Doa Sebelum Tidur

Sasa menyelesaikan semua pekerjaannya dan setelahnya dia kembali ke kontrakannya untuk mengambil motornya. Bukan apa-apa, dia lebih suka jalan sendiri naik motor apalagi kalau hanya ke sekolah atau supermarket dekat apartemen Xavier. Sasa juga mengambil bahan makanan dari kulkasnya untuk nanti dibagi-bagikan ke orang-orang yang membutuhkan seperti pemulung atau petugas orange.

"Sayang kalau dibiarkan disini dan bisa layu sayurnya. Apalagi aku juga habis belanja sebelum minggat ke rumah duda Viking itu," gumam Sasa sambil memasukkan per kantong plastik baik daging yang sudah dia bumbui, sayur, nugget ataupun frozen food lainnya. Sasa tidak tahu kapan dia akan pulang karena dia harus komitmen menjadi bayi gula Jawa. Dan ternyata seseru itu bersama bapak dan anak yang kacau juga.

Sasa sudah mengikat di kantong plastik yang ada sepuluh bungkus, lalu dia memeriksa semua kontrakannya. Setelah dirasa aman, gadis itu pun keluar dari kontrakan, menguncinya dan mencari mangsa untuk diberikan bahan makanan itu. Ada ibu-ibu pengemis, tukang parkir dan pemulung yang sudah dia berikan lalu Sasa kembali ke gedung apartemen Xavier.

***

"Kok Sasa belum pulang ya?" gumam Xander sambil melihat arah luar jendela apartemennya.

"Paling masih sibuk di sekolah. Kan dua Minggu lagi kamu masuk, Boy," ucap Xavier yang sudah memasak untuk makan malam mereka. "Kamu kalau sudah lapar, makan saja dulu."

Xander menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam. Kemana Sasa? "Nanti saja nunggu Sasa, papa. Kasihan kalau ditinggal makan kita."

"Ya sudah. Kita tunggu sepuluh menit baru kita makan ya."

Xander mengangguk. "Semoga tidak ada apa-apa di jalan ya Papa."

"Aamiin." Xavier menoleh ke smartwatch nya yang dipakai saat dirinya nge-gym tadi. Kemana gadis itu?

Tak lama suara pintu apartemen terbuka dan Sasa pun masuk sambil membawa helm membuat Xavier dan Xander menoleh. Keduanya terkejut karena Sasa membawa helm pink nya.

"Kamu kemari naik motor?" seru Xavier terkejut karena Sasa balik ke gubuknya dulu.

"Lha memang itu yang punya buat trasnportasi. Kan lebih praktis kalau ke Gelael atau Superindo tinggal naik motor. Biasanya aku juga begitu kok," jawab Sasa cuek. "Jangan suruh aku beli mobil, Xavier, atau kamu mau belikan. Don't! Aku lebih suka kepraktisan."

Xavier menghela nafas panjang. Mungkin motornya juga punya nilai historisnya jadi jiwa sentimental Sasa muncul.

"Ya sudah. Kamu bersih-bersih dulu, kita makan malam sebentar lagi," ucap Xavier.

"Wokeh. Tunggu ya, aku akan mandi dengan kilat khusus!" jawab Sasa sambil masuk ke dalam kamarnya.

Xavier dan Xander hanya menggelengkan kepala mereka melihat gadis itu dengan gaya amburadul. Meskipun demikian, keduanya merasa lega Sasa sudah sampai di rumah dengan selamat.

***

"Aku harus memeriksa rumah aku dulu, membagi-bagikan bahan makanan yang sudah aku stok di kulkas buat seminggu karena tidak menyangka akan tinggal bersama kalian. Sayang lah kalau nanti kelamaan di kulkas jadi aku bagi rata, terus aku berikan pada orang-orang yang kurang beruntung," cerita Sasa.

Kedua ayah dan anak itu tidak menyangka jika Sasa akan melakukan acara amal seperti yang dia ceritakan. Gadis ini termasuk miskin tapi masih memberikan sedekah setelah dia mendapatkan uang banyak. - batin Xavier.

"Bagus tuh Sasa. Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita, bukan?" senyum Xander. "You're the best teacher !"

"Bukan best teacher tapi bagaimana seorang manusia saling berbuat baik kepada manusia lain. Aku selalu bersyukur bahwa aku banyak keberuntungan, banyak berkah selama aku hidup. Jika orang lain melihat aku banyak kekurangan tapi aku melihat aku banyak kelebihan. Mindset kita harus berubah. Kalau orang lain melihat 'oh, you're nothing', kita harus mendoktrin diri kita sendiri. 'Hey, you're something lho.' Tidak ada manusia diciptakan Allah itu nothing kecuali memang super nothing macam penjahat. Eh, tapi penjahat juga something karena kita bisa tahu ternyata ada orang yang punya otak terbalik macam itu!" papar Sasa panjang lebar.

Xavier menatap wajah Sasa yang tampak cool saat membicarakan prinsipnya. "Karena itulah kamu selalu percaya diri?"

Sasa mengangguk. "Orang yang dilihat apa sih? Penampilan kan? Gini deh, kalau penampilan kamu keren, dengan perhiasan macam toko emas berjalan minta dijambret, pasti kamu bilang 'oh dia orang kaya'. Tapi kita tidak tahu dia kaya beneran atau kaya dari hasil nipu? Tapiii, kalau kamu memang sudah beneran kaya dari brojol, mereka malah jarang pamer apa yang kamu punya. Orang old money tidak suka pamer karena, we don't need validation! Tidak perlu harus dipuji sana sini karena buat apa? Paling keren itu kalau dipuji Allah ... Dengan apa? Dengan memberikan banyak rejeki dan barokahnya karena kita tidak pernah meninggalkan Dia. Tidak harus fanatik tapi sesuai dengan akidahnya. Jauhi laranganNya, patuhi peruntahNya."

"Tapi Sasa tinggal bareng sama kami?" ucap Xander.

"Anggap saja aku jadi baby sitter merangkap guru kamu plus koki. Lagipula, aku tinggal disini kan membantu kalian secara profesional dan tidak ada hubungan asmara sama papa kamu, Xander. Kita itu macam roommate yang mutualism simbiosis. Betul pak Xavier ?" kerling Sasa.

Xavier tidak menjawab namun matanya menatap lurus ke mata coklat Sasa. Entah kenapa Xavier agak tidak rela mendengar ucapan Sasa.

***

Kamar Xander

"Benar papa tidak ada hubungan asmara dengan Sasa ?" tanya Xander sambil tiduran bersama Xavier. Sudah menjadi kebiasaannya, ayah dan anak itu saling mengobrol sebelum tidur apalagi kalau Xavier pulang larut di Oslo. Pria itu menyempatkan diri untuk bersama dengan Xander meskipun lima menit sebelum tidur.

"Tidak ada. Papa dan Sasa kan baru dua hari bersama kan serumah. Tidak seperti di film-film, kenal, tidur bersama dan tinggal bersama. Kamu dengar sendiri kan. Sasa menganggap ini sebagai pekerjaan untuk menambah uang tabungannya. Gaji guru seberapa sih Xander? Kecil lho. Wajar jika Sasa mau menerima tawaran papa." Xavier mengusap rambut coklat Xander. Wajah putranya sangat mirip dengan almarhum istrinya.

"Kalau papa lama-lama jatuh cinta sama Sasa, aku tidak masalah. Sasa terkadang model guru tapi dia juga ada benarnya Pa. Plus, aku tahu mama tidak kembali dan papa sudah lama sendirian ..."

Xavier mencium kening Xander. "Jangan terlalu banyak berharap. Mungkin Sasanya baik tapi bagaimana orang tuanya, kita tidak tahu kan? Belum tentu mereka mau menerima papa yang duda dan bawa anak."

Xander tercenung. "Iya juga Pa."

"Sudah, kamu bobok. Kita lihat saja perkembangannya."

Xander mengangguk dan memejamkan matanya. Ya Allah, tolong dalam waktu enam bulan ini, buat papa dan Sasa saling jatuh cinta. Kedua orangtuanya Sasa juga tidak keberatan. Aamiin.

***

yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

Terpopuler

Comments

Ibu² kang Halu🤩

Ibu² kang Halu🤩

aku suka gayamu xpander, meminta lewat jalur langit agar buapakmu dan si tepung bisa bersama. tapi bersabar ya, karena menghadapi eyang Dewa dan pak gara loh ini😄😄

2025-01-25

4

Sayem Sayem

Sayem Sayem

aamiin ya rabbal alamim 🤲🤲 mg doa Xander d kabul kn ...andai vier tau siapa Sasa yakin dech bakalan pengsan tu hot duda

2025-01-25

5

D_wiwied

D_wiwied

miskin kan itu menurutmu xav.. kenyataannya sasa si tepung bumbu itu tajir melintir

2025-01-25

5

lihat semua
Episodes
1 Salasika Hadiyanto
2 Gubuk Derita Apa Ya?
3 Lingga Xavier Horance
4 Gynophobia
5 Xavier Pusing
6 Di Gumaya
7 Gabutnya Sasa
8 Biru
9 Pindah
10 Hari Pertama di Apartemen
11 Menyuapi
12 Boleh Tidak ... ?
13 Doa Sebelum Tidur
14 Xavier Kehilangan Sasa
15 Sasa Terkejut
16 Lagi ...
17 Xavier Panik
18 Modus Xavier Berlanjut
19 Bayi Gula Kesayangan
20 Keluarga Cemara ... Eh, Viking
21 Sasa Mau Pulang
22 Demi Terikat
23 Magnet Duda
24 Saingan
25 Duo Duren-Duren ( Simon Le Bon dan John Taylor KW )
26 Ding Dong
27 Rodrigo Tahu Rumah Sasa
28 Saga Pun Berlanjut
29 Kencan
30 Sudah Kudugong !
31 Jodoh Tarik Tambang
32 Xander v Prudence
33 Rencana Dewa
34 Sasa Galau
35 Di Solo
36 Tercyduk
37 Disidang
38 Masih Menggantung
39 Sagara dan Xavier
40 Apa Harus Pergi?
41 Galau Berjamaah
42 Bu Guru Alina
43 Masih di Alila
44 Bisa Gendut
45 Keributan Sasa dan Sagara
46 Prudence Marah
47 Sasa Bersama Rodrigo
48 Rencana Xander
49 Jeg Elsker Deg
50 Shana
51 Rencana Jahat
52 Boleh !
53 Sasa
54 Sagara Ke Semarang
55 Kecurigaan
56 AKBP Victor Sihasale
57 Divisi Kasus Dingin
58 Aksi Divisi Gabut
59 Big Labubu
60 Harta, Kuasa dan Gendakan Jilid Dua
61 Semakin Ngadi-ngadi
62 Rodrigo dan Shana
63 Sagara Ke Polsek
64 Jakarta
65 Dewa Maju
66 Erhan Geli
67 Taubat Pak !
68 Rodrigo Mengajak Shana Makan Siang
69 Sagara dan Polda
70 Puncak Kemarahan Sagara
71 Dikotakkan
72 Yudho Sardono
73 Permintaan Kiswatikah
74 Prudence Melihat Shana
75 Terkejut Siapa Sasa
76 Mbak Lilis
77 Rodrigo Bertemu Pasha
78 Rodrigo Kembali ke Semarang
79 Why Not?
80 Dia Normal
81 Rencana Duo S
82 Begitulah
83 Sama-sama ...
84 Keributan Xander dan Prudence
85 Salah Sambung
86 Shana Ke Semarang
87 Bertiga
88 Rodrigo Menggoda Shana
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Salasika Hadiyanto
2
Gubuk Derita Apa Ya?
3
Lingga Xavier Horance
4
Gynophobia
5
Xavier Pusing
6
Di Gumaya
7
Gabutnya Sasa
8
Biru
9
Pindah
10
Hari Pertama di Apartemen
11
Menyuapi
12
Boleh Tidak ... ?
13
Doa Sebelum Tidur
14
Xavier Kehilangan Sasa
15
Sasa Terkejut
16
Lagi ...
17
Xavier Panik
18
Modus Xavier Berlanjut
19
Bayi Gula Kesayangan
20
Keluarga Cemara ... Eh, Viking
21
Sasa Mau Pulang
22
Demi Terikat
23
Magnet Duda
24
Saingan
25
Duo Duren-Duren ( Simon Le Bon dan John Taylor KW )
26
Ding Dong
27
Rodrigo Tahu Rumah Sasa
28
Saga Pun Berlanjut
29
Kencan
30
Sudah Kudugong !
31
Jodoh Tarik Tambang
32
Xander v Prudence
33
Rencana Dewa
34
Sasa Galau
35
Di Solo
36
Tercyduk
37
Disidang
38
Masih Menggantung
39
Sagara dan Xavier
40
Apa Harus Pergi?
41
Galau Berjamaah
42
Bu Guru Alina
43
Masih di Alila
44
Bisa Gendut
45
Keributan Sasa dan Sagara
46
Prudence Marah
47
Sasa Bersama Rodrigo
48
Rencana Xander
49
Jeg Elsker Deg
50
Shana
51
Rencana Jahat
52
Boleh !
53
Sasa
54
Sagara Ke Semarang
55
Kecurigaan
56
AKBP Victor Sihasale
57
Divisi Kasus Dingin
58
Aksi Divisi Gabut
59
Big Labubu
60
Harta, Kuasa dan Gendakan Jilid Dua
61
Semakin Ngadi-ngadi
62
Rodrigo dan Shana
63
Sagara Ke Polsek
64
Jakarta
65
Dewa Maju
66
Erhan Geli
67
Taubat Pak !
68
Rodrigo Mengajak Shana Makan Siang
69
Sagara dan Polda
70
Puncak Kemarahan Sagara
71
Dikotakkan
72
Yudho Sardono
73
Permintaan Kiswatikah
74
Prudence Melihat Shana
75
Terkejut Siapa Sasa
76
Mbak Lilis
77
Rodrigo Bertemu Pasha
78
Rodrigo Kembali ke Semarang
79
Why Not?
80
Dia Normal
81
Rencana Duo S
82
Begitulah
83
Sama-sama ...
84
Keributan Xander dan Prudence
85
Salah Sambung
86
Shana Ke Semarang
87
Bertiga
88
Rodrigo Menggoda Shana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!