"Jadi kak Mauryn wanita itu?" Abi menyerah. Ia sudah tidak tahan lagi menahan rasa penasaran yang ia tahan sejak tadi siang. Dan akhirnya menyerah dimalam hari ini. Saat mereka akan tidur.
"Aku lelah Bie" Nicho menutup matanya dengan sebelah tangannya.
"Apa yang mengakibatkan kau dan kak Mauryn putus?" Ia sudah mengingat terakhir kali ia bertemu dengan Mauryn adalah saat wanita itu menangis tersedu-sedu di kamar kakaknya. Mauryn saat itu terlihat sangat rapuh dan berantakan. Sekarang ia berfikir apa Nicho yang menjadi penyebab Mauryn menangis waktu itu? Lalu apa yang membuat Nicho ingin mengakhiri hidupnya?
"Tidurlah Bie"
"Dia yang mengakhiri atau kau yang mengakhiri"
"Selamat malam Bie"
"Aku akan meminta kak Mauryn menceritakannya padaku" Abi beranjak dari tempatnya berniat ingin menghubungi Mauryn.
"Dia yang meninggalkan ku. Dia yang memilih pergi dengan pria itu. Dia yang berkhianat" Suara berat Nicho memghentikan langkah Abi. Abi menoleh menatap Nicho. Terlihat jelas kemarahan dan kebencian di wajah nya.
"Itu artinya kau sangat mencintainya sampai kau berfikir ingin mengakhiri hidup mu" percayalah Abi merasakan hatinya berdenyut mengatakan kalimat itu. Kalimat bahwa Nicholas mencintai wanita lain. Ya Abi akui Mauryn adalah wanita yang sangat cantik, anggun dan sangat dewasa. Berbeda dengan dirinya yang tidak ada manis-manis nya sama sekali.
"Sudah ku katakan kau salah faham waktu itu Bie. Aku tidak sebodoh itu mengakhiri hidup ku hanya karna satu wanita yang tidak penting"
"Jika dia tidak penting kenapa kau sampai frustasi begitu"
Nicho menghela nafas kasar
"Ok. Saat itu dia memang penting tapi sekarang tidak!"
"Apa kau mencintainya?"
"Dulu"
Abi menggigit bibirnya. Perasaan tidak nyaman dihatinya itu datang lagi. Perasan takut akan kehilangan.
Wajar aku takut kehilangannya, dia suamiku. Abi menepis rasa tidak nyaman itu
"Bagaimana dengan sekarang?" jantung Abi berdebar menunggu jawaban Nicho. Bisa saja hubungan yang berakhir tidak jelas terjalin kembali, melihat bagaimana tadi Mauryn menatap Nicho. Dan namanya pria bisa saja luluh melihat kerapuhan seorang wanita. Apa lagi wanitanya cantik seperti Mauryn. Dan Nicho tidak terkecuali dari pria yang mungkin saja akan luluh dihadapan Mauryn mengingat mereka pernah bersama.
"Sekarang aku hanya mencintaimu. Hanya ada kau disini" Nicho menunjuk dadanya.
"Sekarang dan selamanya" Nicho menatap Abi dengan tatapan meyakinkan.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan ku tapi kau selalu membuat ku percaya dengan ucapan mu" Abi tersenyum. Jujur hatinya menghangat mendengar ucapan Nicho. Dan ketakutan nya sedikit demi sedikit menghilang. Abi merasa ketakutannya itu wajar mengingat umur pernikahan mereka yang masih terhitung jari. Tidak lucu jika pernikahan yang masih baru itu harus bermasalah hanya karena cinta masa lalu suaminya yang belum kelar. Ia cukup tahu diri pertahanan nya belum cukup kuat untuk menjamin Nicho tetap memilihnya dan tetap berdiri disampingnya. Jadi untuk itu ia mempertanyakan perasaan Nicho. Dan ternyata jawaban Nicho membuatnya cukup senang. Ia bisa bernafas lega.
"Kapan kau akan memberikannya?" Nicho mengganti topik
"Sabar lah. Sebentar lagi. Aku masih belajar mengenalmu" Abi mengerti apa yang dimaksud Nicho. Malam pertama mereka.
"Kita sudah berpelukan dan bahkan berciuman dan kau masih mengatakan belajar mengenal ku. Bukan kah itu terdengar lucu"
"Aku mengantuk! ayo kita tidur" Abi merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya
"Baiklah. Aku akan bersabar" Nicho menarik tubuh Abi agar mendekat kepadanya. Membenamkan wajahnya di punggung wanita itu
"Jangan pernah meninggalkan ku Bie"
"Dan jangan pernah mengkhianati ku"
Jantung Abi berdesir. Untung saja ia memunggungi Nicho jika tidak Nicho akan melihat wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.
"Aku tidak akan kuat melihat mu dengan pria lain"
"Aku pasti akan gila" lirihnya
"Aku tidak akan kemana-mana. Aku adalah istrimu dan aku adalah milikmu"Abi mengusap tangan Nicho yang melingkar diperutnya.
"Aku justru khawatir kau yang akan berpaling dari ku" gumam Abi. Abi memutar tubuhnya ketika tidak mendengar jawaban dari Nicho. Ia tersenyum ternyata Nicho sudah tertidur. Abi membelai wajah Nicho
"Maafkan aku yang belum memberikan hak mu. Aku takut jika aku memberikannya aku jatuh terlalu dalam karna tanpa kau melakukan apa-apa dalam waktu singkat aku sudah jatuh hati pada mu lagi. Tanpa ku sadari kau sudah ada didalam sini" Abi memegang dadanya.
"Dan kau tahu aku sangat bersyukur Paman itu adalah dirimu. Bagaimana bisa aku tidak mengenali mu. Padahal butuh waktu lama bagiku untuk melupakan Paman tampan itu. Percaya lah aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu waktu itu. Saat itu kau terlihat sangat kacau tapi tidak mengurangi ketampanan mu sama sekali. Berkali-kali aku sengaja berhenti dijembatan itu berharap aku bisa bertemu dengan mu lagi tapi ternyata kau tidak pernah muncul. Siapa yang menyangka ternyata selama ini kau memperhatikan ku dan sekarang kau bahkan menjadi suami ku"
"Benarkah?" Tiba-tiba Nicho sudah membuka matanya. Menatap dalam kedua mata Abi. Mencari kebanaran disana. Abi yang terpaku sesat tiba-tiba menyadari situasinya.
"Akhh..." pekiknya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sementara kaki nya menendang tubuh Nicho hingga terjungkal ke lantai
"Kau mengerjaiku" Abi masuk kedalam selimut. Menyembunyikan seluruh tubuhnya.
"Katakan lagi sebesar apa kau menyukai ku? Wah aku tidak percaya anak SMP itu juga sudah jatuh cinta padaku pada pandangan pertama" Nicho berusaha menarik selimut yang menutupi Abi dan tentu saja Abi menahannya.
"Kau mendengar semuanya?" Abi menurunkan sedikit selimutnya dan hanya memperlihatkan matanya. Nicho tersenyum dan mengangguk
"Kau menyebalkan" Abi kembali menyembunyikan diri nya kedalam selimut
"Aku tidak akan pernah berpaling dari mu Bie" ucapan lembut Nicho membuat Abi kembali menarik selimutnya
"Menyakitimu adalah hal yang tidak akan pernah ku lakukan. Percayalah"
"Bagaimana jika itu terjadi?"
"Aku akan merasakan beribu kali sakit yang ku berikan padamu jika itu sampai terjadi"
"Berhati-hati lah dengan ucapan mu Nicho!" Abi tidak menyukai perkataan Nicho
"Kenapa? kau mengkhawatirkan ku?" Nicho terkekeh
"Jangan khawatir karna hal itu tidak akan pernah terjadi. Baik kau atau pun aku tidak akan ada yang tersakiti. Kita akan hidup bahagia. Selamanya" Nicho menarik Abi kedalam pelukannya. Abi membenamkan wajah nya di dada Nicho membalas erat pelukan suaminya itu.
"Aku harap juga seperti itu" Abi bergumam
Manusia hanya bisa berencana tapi pada akhirnya Tuhan lah yang menentukan karna Tuhan lah pemilik skenario sesungguhnya.
❤❤❤❤❤
"Kenapa kau kembali? Apa pria itu sudah jatuh miskin jadi kau membuangnya seperti kau membuang Nicholas" Pertanyaan sinis itu keluar dari mulut Arya
"Kau kembali karena melihat Nicholas yang sudah sangat sukses sekarang" Arya masih memojokkan Mauryn
"Arya kita dengarkan penjelasan nya dulu" Luna menengahi
"Penjelasan apa?! Apa penjelasan masih perlu menurutmu setelah apa yang dilakukan nya 6 tahun lalu" Arya menatap Luna tidak percaya. Ia begitu terkejut mendengar kedatangan Mauryn. Luna menghubunginya dan juga Bima agar segera datang ketempat biasa mereka berkumpul.
"Dan yang membuat ku penasaran kenapa kau harus kembali sekarang Mauryn? Disaat Nicholas sudah melupakanmu dan sudah bahagia dengan Abi. Kau tahu Nicholas menikah dengan Abi?" Mauryn mengangguk lemah mendengar pertanyaan Bima
"Berterimaksih lah pada Abi, dia yang membuat Nicholas kembali hidup" lanjutnya kemudian. Mauryn terisak
"Apa sekarang kau sedang menangisi kebodohan mu yang telah meninggalkan Nicholas. Menyesal karena sekarang ia sangat kaya?" masih saja sindiran pedas Arya lontarkan kepada Mauryn. Wajar saja karna Nicholas adalah sepupunya dan ia melihat bagaimana kepergian Mauryn menghancurkan hati sepupunya itu
"Maafkan aku!" lirihnya
Arya mendengus
"Kenapa kau harus meminta maaf kepada kami"
"Arya" ucap Luna dan Bima bersamaan
"Dengarkan dia dulu" Bima menepuk bahu Arya berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"Percayalah aku terpaksa saat itu"
Arya tertawa sumbang
"Jadi kau ingin kami semua memaafkan mu hanya karna kau terpaksa melakukannya. Oh Mauryn ayolah..aku harap kau tidak lupa bahwa kami semua melihat apa yang kau lakukan. Kau menarik tangan pria itu dihadapan kami semua dan bahkan kau dan pria itu berciuman dan tiba-tiba menghilang begitu saja" Arya mulai tidak bisa mengontrol emosinya.
"Lalu katakan apa yang bisa ku lakukan saat itu Arya. Bisnis keluarga ku diambang kehancuran dan dia satu-satunya yang bisa menyelamatkan keluarga ku saat itu"
"Jika kau meminta pada Nicholas waktu itu dia juga akan memberikannya. Meminta kepada Uncle Harry untuk menyelamatkan perusahaan keluargamu " Bima menjawab
"Aku tidak ingin terlihat seperti memanfaatkan Nicholas"
"Dia sangat mencintaimu, Nicholas tidak akan berfikiran seperti itu. Kau harusnya mengenalnya ia bahkan rela memberikan dunia padamu jika kau meminta. Tapi kau salah langkah Mauryn kau meninggalkan luka yang mendalam dihati Nicholas" Bima menepuk-nepuk pundak Mauryn berusaha menenangkan wanita itu.
"Aku senang kau kembali Mauryn. Katakan apa yang membuatmu kembali?" Bima menatapnya dengan lembut. Diantara mereka berlima Bima adalah orang yang paling bijak dan dewasa dalam bersikap. Ia juga pria yang sangat lembut. Mungkin itu di dukung dengan profesinya sebagai Dokter Psikolog. Bima adalah orang yang sangat bisa mereka andalkan. Karna Bima memang selalu ada disaat sahabat-sahabatnya mempunyai masalah.
"Aku bercerai dengan nya"
"Sudah ku duga!" Arya tersenyum sinis. Sementara Luna dan Bima cukup terkejut dengan apa yang menimpa sahabat mereka itu
"Nathan memilih menceraikan ku setelah lima tahun menikah. Ia menyadari aku tidak pernah menatap kearahnya. Akhirnya ia menyerah dan memberikan ku kebebesan" lanjut Mauryn.
"Dan kau datang berharap Nicholas menerimu mu kembali?! Jangan bermimpi kau Mauryn!" ketus Arya
"Dan jangan pernah berfikir akan merusak kebahagian Nicholas dan Abi. Aku harap kau masih punya perasaan Abi adalah adik sahabatmu" Arya menatap Luna dan Mauryn bergantian
"Aku tidak sejahat itu Arya" lirihnya
"Dan ya Nicholas juga tidak akan tergoda padamu. Ia sangat mencintai Abi" Mauryn merasakan sesak didadanya mendengar pernyataan Arya. Sedangkan Luna merasa tidak enak karena dari awal ia juga tahu alasan Mauryn memilih pergi dengan Nathan tapi seperti yang dikatakan Bima tetap saja ia memilih langkah yang salah. Luna berharap kedatangn Mauryn tidak merusak kebahagiaan adiknya dan ia juga berharap Maury sahabatnya tidak terluka.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
El'
ok... kita lanjutkan...
2022-03-26
0
El'
kamu bukan le m*n*ral*, Bie
2022-03-24
2
Al_nindra
bukan Tuhan yg pnya skenario dSini,tp km author
ini dunia novel dunia khayalan, klu dunia bneran Tuhan
semngat thor dgn khyalanmu, suka bgt ma novel mu, 🤗🤗🤗🤗
2022-01-25
0