahaku juga masih menempel bercak darah perawan ku.
Menangis sejadinya sampai dimana ibu ku kembali dan kaget mendapatiku dengan kondisi tragis. Tidak terima dengan perlakuam Dery ibu menelpon polisi dan menjebloskan nya kepenjara, menghancurkan masa depan nya dengan memuat berita dikoran. Ibu bahkan mantap bercerai dengan ayah, ayah dilarang keras menemui ku, apalagi menghubungi ku, dan ibupun memutuskan pindah ke Jakarta. Membuka lembaran baru membuat ku menghilangkan trauma tersebut.
Kisah ku memang tidaklah indah, namun aku berusaha melupakannya, berusaha membuka hati namun rasa takut jujur kepada orang yang kita kasihi selalu ada dibenak ku. Aku hanya ingin bahagia, aku hanya mau seseorang untuk ku bersandar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ayu Arthamobilindo
😭😭😭😭paman Keng di sun,,,,t tu
2021-08-31
0
Sayangmu
jodoh pasti bertemu sudah mampir Thor ❤️
2021-06-14
1
Intanksm98
😭 Ditaaaa
2021-06-13
1