Enam tahun berlalu sejak pertemuan pertama Nicholas dengan gadis kecil itu. Nicholas tersenyum hangat menatap figura foto yang ia letakkan di atas meja kerjanya. Bukan hanya satu foto tapi ada beberapa foto yang menampilkan wajah sang gadis. Mulai dari gadis itu masih remaja hingga sekarang gadis itu sudah beranjak dewasa. Nicholas mengambil satu figura dan mengusapnya lembut.
"Ckckk...kenapa kau cantik sekali" Nicholas seperti orang bodoh yang berbicara kepada benda mati itu.
"Uncle, sebaiknya kau cepet temui keluarga Abi dan segera melamarnya. Aku khawatir Nicholas mulai kehilangan kewarasannya, Uncle" Nicholas mendengus mendengar sindirin sahabat yang merangkap sebagai sepupunya itu.
"Kenapa? Apa aku salah berbicara?" Arya menyunggingkan senyum sinis.
"Enam tahun Nicholas, wuah aku sungguh tidak percaya selama itu kau mengikuti dan mengumpulkan foto Abi. Aku yakin jika Abi tahu itu ia akan menjauh darimu."
"Diamlah brengsek!! Aku juga masih tidak percaya bagaimana bisa kau dan Bima mengenali Abi, sedangkan aku tidak. Dan sialnya Abiku juga dekat dengan kalian berdua" Nicholas menatap Arya dengan wajah kesal.
"Abiku..?!!" Arya tergelak.
"Belum tentu Abi mau menerimamu kawan"
"Dad, apa aku punya wewenang untuk memberhentikannya?" Nicholas bertanya kepada Daddy_nya tapi matanya tertuju pada Arya dan menatapnya dengan tajam. Arya tidak terpengaruh sama sekali dengan ucapan Nicholas. Ia malah semakin tergelak.
Tuan Harry, daddy Nicholas ikut tergelak
"Kau yakin dengan keputusanmu son?" tanyanya kepada Nicholas..
"Ya Dad, aku sudah memikirkannya matang-matang" jawab Nicholas mantap tanpa ada keraguan dalam suaranya.
"Kau tahu kawan, pekerjaan sebagai Dosen bukanlah hal yang mudah. Apa lagi kau tidak mempunyai pengalaman dalam hal mengajar sama sekali. Yang kau tahu hanyalah pasar modal dan tender yang menguntungkan" Arya kembali menimpali. Arya selain sebagai sahabat dan sepupunya juga merupakan sekretaris Nicholas di perusahaan Geonandes yang dipimpin oleh daddy Nicholas.
"Kau meragukankan kemampuanku?" tanya Nicholas masih dengan wajah masam. Sungguh ia sangat kesal kepada sepupunya itu.
Arya mengidikkan bahunya acuh membuat Nicholas semakin geram.
"Huh..ternyata kau memang meragukanku" desis Nicholas.
"Bukannya aku meragukan kemampuanmu, hanya saja sebagai seorang pendidik kau harus menjaga wibawamu dan tentu saja kau harus mengajarkan hal yang benar kepada para mahasiswamu. Aku khawatir kau malah mengajak mereka ke hal yang tidak benar alias sesat."
"Apa maksudmu, sialan!" Nicholas melempar sebuah bolpoin ke arah Arya yang langsung di tangkap Arya dengan mulus, kembali Nicholas berdecak kesal. Lemparannya tidak mengenai sasaran.
"Bisa saja kau mengajak para mahasiswamu ke klub untuk mengadakan tesis" jawab Arya enteng sambil terkikik dengan ucapannya sendiri
"Nasehat itu berlaku jika itu dirimu Arya. Kau tahu aku pria baik-baik bukan seperti dirimu yang suka mabuk-mabukan dan berakhir dengan wanita one night standmu itu" sindir Nicholas.
"Kau juga sama saja denganku" Arya tidak mau kalah.
"Itu dulu sebelum aku bertemu dengannya" Nicholas tersenyum hangat.
"Aku juga melakukannya dulu, tapi tidak sekarang setelah aku bertemu dengan, Luna"
"Kau tahu Nicholas, Abi sangat menyukaiku" kembali Arya menggoda Nicholas. Nicholas tidak menjawab tapi jika tatapan bisa membunuh, Arya yakin detik itu juga ia sudah mati akibat tatapan maut yang dilayangkan oleh Nicho.
"Abi yang malang, ia masih kecil tapi harus berurusan denganmu"
"Dia sudah bukan anak kecil lagi Arya. Dia sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang sangat cantik." ucap Nicholas dengan wajah berbinar.
"Dan kau tumbuh menjadi pria tua sepupu" ledek Arya dan kembali mendapat lemparan bolpoin dari Nicholas dan kali ini Nicholas tepat sasaran. Bolpoin itu mengenai kepala Arya.
"Akan kupastikan Luna tidak menerima perasaanmu, sialan"
"Sayangnya kau kalah satu langkah dariku sepupu, kemarin aku baru menyatakan perasaanku dan kau tau Luna menerimaku tanpa berfikir, ayolah kawan, sepupumu ini sangat tampan, tidak akan ada yang bisa menolak pesonaku bukan seperti kau yang hanya untuk merebut hati Abi kau harus berperan sebagai Dosen, oouhh itu pasti sangat membosankan dan sialnya Abi belum tentu mengenalimu" Arya tertawa lepas membayangkan betapa Nicho harus bekerja keras hanya untuk mendapatkan perhatian Abi.
"Yang dikatakan Arya ada benarnya juga, son, Jika memang alasanmu ingin dekat dengan gadis itu, kita bisa langsung mendatangi rumahnya dan melamarnya untukmu, bukan hanya sebagai tunangan lagi tapi langsung jadi istrimu. Daddy yakin keluarga Gunawan akan menyetujuinya dan menyambut kita dengan baik. Selain Daddy yang bersahabat dengan Papanya, tentu saja kau juga layak baginya" Tuan Harry kembali menyuarakan suaranya agar putranya itu kembali memikirkan keputusannya itu.
"Tidak Dad, itu akan membuatnya terkejut. Aku ingin dia mengenalku sebelum aku melamarnya.Selain mendekatinya aku juga ingin mencari suasana yang baru."
"Baiklah jika memang itu sudah keputusanmu. Untuk sementara waktu biarkan Arya yang menghandle pekerjaanmu di sini. Kau fokus saja menarik perhatian calon menantuku" tuan Harry beranjak dari kursinya lalu menepuk-nepuk bahu putranya itu untuk memberi semangat.
🍇🍇🍇🍇
Nicholas Geonandes, pria tampan berusia 29 tahun itu adalah seorang pengusaha sukses yang sangat diperhitungkan dalam dunia bisnis. Hari ini ia memutuskan untuk memutar haluan menjadi seorang Dosen hanya untuk bertemu dengan wanitanya yang sangat dirindukannya itu. Dan kebetulan universitas tempat gadis itu kuliah adalah universitas swasta milik keluarga Geonandes. Jadi bukan sesuatu yang sulit buatnya untuk mengajar di universitas yang notabene adalah miliknya itu.
Selama perjalanan Nicholas tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Enam tahun sudah ia menunggu untuk hari ini, hari dimana ia akan menemui gadis kecilnya dulu. Jantung Nicholas berdebar tidak karuan. Ia seperti ABG labil yang akan bertemu dengan cinta pertamanya.
"Belum bertemu saja, jantungku sudah menggila seperti ini, bagaimana kalau sudah bertemu. Aku takut tidak bisa mengontrol diri dan mempermalukan diriku sendiri di hadapannya" gumam Nicholas kepada dirinya sendiri.
"Maaf Pak, apa Bapak mengatakan sesuatu?" tanya wanita berusia 40-an kepadanya yang memang sedari tadi berjalan dengannya.
"Huh..oh tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa Bu Emily" jawab Nicholas gelagapan.
"Kita sudah sampai Pak, ini adalah kelas yang akan Bapak masuki dihari pertama Bapak mengajar di sini. Mari Pak, saya perkenalkan Bapak dengan mereka" Bu Emily mempersilahkan Nicholas masuk yang langsung diangguki Nicholas.
Nicholas masuk ke dalam ruangan itu yang disambut riuh oleh para mahasiswa itu. Bisa dipastikan suara ricuh itu didominasi oleh suara mahasiswi karena kagum dengan ketampanan Dosen baru itu. Mereka bersorak, bersiul dan melemparkan beberapa pertanyaan nyeleneh lainnya.
Nicholas seolah tuli dengan suara sumbang yang dilemparkan oleh para mahasiswi itu. Ia lebih fokus mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang sangat dirindukannya itu. Nicholas mengernyit karna tidak menemukan apa yang dicarinya. Sebelum ke sini ia sudah memastikan bahwa gadisnya memang memasuki kelas ini.
"Baiklah Pak, sekarang perkenalkan diri Bapak, sepertinya para mahasiswa ini sudah mulai tidak sabar" goda Bu Emily yang dibalas Nicholas hanya dengan anggukan dan sedikit senyum dibibirnya tapi mampu membuat para mahasiswi itu histeris.
Baru saja Nicholas akan membuka suaranya, terdengar suara ketukan pintu. Nicholas spontan menoleh ke arah pintu. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia terpaku melihat gadis yang sedang berdiri dibalik pintu itu. Gadisnya.
"Abigail Gunawan..lagi lagi kau terlambat. Katakan kali ini apa alasanmu?" tanya Bu Emily melotot ke arahnya. Abi yang ditatap seperti itu hanya bisa cengir kuda.
"Maaf bu, tadi saya.." Abi menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Kali ini ia tidak tahu mau memberikan alasan apa. Otaknya blank. Abi celingak-celinguk ke sembarang arah untuk mencari alasan yang pas untuk dikatakan kepada Bu Emily. Tatapannya berhenti ke arah Nicholas. Abi mengernyit lalu melihat Nicholas dari atas sampai bawah. Nicholas merasakan jantungnya kembali menggila ketika Abi menatapnya secara intens. Oh Tuhan Nicholas seperti ABG labil yang baru pertama kali jatuh cinta. Sekujur tubuhnya memanas hanya gara-gara Abi menatapnya.
"Bu, kenapa ibu membawa suami ibu kemari?" tanya Abi tanpa mengalihkan tatapannya dari Nicholas. Nicholas tersedak mendengar pertanyaan Abi itu. Nicholas juga dapat mendengar para mahasiswa itu tertawa dengan kerasnya.
"Abi..kau sangat tidak sopan sekali. Bapak Nicholas ini masih muda. Bagaimana bisa kau menyamakan dengan suami ibu yang botakan itu" hardik bu Emily seraya menatap
Nicholas dengan perasaan tidak enak.
"Oops..maaf bu," Abi membungkukkan badannya.
"Saya memang kurang mengenali suami ibu" bohong Abi. Abi memang sengaja tadi mengalihkan topik karna tidak tahu ingin memberikan alasan apa kepada Bu Emily. Abi menggunakan Nicholas sebagai pengalihan topik dan sepertinya memang berhasil karna Bu Emily menyuruhnya masuk dan duduk di tempatnya. Abi berjalan melewati Nicholas tanpa mempedulikan tatapan terkejut Nicholas.
Seperti dugaanku kau memang melupakanku sweetheart. Tapi tenang saja aku akan membuat kau mengingatku kembali.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Maizaton Othman
wah bu emily,ngaku suaminya botakan/Sob/
2025-02-05
0
El'
aq nggak bisa lihat visual nya. apa sudah dihapus?
2022-03-20
0
Daisyridone
sepertinya bgus nih...
start fav, like, nd comen
2021-11-22
0