Takut kehilangan adalah tanda kamu tidak tulus mencintainya, karena jika tulus kamu akan membiarkan dia pergi kemana saja dia mau, bahkan pahitnya jika kamu tahu bahwa dia tidak mencintai mu, karena pada dasarnya mencintai tak harus memiliki, mencintai tidak harus memaksan ego mu sendiri.
Bebaskan hati sendiri terlebih dahulu, tidak perlu menjatuhkan harga diri hanya untuk sesuatu yang memang tidak ditakdirkan untuk mu, bersikap dan berdandan sesuai kepercayaan diri mu, Tuhan tahu dan akan mempertemukan jodoh mu disaat yang tepat.
Memperjuangkan yang layak kamu perjuangkan, dia yang selalu setia kepada mu, selalu ada disaat kau rapuh, itu lah Rendi cowok yang mentato beberapa bagian tubuhnya adalah seorang sad boy, jadi pengagum rahasia Celine sejak mereka masuk kuliah bersamaan dengan Kai.
Rendi tidak kalah tampan dengan Kai, namun Celine lebih menyukai Kai, entah apa yang membuatnya begitu menyukai Kai, Celine bahkan mendekati Rendi agar dia bisa lebih dekat dengan Kai. Namun kedekatan mereka disalah artikan oleh Rendi.
Sampai suatu hari, Rendi menembak Celine namun ditolak, Celine berkata dengan jujur, kalau dirinya lebih menyukai Kai. Walau penolakan yang diterima Rendi, dia tidak pernah menyerah, bahkan dia berusaha menyatukan Kai dan Celine.
Sebenarnya Kai tak pernah menyukai apalagi mencintai Celine, Kai selalu menolaknya bukan karena Celine tidak cantik atau apapun, felling Kai tidak pernah cocok dengan Celine, namun akhirnya Kai menerima Celine yang hampir lompat dari lantai 6 gedung kampus mereka. Rendi yang tidak tahu sebenarnya Celine kenapa berusaha mencari tahu, bahkan obat yang selalu dibawa Celine dicek ke sebuah apotik dan betapa terkejutnya Rendi obat tersebut untuk penenang yang mengalami gangguan kejiwaan seperti bipolar.
Pagi ini aku bangun ditemani deru ombak pantai, hanya beberapa jam aku memejamkan mata, tapi rasa capek ku terbayar dengan pemandangan laut yang indah. Karena hari ini Kai akan sibuk bekerja, ibu ku dan ibunda Kai akan berbelanja, sebelumnya kami akan sarapan bersama di resto yang masih termasuk fasilitas hotel.
Hampir 15 menit kami menunggu Kai, ibu ku dan ibunda Kai yang enggak sabaran, lengkap dengan tas tangan yang dibawa, selepas makan mereka akan bersiap pergi shopping.
“Pagi mi...tan..”
sapa Kai yang baru terlihat lengkap dengan ransel berisi beberapa kamera yang menjadi bawaan wajibnya.
“Pagi sayang....ayuk duduk”
kata ibunya Kai tersenyum.
“Mau ngomongin apaan sih, sampe dikumpulin begini?”
sahut ku yang mulai menyantap sarapan.
“Jadi ibu sama ibunya Kai mau buka usaha resto di Bandung”
jelas ibu ku.
“Bagus dong tan...Kai setuju aja”
sahut Kai sambil menikmati sarapannya.
“peresmiannya sekalian acara pertunangan kalian”
tambah ibunda Kai.
Seketika aku terdiam, tertunduk malu aku merasa ini terlalu cepat, aku masih ingin bersama tanpa ikatan.
“Apa gak terlalu cepat ya mi?”
tanya Kai yang paham betul gerak gerik ku.
“Lebih cepat lebih bagus kan”
sahut ibu ku yang tersenyum menatap ku.
“Kamu gimana Dit?”
tanya Kai yang terlihat santai, bahkan tak tampak terbebani.
“Aku......mau selesaikan skripsi”
jawab ku kagok.
“Enggak tunangan dong namanya...”
sahut ibu ku yang memegang tangan ku.
“Berarti langsung nikah gitu jeng?”
tanya ibunda Kai bersemangat.
“Udah ya mi, tan aku jalan dulu, by”
Kai yang melarikan diri dari diskusi dipagi ini.
Menikah???
Sempat terpikir dibenak ku, apa nantinya Kai dapat ku percaya, apa nantinya dia tidak akan seperti ayah? Begitu susahnya diri ini meyakinkan hati. Aku mulai merasakan benih cinta pertama kalinya dengan Kai namun apa harus secepat itu?
“Dit....”
kata ibu yang menepuk pundak ku.
Aku yang terdiam melamun masalah pernikahan, berdiri di depan resto hotel sambi menunggu supir yang di ceater Kai untuk kami.
“Kamu masih ragu? “
tanya ibu ku yang berdiri di sebelah ku.
“Kita bahas nanti ya bu...”
balas ku yang beranjak menuju sebuah mobil minibus putih.
“Dita masih takut kali jeng”
sahut ibunda Kai dari belakang.
“Sepertinya begitu”
ibuku terlihat cemas akan diri ku, namun aku harap ibu mengerti apa yang aku rasakan.
“Pak Hendi?”
tanya ku pasa bapak-bapak dengan ciri khasnya mengenakan blengkon.
“Njeh mba, pasti mba Dita ya?”
pak Hendi yang balik bertanya.
“Iya pak, susul ibu di loby pak”
sahut ku yang kemudian masuk kedalam mobil.
Malioboro merupakan ikon shopaholic utama kota Jogja, semua di jual lengkap, mulai aneka batik, cinderamata, kaos khas Jogja sampai aksesoris di jual dengan harga kaki lima namun kwalitas dijamin.
Sebenarnya aku tidak terlalu suka berbelanja, aku hanya berdiri dibelakang para ibu-ibu yang berburu belanjaan, yang aku sangat suka dengan Jogja ialah kerajinan logam peraknya.
Karena bosan aku pun kembali ke mobil yang terparkir dihalaman pasar, yang aku ingin hanya berbaring dikamar hotel. Tidak banyak bertanya pak Hendi yang sudah hampir 3 jam menunggu berjalan entah kemana.
Mungkin dikiranya aku tertidur sehingga pak Hendi engan membangunkan ku. Tidak apalah aku akan bilang kepada ibu ketika mereka sudah selesai berbelanja.
Ada hampir 40 menit aku menunggu ibu dan tante, yang ku lakukan hanya mendengarkan musik, melihat profil Kai yang sedari tadi pagi tidak ada mengabariku, untuk mechatting duluan pun aku begitu gengsi. Sampai akhirnya ibu dan ibunda Kai datang dibarengi dengan pak Hendi, tanpa banyak bicara pak Hendi melajukan mobilnya dan kembali ke hotel.
Suasana petang dipantai begitu indah dengan sunset yang berwarna jinga terang, terlihat dari kamar ku, hamparan pasir yang berubah warna gelap menggatikan sinar matahari.
Tok tok...
Suara ketukan pintu kamar ku terdengar jelas, mungkin ibu aku pikir, beranjak dari balkon menuju pintu kamar.Ternyata Kai, pria yang aku tunggu kabarnya seharian ini baru kelihatan.
Tampak lelah Kai berdiri didepan pintu kamarku, tanpa bicara dia langsung menyenderkan kepalanya dipundak ku.
“Kamu kenapa?” tanya ku.
“Makasih honyecomb nya”
sahut kai.
Aku senang Kai berkata begitu, aku bahkan hampir lupa. Aku pun mempersilahkan Kai masuk ke kamar ku, dia bahkan berbaring dikasur ku.
“Kamu mau minum?”
taanya ku pada Kai.
“Apa aja boleh”
sahutnya yang memejamkan mata sambil berbaring.
Di kulkas hanya ada air mineral, namun ku lihat Kai tertidur pulas, engan untuk membangunkannya, aku biarkan dia tertidur sebentar.
Aku duduk disudut kamar banyak hal yang kupikirkan, apa aku harus menjalani hubungan tanpa didasari pengetahuan soal pacaran, kadang hubungan yang bertahun-tahun saja bisa putus apa lagi hubungan yang berdasarkan perjodohan.
Hampir 1 jam Kai tertidur seperti biasanya aku tidak dapat tidur,hanya bisa duduk menonton televisi dan memeriksa beberapa pesan di medsos ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ayu Arthamobilindo
kae sabar dan Des y
2021-08-31
0
Intanksm98
kai ini keliatan dewasa sekali ya.
2021-06-13
1
zsarul_
aku mampor disini juga thorr 🤗
jan lupa baca lagi CONVERGE
dan cerita baru aku EVANESCENT 😍
mari saling support ❤️
thanks
2021-04-10
1