Gynophobia

Xavier menghampiri Sasa yang hari ini tampak jauh berbeda dibandingkan saat mereka pertama kali bertemu. Tidak ada jeans belel yang sudah minta dipensiunkan karena sudah sobek-sobek, kaos dengan warna pudar dan Converse yang bisa bunuh diri di pojokan sebab nauzubillah buluknya. Siang ini Sasa memakai blus bunga-bunga kecil bewarna biru navy, celana panjang pantolan hitam dan sepatu kerja model flat bewarna hitam. Xavier memperkirakan gadis ini memiliki tinggi 169 atau 170cm dibandingkan dengan dirinya yang bertinggi 185cm.

"Apakah aku bisa berbicara dengan kepala sekolahnya?" tanya Xavier ke Sasa yang masih terbengong bengong.

"Oh, Miss Faustine sedang tidak masuk hari ini tapi apa benar Xander mau sekolah disini?" tanya Sasa bingung.

"Iya !" ucap Xander semangat sambil terus memeluk Sasa.

"Eh, bocil, kenapa meluk-meluk calon guru kamu? Tidak patut bocil !" pendelik Sasa ke Xander yang tertawa karena menurutnya wajah guru cantik itu menggemaskan.

"Papa, ayo aku didaftarkan!" pinta Xander yang melepaskan pelukannya ke Sasa tapi gantian menggandeng tangan gadis itu.

"Apa papanya Xander mau lihat sekolahnya dulu ?" tawar Sasa daripada nanti dia kena komplain Xavier kalau sekolahnya tidak cocok untuk Xander.

Xavier mengangguk. "Boleh deh."

Sasa hendak mengajak Xavier dan Xander tour tapi driver online yang membawakan kopinya datang. Gadis itu menerimanya dan kembali ke ayah dan anak yang menunggunya.

"Maaf ya. Saya agak mengantuk tadi jadi pesan kopi," senyum Sasa.

Xavier melirik ke arah kopi yang dibeli Sasa. Kopi satu, roti dua. Gadis ini makan siang cuma pakai itu?

"Mr Ho ...?"

"Horance," jawab Xavier.

"Oh oke. Mr Horance, ini lapangan yang biasa dipakai untuk upacara, kegiatan olahraga umum, sebelah sana lapangan basket, lalu lapangan volley yang bisa dikamuflase lapangan badminton tergantung konteks," ucap Sasa sambil memperlihatkan fasilitas outdoor. "Buat anak TK ada Playground sendiri gedung terpisah."

"Aku bukan anak TK, Sasa," protes Xander.

"Aku tahu, aku hanya kasih tahu biar tahu jadi intinya tahu !" jawab Sasa dengan bahasa Indonesia membuat Xander melongo.

"Hah?"

"I know, I'm just telling you so you know, so the point is you know," jawab Sasa. "Padahal kalau versi Indonesianya lebih kocak."

Xavier tersenyum simpul karena tahu maksud Sasa. Tidak sia-sia sebelum ke Semarang belajar bahasa Indonesia dulu meskipun belum terlalu fasih.

"Eh Xander. Kamu tahu nggak, kenapa ayam jago kalau kukuruyuk matanya merem?" tanya Sasa.

"Karena menjiwai?" jawab Xander.

"Salah. Karena dia sudah hapal!" jawab Sasa dengan muka yakin.

Sontak Xavier dan Xander terbahak. "Joke kamu garing !" kekeh Xavier.

"Tapi tetap kalian tertawa kan?" kerling Sasa dengan wajah usil. "Ayo, aku ajak melihat kelas-kelasnya."

***

"Siapa yang dibawa Sasa ? Mana anak bulenya itu digandeng lagi tangannya?" tanya Yetty, salah satu guru yang iri dengan fisik dan kecerdasan Sasa.

Sasa memang tidak langsing tapi seksih. Tubuh cucu Dewa Hadiyanto itu termasuk body goals dengan tidak terlalu kurus tapi juga tidak terlalu gemuk. Sasa memiliki dada dan bemper yang padat hingga membuat semakin menarik ditunjang dengan badan tinggi untuk ukuran wanita Indonesia. Wajahnya lebih sering make up tipis tapi tetap cantik ( karena memang dasarnya kecantikannya nurun dari ibunya, Khadijah ).

Banyak guru wanita yang iri jadi tidak heran jika mereka berbuat seenaknya ke gadis itu. Apalagi dia terlihat dari keluarga menengah cenderung ke bawah. Bajunya juga biasa, tidak pakai perhiasan hanya anting emas kecil di kedua telinganya plus ponselnya juga model jadul. Jam tangan nya juga hanya Baby-G, bukan smartwatch.

"Calon murid mungkin. Eh tapi papanya ganteng lho. Bule ganteng," timpal Nina.

"Kemana ibunya ya ?" tanya Yetty. "Aku hampiri deh !"

"Kalau dia duda?"

"Akan aku embat !" seringai Yetty yang memang jomblo.

***

"Jadi ini ruang kelasnya. Satu ruang hanya ada dua puluh anak agar guru bisa fokus dalam mengajar siswanya. Mata pelajaran disini kita ambil model Ame ..."

"Siapa ini Sasa? Boleh dong diperkenalkan?" ucap Yetty membuat Sasa menoleh.

Datang juga kau Pai Shu Chen ! Tapi elu Hēi shé èmó ( siluman ular hitam )! - batin Sasa.

"Oh calon siswa dan ayahnya," jawab Sasa apa adanya.

"Bagaimana jika saya yang akan melanjutkan tournya, Miss Sasa masih guru ba ..."

"I don't want you ( aku tidak mau kamu )!" ucap Xander yang tahu ayahnya pasti akan kena serangan panik.

Sasa melihat wajah Xavier agak memucat dan keringat mulai muncul di keningnya. Pria ini kenapa ? Padahal tadi baik-baik saja.

"Tapi ..."

"I don't want you !" hardik Xander lagi. "Je veux juste Miss Sasa ( aku hanya mau miss Sasa )! Cette personne est très difficile à connaître ( orang ini susah sekali dikasih tahu )!"

Yetty menatap Sasa karena dia tidak paham bahasa Perancis.

"Dia hanya mau denganku. Mending miss Yetty kembali saja ke ruangan karena bisa kehilangan calon siswa nanti," senyum Sasa yang harus menahan emosi karena Xander berbicara kasar dalam bahasa Perancis.

Yetty mendengus dan pergi meninggalkan Sasa, Xavier dan Xander. Sasa menghembuskan nafas lega tapi dirinya menoleh ke arah Xavier yang seperti terkena serangan panik dan menggenggam tangannya erat.

"Anda baik-baik saja?" tanya Sasa.

"Papa ! Pappa, la oss sette oss ned først ( ayo kita duduk dulu )," ajak Xander sambil menggandeng tangan Xavier yang bebas.

"Aku nggak paham bahasa Viking," ucap Sasa sambil masuk ke dalam ruang kelas yang kosong.

"Ajak papa duduk dulu, Sasa."

Xavier akhirnya duduk di kursi kelas dan Xander membantu melepaskan jas papanya sementara tangan Xavier tetap menggenggam tangan Sasa.

"Saya cuma ada Es latte ... Mr Horance, tolong tangan saya jangan dipegang terus, saya tidak bisa mengambil kopinya." Sasa bisa melihat wajah memelas Xavier dan perlahan genggaman tangan itu terlepas. Sasa mengeluarkan kopinya dan mengambil tutupnya. "Maaf tidak ada sedotan."

"Ti ... tidak apa-apa ...." Xavier mengambil gelas kopi itu dengan tangan gemetar hingga Xander memegang tangan papanya agar tidak tumpah dan pria itu meminumnya.

Xavier agak sedikit tenang setelah minum es latte milik Sasa.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Sasa. "Papa kamu kenapa Xander ?"

Xander menatap papanya seperti meminta ijin untuk memberitahukan kondisinya.

"Cerita saja Xander ... Tidak apa-apa."

Xander menatap Sasa dengan wajah serius. "Papa punya gynophobia."

Sasa melongo. "Gynophobia? Phobia pada wanita?"

"Iya. Papa dulu hanya bisa dekat ke mama saja. Tapi semenjak mama tiada, phobia papa kembali lagi."

Sasa menatap Xavier. "Sama aku tidak phobia?"

"Tidak ...."

"Kok bisa ?"

"Aku tidak tahu," jawab Xavier.

Sasa mengernyitkan dahinya. "Apa karena aku wanita jadi-jadian?" cengirnya membuat ayah dan anak itu shock.

"Really?"

Sasa tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai keduanya.

Ayah dan anak itu hanya menatap sebal ke Sasa.

***

Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

sefi dwi handriyantin

sefi dwi handriyantin

Sasa usil banget sih.. Xander dan Xavier sudah shock tuh.. dasar cucunya pak Dewa..

2025-01-15

7

amilia amel

amilia amel

sasa.... maksudmu dengan kata wanita jadi jadian itu bences ya...

usil banget si sasa tepung bumbu serbaguna 😂😂😂

2025-01-15

5

Sayem Sayem

Sayem Sayem

duh ileh neng Sasa teh meni usil pisan...andai kn para staff rekan kerja ny tau siapa Sasa yakin bakalan bnyk penjilat ny secara keluarga Sasa kaya raya

2025-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Salasika Hadiyanto
2 Gubuk Derita Apa Ya?
3 Lingga Xavier Horance
4 Gynophobia
5 Xavier Pusing
6 Di Gumaya
7 Gabutnya Sasa
8 Biru
9 Pindah
10 Hari Pertama di Apartemen
11 Menyuapi
12 Boleh Tidak ... ?
13 Doa Sebelum Tidur
14 Xavier Kehilangan Sasa
15 Sasa Terkejut
16 Lagi ...
17 Xavier Panik
18 Modus Xavier Berlanjut
19 Bayi Gula Kesayangan
20 Keluarga Cemara ... Eh, Viking
21 Sasa Mau Pulang
22 Demi Terikat
23 Magnet Duda
24 Saingan
25 Duo Duren-Duren ( Simon Le Bon dan John Taylor KW )
26 Ding Dong
27 Rodrigo Tahu Rumah Sasa
28 Saga Pun Berlanjut
29 Kencan
30 Sudah Kudugong !
31 Jodoh Tarik Tambang
32 Xander v Prudence
33 Rencana Dewa
34 Sasa Galau
35 Di Solo
36 Tercyduk
37 Disidang
38 Masih Menggantung
39 Sagara dan Xavier
40 Apa Harus Pergi?
41 Galau Berjamaah
42 Bu Guru Alina
43 Masih di Alila
44 Bisa Gendut
45 Keributan Sasa dan Sagara
46 Prudence Marah
47 Sasa Bersama Rodrigo
48 Rencana Xander
49 Jeg Elsker Deg
50 Shana
51 Rencana Jahat
52 Boleh !
53 Sasa
54 Sagara Ke Semarang
55 Kecurigaan
56 AKBP Victor Sihasale
57 Divisi Kasus Dingin
58 Aksi Divisi Gabut
59 Big Labubu
60 Harta, Kuasa dan Gendakan Jilid Dua
61 Semakin Ngadi-ngadi
62 Rodrigo dan Shana
63 Sagara Ke Polsek
64 Jakarta
65 Dewa Maju
66 Erhan Geli
67 Taubat Pak !
68 Rodrigo Mengajak Shana Makan Siang
69 Sagara dan Polda
70 Puncak Kemarahan Sagara
71 Dikotakkan
72 Yudho Sardono
73 Permintaan Kiswatikah
74 Prudence Melihat Shana
75 Terkejut Siapa Sasa
76 Mbak Lilis
77 Rodrigo Bertemu Pasha
78 Rodrigo Kembali ke Semarang
79 Why Not?
80 Dia Normal
81 Rencana Duo S
82 Begitulah
83 Sama-sama ...
84 Keributan Xander dan Prudence
85 Salah Sambung
86 Shana Ke Semarang
87 Bertiga
88 Rodrigo Menggoda Shana
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Salasika Hadiyanto
2
Gubuk Derita Apa Ya?
3
Lingga Xavier Horance
4
Gynophobia
5
Xavier Pusing
6
Di Gumaya
7
Gabutnya Sasa
8
Biru
9
Pindah
10
Hari Pertama di Apartemen
11
Menyuapi
12
Boleh Tidak ... ?
13
Doa Sebelum Tidur
14
Xavier Kehilangan Sasa
15
Sasa Terkejut
16
Lagi ...
17
Xavier Panik
18
Modus Xavier Berlanjut
19
Bayi Gula Kesayangan
20
Keluarga Cemara ... Eh, Viking
21
Sasa Mau Pulang
22
Demi Terikat
23
Magnet Duda
24
Saingan
25
Duo Duren-Duren ( Simon Le Bon dan John Taylor KW )
26
Ding Dong
27
Rodrigo Tahu Rumah Sasa
28
Saga Pun Berlanjut
29
Kencan
30
Sudah Kudugong !
31
Jodoh Tarik Tambang
32
Xander v Prudence
33
Rencana Dewa
34
Sasa Galau
35
Di Solo
36
Tercyduk
37
Disidang
38
Masih Menggantung
39
Sagara dan Xavier
40
Apa Harus Pergi?
41
Galau Berjamaah
42
Bu Guru Alina
43
Masih di Alila
44
Bisa Gendut
45
Keributan Sasa dan Sagara
46
Prudence Marah
47
Sasa Bersama Rodrigo
48
Rencana Xander
49
Jeg Elsker Deg
50
Shana
51
Rencana Jahat
52
Boleh !
53
Sasa
54
Sagara Ke Semarang
55
Kecurigaan
56
AKBP Victor Sihasale
57
Divisi Kasus Dingin
58
Aksi Divisi Gabut
59
Big Labubu
60
Harta, Kuasa dan Gendakan Jilid Dua
61
Semakin Ngadi-ngadi
62
Rodrigo dan Shana
63
Sagara Ke Polsek
64
Jakarta
65
Dewa Maju
66
Erhan Geli
67
Taubat Pak !
68
Rodrigo Mengajak Shana Makan Siang
69
Sagara dan Polda
70
Puncak Kemarahan Sagara
71
Dikotakkan
72
Yudho Sardono
73
Permintaan Kiswatikah
74
Prudence Melihat Shana
75
Terkejut Siapa Sasa
76
Mbak Lilis
77
Rodrigo Bertemu Pasha
78
Rodrigo Kembali ke Semarang
79
Why Not?
80
Dia Normal
81
Rencana Duo S
82
Begitulah
83
Sama-sama ...
84
Keributan Xander dan Prudence
85
Salah Sambung
86
Shana Ke Semarang
87
Bertiga
88
Rodrigo Menggoda Shana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!