Boleh Tidak ... ?

"Sasa ...."

"Ya Xander?" jawab Sasa yang sedang memarinasi ayam dan daging untuk besok sarapan dan makan malam.

"Apa Sasa biasa memasak di kontrakan?" tanya Xander sambil ngemil Oreo.

"Kalau di kontrakan ya kadang malas lah. Wong yang makan aku doang. Kalau disini kan ada kamu ada papa kamu. Ya masa aku tidak masakin."

Xander mengangguk. "Besok mau masak apa?"

"Kita sarapan ayam goreng ala Sasa. Terus daging sapinya akan dibuat grilled untuk makan malam. Xander besok ikut papa kan? Apa papamu di rumah saja?"

"Aku di rumah saja, Sasa. Kamu kasih tahu saja apa yang sudah kamu siapkan. Bisa jadi dagingnya buat makan siang kita," sahut Xavier yang keluar dari kamar mandi.

"Kamu bisa masak, Xavier ?" tanya Sasa.

"Bisa lah tapi memang bukan model masakan kamu yang ribet." Xavier menghampiri Sasa yang menyimpan daging dan ayam dalam kotak kedap udara.

"Kalau begitu, ini daging sudah aku marinasi dan bisa diolah macam-macam sesuai selera." Sasa menunjukkan ke Xavier. "Terus disini ada udang, ada ...."

Xavier memperhatikan gadis itu sudah membongkar susunan bahan makanan di kulkas menjadi sistematis. Memang deh sugar baby aku ini berbeda!

"Kalau begitu, aku bersih-bersih dulu dan bersiap tidur. Xander, jangan tidur malam-malam!" tegur Sasa sambil mencuci tangannya dan memasukkan kotak-kotak itu sesuai dengan tempatnya.

"Oke Sasa." Xander menyimpan Oreo yang masih tersisa ke dalam kotak khusus camilan dan memeluk Sasa. "Goodnight Sasa."

Sasa membalas pelukan Xander. "Goodnight Xander. Jangan lupa sikat gigi."

Xander memberikan sikap hormat. "Aye aye teacher !" Bocah laki-laki itu berjalan menuju ke ayahnya dan memeluknya. "God natt pappa."

"God natt sønn." Xavier mencium kening Xander seperti kebiasaannya.

Xander pun berjalan menuju kamarnya. "Sasa, kalau mimpi buruk, panggil aku saja," cengirnya membuat Sasa mendelik.

"Dih bocah satu ini," kekeh Sasa. "Jangan lupa berdoa sebelum tidur."

"Oke !" Xander pun masuk ke dalam kamar.

Sasa tersenyum ke arah Xavier. "Aku tilem heula ye ...."

"Hah?"

"Daku tidur dulu. Besok ada list panjang wali murid yang mau wawancara," jawab Sasa.

"Kamu besok naik apa? Biasanya ke sekolah naik apa?" tanya Xavier.

"Naik motor tapi kan aku kesini kemarin pakai ojek online. Jadi besok aku juga naik ojek online. Soal transportasi, itu gampang. Don't worry be happy." Sasa berjalan menuju kamarnya namun menghentikan langkahnya ketika Xavier memanggilnya.

"Sasa, terima kasih sudah mau tinggal bersama kami."

Sasa mengangguk. "Iya. Goodnight Xavier." Gadis itu pun masuk ke dalam kamarnya.

Xavier memandang pintu kamar Sasa yang tertutup. Entah mengapa Sasa itu seperti bukan sugar baby biasa. Xavier tahu yang namanya sugar baby tidak hanya melulu soal s3ks tapi kenyamanan masing-masing pihak. Tapi kalau Sasa dengan cepat bisa membuat aku dan Xander nyaman, apa bisa kita tidak merasa kehilangan kalau sudah kembali ke Oslo?

Xavier menggelengkan kepalanya. Que Sera Sera deh! Pria itu pun masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sasa.

***

Kamar Sasa

"Tutorial menjadi sugar baby .... " Sasa membuka iPadnya. "Elu juga sih Sa. Pede aja mau jadi sugar baby tanpa tahu job desk nya."

Gadis itu lalu membaca semua tentang Sugar Baby dan tertawa kecil karena latar belakangnya adalah rata-rata ekonomi demi gaya hidup. Plus kurang kasih sayang orang tua terutama sosok ayah.

"Lha, kalau di gue kan karena gabut ! Alhamdulillah papa dan mama orang tua terbaik, eyang Kakung dan putri yang awesome. Asli, ini kalau di kasus aku ... Gabut yang berfaedah buat nambah tabungan. Hasil studinya tidak relevan di Salasika Hadiyanto!" kekeh Sasa. "Kacau lu Sa ! Bisa diruqyah ramai-ramai di Bivak ini kalau pada tahu !"

***

Keesokan paginya, Xavier terbangun saat mendengar suara di dapur dan pria itu pun keluar dari kamar. Harum kopi tercium di apartemen mereka dan Xavier melihat Sasa memakai kaos hitam dan celana legging sedang asyik membuat sarapan.

"Pagi Xavier," sapa Sasa.

"Pagi Sasa. Ini jam berapa ?" Xavier melihat jam di dinding. "Baru setengah enam pagi?"

"Iya. Aku kan harus sampai kantor jam tujuh pagi jadi aku siapkan dulu semuanya buat kalian baru aku ke kantor," jawab Sasa.

"Aku subuhan dulu." Xavier pun berbalik masuk kamar.

Sasa menghela nafas panjang. Ya ampun Mr Duda, apa sampeyan tidak sadar kalau cuma pakai celana pendek? Eh? Ada tattoonya di tengkuk? Kok macam Oom Lucky ya? Muka macam orang benar, ternyata ada tattoo.

Sasa sendiri tidak terlalu ambil pusing soal Tattoo karena dia juga punya Oom yang tattoonya nauzubillah sebadan. Saudara sepupunya juga ada tattoonya jadi bukan hal yang aneh.

Suara pintu kamar Xander pun terbuka dan bocah itu masih di fase menyatukan nyawanya. "Pagi Sasa," sapanya sambil tiduran lagi di sofa.

"Pagi Xander. Mau susu coklat, susu putih atau teh ?" tawar Sasa.

"Gampang. Aku masih ngantuk," gumam Xander sambil merem lagi.

"Ayam goreng, tahu goreng, tumis sawi dan sambal ya menu sarapannya. Sudah siap tinggal kalian sarapan. Ada roti, ada cereal. Aku harus pergi kerja." Sasa mencuci tangan setelah meletakkan semua makanan yang sudah dibuatnya di meja makan.

Gadis itu masuk ke dalam kamarnya dan lima belas menit kemudian sudah siap dengan baju bernuansa coklat. Xavier keluar dengan kaos serta celana panjang dan melihat Sasa memakai baju yang dia duga adalah Burberry.

Gadis ini kapan beli Burberry? Apa ....

"Ini bukan Burberry asli, Xavier kalau kamu mau tahu." Sasa menoleh ke arah pria itu. "Belum sempat beli."

Xavier tersenyum smirk. "Kita harus belanja banyak, Sasa."

"Gampang. Yang pertama, aku mau sarapan dulu!" jawab Sasa sambil menuju meja makan. "Biar tetap waras."

Xavier tertawa kecil mendengar ucapan gadis itu. "Apakah kamu terkadang merasa gila?"

"Sometimes," jawab Sasa. "Xander, besok kalau masuk sekolah, nggak boleh gitu lho ya."

Xander hanya menjawab sambil melambaikan tangannya ke Sasa. "Noted miss !"

***

Ditinggal Sasa kerja, Xavier dan Xander yang sudah mandi karena wajib di rumahnya, menikmati masakan Sasa. Ayah dan anak itu mengakui bahwa masakan Sasa sangat enak.

"Pa, kalau kita pulang ke Oslo, apa Sasa bisa ikut sama kita ?" tanya Xander.

"Memang kenapa?"

"Aku suka Sasa. Cantik, pintar dan kocak. Kadang bisa jadi mama, malah kadang macam teman. Memang Sasa baru semalam disini tapi aku sudah suka saja. Rumah jadi ramai."

Xavier tertegun. "Kita lihat dulu perkembangannya, Boy. Oke?"

"Oke papa."

Papa juga suka ada Sasa disini karena membuat suasana menjadi ramai.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

Terpopuler

Comments

Sayem Sayem

Sayem Sayem

tak bantuin doa cpt ada si cupid dtg lepasin panah ny ...sugar baby ala Sasa sangat berfaedah demi nambahin tabungan y Sa..

2025-01-23

5

amilia amel

amilia amel

bentar lagi pasti jadi bucinpak Xavier -nya 🤭🤭🤭

2025-01-23

7

awesome moment

awesome moment

sabar y, xander. tmui baby cupid. arahkan panahnya ke xavi dan sasa. jgn smp melenceng. troos...tikung abis sholat. beres dwh

2025-01-23

4

lihat semua
Episodes
1 Salasika Hadiyanto
2 Gubuk Derita Apa Ya?
3 Lingga Xavier Horance
4 Gynophobia
5 Xavier Pusing
6 Di Gumaya
7 Gabutnya Sasa
8 Biru
9 Pindah
10 Hari Pertama di Apartemen
11 Menyuapi
12 Boleh Tidak ... ?
13 Doa Sebelum Tidur
14 Xavier Kehilangan Sasa
15 Sasa Terkejut
16 Lagi ...
17 Xavier Panik
18 Modus Xavier Berlanjut
19 Bayi Gula Kesayangan
20 Keluarga Cemara ... Eh, Viking
21 Sasa Mau Pulang
22 Demi Terikat
23 Magnet Duda
24 Saingan
25 Duo Duren-Duren ( Simon Le Bon dan John Taylor KW )
26 Ding Dong
27 Rodrigo Tahu Rumah Sasa
28 Saga Pun Berlanjut
29 Kencan
30 Sudah Kudugong !
31 Jodoh Tarik Tambang
32 Xander v Prudence
33 Rencana Dewa
34 Sasa Galau
35 Di Solo
36 Tercyduk
37 Disidang
38 Masih Menggantung
39 Sagara dan Xavier
40 Apa Harus Pergi?
41 Galau Berjamaah
42 Bu Guru Alina
43 Masih di Alila
44 Bisa Gendut
45 Keributan Sasa dan Sagara
46 Prudence Marah
47 Sasa Bersama Rodrigo
48 Rencana Xander
49 Jeg Elsker Deg
50 Shana
51 Rencana Jahat
52 Boleh !
53 Sasa
54 Sagara Ke Semarang
55 Kecurigaan
56 AKBP Victor Sihasale
57 Divisi Kasus Dingin
58 Aksi Divisi Gabut
59 Big Labubu
60 Harta, Kuasa dan Gendakan Jilid Dua
61 Semakin Ngadi-ngadi
62 Rodrigo dan Shana
63 Sagara Ke Polsek
64 Jakarta
65 Dewa Maju
66 Erhan Geli
67 Taubat Pak !
68 Rodrigo Mengajak Shana Makan Siang
69 Sagara dan Polda
70 Puncak Kemarahan Sagara
71 Dikotakkan
72 Yudho Sardono
73 Permintaan Kiswatikah
74 Prudence Melihat Shana
75 Terkejut Siapa Sasa
76 Mbak Lilis
77 Rodrigo Bertemu Pasha
78 Rodrigo Kembali ke Semarang
79 Why Not?
80 Dia Normal
81 Rencana Duo S
82 Begitulah
83 Sama-sama ...
84 Keributan Xander dan Prudence
85 Salah Sambung
86 Shana Ke Semarang
87 Bertiga
88 Rodrigo Menggoda Shana
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Salasika Hadiyanto
2
Gubuk Derita Apa Ya?
3
Lingga Xavier Horance
4
Gynophobia
5
Xavier Pusing
6
Di Gumaya
7
Gabutnya Sasa
8
Biru
9
Pindah
10
Hari Pertama di Apartemen
11
Menyuapi
12
Boleh Tidak ... ?
13
Doa Sebelum Tidur
14
Xavier Kehilangan Sasa
15
Sasa Terkejut
16
Lagi ...
17
Xavier Panik
18
Modus Xavier Berlanjut
19
Bayi Gula Kesayangan
20
Keluarga Cemara ... Eh, Viking
21
Sasa Mau Pulang
22
Demi Terikat
23
Magnet Duda
24
Saingan
25
Duo Duren-Duren ( Simon Le Bon dan John Taylor KW )
26
Ding Dong
27
Rodrigo Tahu Rumah Sasa
28
Saga Pun Berlanjut
29
Kencan
30
Sudah Kudugong !
31
Jodoh Tarik Tambang
32
Xander v Prudence
33
Rencana Dewa
34
Sasa Galau
35
Di Solo
36
Tercyduk
37
Disidang
38
Masih Menggantung
39
Sagara dan Xavier
40
Apa Harus Pergi?
41
Galau Berjamaah
42
Bu Guru Alina
43
Masih di Alila
44
Bisa Gendut
45
Keributan Sasa dan Sagara
46
Prudence Marah
47
Sasa Bersama Rodrigo
48
Rencana Xander
49
Jeg Elsker Deg
50
Shana
51
Rencana Jahat
52
Boleh !
53
Sasa
54
Sagara Ke Semarang
55
Kecurigaan
56
AKBP Victor Sihasale
57
Divisi Kasus Dingin
58
Aksi Divisi Gabut
59
Big Labubu
60
Harta, Kuasa dan Gendakan Jilid Dua
61
Semakin Ngadi-ngadi
62
Rodrigo dan Shana
63
Sagara Ke Polsek
64
Jakarta
65
Dewa Maju
66
Erhan Geli
67
Taubat Pak !
68
Rodrigo Mengajak Shana Makan Siang
69
Sagara dan Polda
70
Puncak Kemarahan Sagara
71
Dikotakkan
72
Yudho Sardono
73
Permintaan Kiswatikah
74
Prudence Melihat Shana
75
Terkejut Siapa Sasa
76
Mbak Lilis
77
Rodrigo Bertemu Pasha
78
Rodrigo Kembali ke Semarang
79
Why Not?
80
Dia Normal
81
Rencana Duo S
82
Begitulah
83
Sama-sama ...
84
Keributan Xander dan Prudence
85
Salah Sambung
86
Shana Ke Semarang
87
Bertiga
88
Rodrigo Menggoda Shana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!