9. Orang Gila Baru

"Dek...Abi...." Panggil Luna begitu sampai dirumahnya. Tak ada sahutan dari Abi.

"Maaammmm..." Luna memanggil Mama nya setengah berteriak.

"Ada apa ? Datang-datang langsung berteriak begitu" Mamanya datang masih mengenakan celemek dan sendok goreng ditangannya. Mama nya mungkin sedang menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

"Abi mana Mam..?" Luna celingak celinguk mencari keberadaan adik perempuannya itu.

"Dikamar. Ada apa?"

"Aku kesana ya Mam" Luna mengabaikan pertanyaan Mama nya dan beranjak menuju kamar adiknya Abigail

Tanpa mengetuk pintu kamar Abi terlebih dahulu, Luna masuk dan melihat adiknya sedang belajar dengan giatnya.

"Abi" panggilnya seraya mendekat. Abi menoleh

"Ada apa kak?" tanya nya

"Waktu pulang sekolah tadi, Abi ada tidak bertema sama orang gila yang masih muda?" Luna menarik tangan Abi lalu membawanya keranjang Abi. Mereka duduk bersisian.

"Orang gila?" Tanya Abi seraya berfikir. Luna menganggukkan kepalanya.

"Hmmm...tidak ada kak" Jawab Abi setelah memutar otaknya mengingat orang-orang yang bertemu dengannya tadi selama perjalanan pulang sekolah.

"Coba diingat lagi. Pasti ada" Desak Luna. Ia harus memberi peringatan pada Abi agar lebih berhati-hati pada sahabatnya yang tidak tahu umur itu. Nicholas. Jika Abi tidak ingat wajahnya bagaimana ia mau memberi Abi peringatan.

"Aku yakin tidak ada bertemu dengan orang gila kak. Tapi tadi Abi bertemu seorang Paman yang aneh kak. Lumayan ganteng kak. Tapi sayang sepertinya Paman itu memang menuju gila kak" ucap Abi setelah mengingat-ingat kembali.

Nicholas bukan? Batin Luna.

"Kakak tahu jembatan di dekat sekolah Abi?" Luna mengangguk menjawab pertanyaan adiknya itu.

Jangan bilang Nicho mau terjun bebas dari sana. ucap Luna dalam hati

"Abi melihat Paman itu mau terjun bebas dari sana. Kakak tahu kan air sungainya lumayan deras juga. Sepertinya Paman itu lagi patah hati kak. Kasihan..padahal ganteng"

Tidak salah lagi pasti Nicho. Jadi maksud Nicho tadi Abi menyelamatkannya dari acara niatannya yang mau bunuh diri

"Ciihhh..harusnya Abi biarkan saja ia terjun bebas. Biar hanyut sekalian" delik Luna kesal mengingat Nicho yang mengatakan ingin melamar adik kecilnya ini.

"Abi masih ingat tidak sama calon orang gila itu?"

"Kalau bertemu lagi harusnya ingat kak. Kenapa ?"

"Abi kalau bertemu dengan Paman gila itu segera menjauh ya..Jangan dekat-dekat. Entar Abi diajak nikah sama dia kan bahaya.." Luna mewanti-wanti adiknya.

Abi mengerutkan dahinya tidak tahu arti ucapan kakaknya.

"Pokoknya nanti kalau Abi bertemu sama orang yang lumayan ganteng tapi sinting itu Abi harus berlari menghindar ya. Kakak tidak mau adik kakak ini dipaksa nikah sama orang tidak tahu umur itu" Luna memberi peringatan   kepada Abi dengan raut wajah kesal. Kesal setiap mengingat kata-kata Nicho tadi.

Abi yang tidak tahu jelas arah pembicaraan kakaknya itu hanya mengangguk. Yang bisa ia tangkap dari kata-kata kakaknya itu segera menjauh setiap bertemu dengan orang aneh.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Luna baru bangun dari tidurnya ketika ia mendengar suara-suara yang lumayan menganggu dari ruang keluarga. Ia berjalan menuju kesana. Betapa kagetnya ia ketika melihat keluarga Geonandes dipagi hari ini sudah datang bertamu kerumah mereka.

"Hai.." Nicho menyapanya dengan senyum cerah diwajahnya mengalahkan kecerahan sinar matahari dipagi hari.

Luna mendengus tak menjawab. Nicho terkekeh

Ternyata si Sinting ini bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Luna segera berbalik. Ia harus menyelamatkan adiknya. Tidak sudi dia adiknya yang suci dan polos dijadikan pelarian sahabatnya yang patah hati itu.

"Mau kemana?" Mamanya mengernyit melihat Luna yang berbalik arah.

"Temani Nicho dulu" Papanya ikut menoleh.

"Bentar Pah, Luna keatas dulu buat kasih tahu Abi agar bersiaga satu" Luna menatap tajam kearah Nicho. Kembali Nicho terkekeh begitu juga Daddy dan Mommy Nicho. Sepertinya memang benar tujuan mereka datang buat melamar Abi. Luna melirik Mama, Papanya yang masih dengan senyum ramahnya menjamu keluarga Geonandes itu. Apa senyum itu masih terlihat diwajah mereka  jika mereka tahu tujuan Geonandes datang kerumahnya ingin melamar putri bungsu mereka yang masih suci. Luna menatap Nicho kembali. Senyumnya masih mengembang membuat Luna semakin tensi. Luna hanya bisa berdoa semoga saja Papanya tidak jantungan atau darah tingginya kumat mendengar lamaran  sahabatnya itu. Kalau Mama nya Luna tidak terlalu khawatir. Mamanya memang sangat menyukai Nicho. Ia sangat menyesali kenapa bukan Luna yang pacran dengan Nicho dulu. Kenapa harus Mauryn.

Luna berjalan meninggalkan ruangan keluarganya. Baru beberapa langkah ia berjalan Nicho menghentikannya.

"Kau mau kemana?" Nicho berdiri dari duduknya dan menghampiri Luna

"Kau membawa Aunty dan Uncle kesini sungguh ingin melamar Abi?" bisik Luna begitu Nicho berdiri dihadapannya. Nicho mengangguk mantap

"Katakan Nicho kau tidak serius" Luna memelas. Masa depan adiknya masih panjang. Biarpun Abi cerewet dan terkadang menjengkelkan tetapi Luna sangat menyayanginya.

"Kau tahu aku tidak pernah main-main dengan ucapan ku Luna. Lagian apa yang salah denganku. Kau tahu aku bagaimana. Aku akan membuat Abi bahagia. Percayalah" Nicho meyakinkan.

"Aku memang tidak mempercayaimu"

"Wah..kau menyakitiku"

"Dan kau membuatku gila" Luna menghela nafas

"Aku hanya berharap Papa tidak menerima lamaranmu. Abi masih kecil Nicho" Luna kembali berbalik dan menaiki tangga. Nicho masih setia mengekor.

"Aku menyukai adikmu"

"Itu hanya perasaan sesaat Nicho. Sadarlah! Bagaimana mungkin Abi yang polos bisa membuat mu jatuh hati. Aku tahu selera mu seperti apa" Luna memutar kunci pintu lalu mengambil kunci dan memasukkan nya kekantongnya. Nicho mengernyit.

"Kenapa kau menguncinya. Kamar siapa ini?" tanya Nicho penasaran.

"Kamar Abi. Aku tidak ingin kalian bertemu" jawab Luna enteng.

"Wah..kenapa kau kejam sekali. Aku ini sahabatmu Laluna Gunawan"

"Mulai sekarang kau bukan sahabat ku" Luna melipat tangan didadanya. Mendongak menatap tajam kearah Nicho.

Nicho terkekeh

"Suatu hari nanti aku yakin kau akan berterimakasih kepadaku karna sudah membahagiakan adik mu Abi" ucapnya sombong.

Luna mendengus

"Yang ada adikku harus tersiksa karena harus menikah dengan pria tua seperti mu"

"Itu sama saja kau mengatai dirimu tua Luna. Kita seumuran. Bahkan kau lebih tua 2 minggu dari ku"

"Kau menyebalkan!" desis Luna.

"Kakak..Kau disana?" terdengar suara Abi dari dalam kamar.

"Ya" jawab Luna singkat masih menatap tajam kearah Nicho.

"Sepertinya aku terkunci dari luar. Bisakah kakak buka kan pintunya" pinta Abi

Nicho memberi isyarat dengan matanya agar Luna membuka pintu kamar Abi.

Luna menyunggingkan bibir atasnya menatap kesal Nicho yang sudah tersenyum karna berfikir sebentar lagi ia akan bertemu dengan peri kecil tak bersayapnya.

"Abi didalam saja dulu. Rumah kita kemasukan orang gila baru. Jangan keluar dulu" Ucap Luna yang membuat Nicho melebarkan matanya. Apa baru saja Luna mengatakan Nicho orang gila baru. Begitu fikiran Nicho.

"Benarkah. Lalu bagaimana dengan Mama, Papa?"

"Mereka belum menyadarinya"

"Maksud kakak?"

"Mama, Papa tidak tahu kalau yang datang bertamu itu adalah orang gila yang baru saja frustasi gara-gara diselingkuhi kekasihnya"

Nicho berdecak.

"Lalu bagaimana dengan kakak? kenapa kakak tidak memberitahu Mama Papa?"

"Nanti mereka juga akan sadar. Kakak hanya perlu mengawasimu agar selamat dari nya"

"Aku tidak menyangka kau sekejam ini padaku Luna. Kau mengataiku gila kepada adik kecilmu itu tepat dihadapanku seolah aku tidak ada dihadapanmu.  Katakan apa yang salah dengan diriku?"

"Salah mu hanya satu. Kau terlalu tua buat Abi"

Baru saja Nicho mau membalas ucapan Luna. Abi kembali bersuara.

"Siapa disitu kak?"

"Aku mendengar seperti ada suara pria?"

"Bukan siapa-siapa Abi. Hanya orang gila baru yang memaksa ingin bertemu denganmu" jawabnya enteng. Nicho berdecak sambil geleng-geleng kepala atas sifat kekanakan Luna.

"Kenapa ia ingin bertemu dengan ku? Apa kakak baik-baik saja?

"Kakak baik-baik saja. Kau tenang saja. Kakak akan melindungimu"

"Ciihhh..kau benar-benar keterlaluan" Nicho mendelik kesal lalu mendorong tubuh Luna agar memjauh dari pintu.

"Hai Abi..apa kau masih mengenalku?" Nicho mengetuk pintu kamar Abi. Memangnya Abi punya indra keenam atau kekuatan supranatural yang bisa melihat wajah dibalik pintu itu.

"Kak..kenapa orang gila baru nya tahu nama ku?" Abi mengabaikan sapaan Nicho. Nicho menggeram kesal karena wanita yang ingin dilamarnya ikutan mengatainya gila. Nicho lalu menatap tajam kearah Luna yang tersenyum puas. Dia belum melakukan pendekatan pada Abi tapi sudah dianggap gila.

"Ya Abi..Orang gila nya terobsesi pada anak dibawah umur"

"Apa orang gilanya tampan kakak?" Luna merutuki adiknya yang masih sempat mempertanyakan ketampanan Nicho. Hanya orang buta yang tidak mengakui ketampanannya.

Nicho tersenyum lalu mengangkat kedua alisnya. Luna mendengus.

"Sedikit tampan" ucap Luna dengan berat hati.

"Apa orang gilanya lebih tampan dari Kak Arya?" pertanyaan Abi membuat senyum mengembang diwajah Luna.

"Tentu saja Arya jauh lebih tampan" Luna menatap Nicho dengan tatapan mengejek. Nicho menekuk wajahnya. Bagaimana bisa Abi mengenal Arya tapi tidak mengenal dirinya.

T.B.C

Terpopuler

Comments

El'

El'

Nichols sedang memperjuangkan masa depannya 💪💪💪

2022-03-22

0

El'

El'

keranjang -----> ke ranjang

2022-03-22

0

Tri Sulistyowati

Tri Sulistyowati

kasihann Nicholas

2021-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan Pertama
2 2. Pertemuan Kedua
3 3. Rival
4 4. Calon Menantu
5 5.Jorok Tapi Cantik !
6 6. Godaan
7 7.Hukuman
8 8. Abi
9 9. Orang Gila Baru
10 10. Lamaran Untuk Abi
11 11. Terciduk
12 12. Lamaran Buat Abi Lagi
13 13. Akhirnya
14 14. Sah
15 15. Suami Istri
16 16. Suami Istri 2
17 17. Sandy
18 18. Mantan
19 19. Mauryn Kembali
20 20. Terungkap
21 21. Cerita Yang Belum Selesai
22 22. Salah Faham
23 23. Melupakan
24 24. Pelakor
25 25. Ancaman
26 26. Pengakuan Bima
27 27. Perasaan Bima
28 28. Kau menyakitiku
29 29. Bima Beraksi
30 30. My Boss
31 31. Maafkan Aku
32 32. Sarapan
33 33. Mari kita Bercerai
34 34. Ancaman Mauryn
35 35. Aku Membencimu
36 36. Rumah Bima
37 37. Keputusan Keluarga
38 38. Kemarahan Nicho
39 39. Usaha yang Sia-Sia
40 40. Nasi Sudah Menjadi Bubur
41 41. Tetaplah Bersamaku
42 42. Penyelasan
43 43. Move On
44 44. Rencana Bertemu
45 45. Pertemuan
46 46.Pergilah, Jemput Kebahagiaanmu
47 47. Hidup Baru
48 48. Bulan Madu
49 49. Anggara Junior
50 50. Anniversary
51 51. Mimpi Buruk
52 52. Takdir
53 53. Keputusan Abi
54 54. Tidak Akan Melepasmu
55 55. Terima Kasih Sudah Muncul di Hadapanku
56 56. Jayden
57 57. Kiss
58 58. Aku Bangga Padamu
59 59. Aku Mencintaimu
60 60. Aku Mencintaimu
61 61. Kunjungan Nicho
62 62. Keluarga
63 63.Daddy
64 64. Mauryn
65 65. Keadaan Yang Membingungkan
66 66. Titik Terang
67 67. Menginap
68 68.Menginap 2
69 69. Menginap 3
70 70. Aku Mempunyai Daddy
71 71. Ada Apa Dengannya?
72 72. Hanya Milikku
73 73.Pengumuman!!!
74 74. Penasaran
75 75. Morning Kiss
76 76. Pria Misterius
77 77. Hacker
78 78. Jayden, Nicho
79 79. Tidak Nicho, Aku Mohon
80 80. Aku Juga Merindukanmu
81 81. Tempatmu di Sisiku
82 82. Rumah Nicho
83 83. Pagi Pertama di Rumah Nicho
84 84. Nicho Beraksi
85 85. Maafkan Aku yang Membuatmu Menunggu Lama
86 86. Aku Membencinya
87 87. Maafkan Aku, Dad.
88 88. Kembali Sah
89 89. Cristian
90 90. Apa Ini?
91 91.Kenapa?
92 92. Ada Apa Dengan Nicho?
93 93. Malam Terindah
94 94. Lagi
95 95. Keindahan
96 96. Pemakaman
97 97. Maafkan dan Terima Kasih
98 98. Keluarga Baru
99 99. Hamil
100 100. Karena Kau Berharga
101 101. Geonandes End
102 Pengumuman.
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Pertemuan Pertama
2
2. Pertemuan Kedua
3
3. Rival
4
4. Calon Menantu
5
5.Jorok Tapi Cantik !
6
6. Godaan
7
7.Hukuman
8
8. Abi
9
9. Orang Gila Baru
10
10. Lamaran Untuk Abi
11
11. Terciduk
12
12. Lamaran Buat Abi Lagi
13
13. Akhirnya
14
14. Sah
15
15. Suami Istri
16
16. Suami Istri 2
17
17. Sandy
18
18. Mantan
19
19. Mauryn Kembali
20
20. Terungkap
21
21. Cerita Yang Belum Selesai
22
22. Salah Faham
23
23. Melupakan
24
24. Pelakor
25
25. Ancaman
26
26. Pengakuan Bima
27
27. Perasaan Bima
28
28. Kau menyakitiku
29
29. Bima Beraksi
30
30. My Boss
31
31. Maafkan Aku
32
32. Sarapan
33
33. Mari kita Bercerai
34
34. Ancaman Mauryn
35
35. Aku Membencimu
36
36. Rumah Bima
37
37. Keputusan Keluarga
38
38. Kemarahan Nicho
39
39. Usaha yang Sia-Sia
40
40. Nasi Sudah Menjadi Bubur
41
41. Tetaplah Bersamaku
42
42. Penyelasan
43
43. Move On
44
44. Rencana Bertemu
45
45. Pertemuan
46
46.Pergilah, Jemput Kebahagiaanmu
47
47. Hidup Baru
48
48. Bulan Madu
49
49. Anggara Junior
50
50. Anniversary
51
51. Mimpi Buruk
52
52. Takdir
53
53. Keputusan Abi
54
54. Tidak Akan Melepasmu
55
55. Terima Kasih Sudah Muncul di Hadapanku
56
56. Jayden
57
57. Kiss
58
58. Aku Bangga Padamu
59
59. Aku Mencintaimu
60
60. Aku Mencintaimu
61
61. Kunjungan Nicho
62
62. Keluarga
63
63.Daddy
64
64. Mauryn
65
65. Keadaan Yang Membingungkan
66
66. Titik Terang
67
67. Menginap
68
68.Menginap 2
69
69. Menginap 3
70
70. Aku Mempunyai Daddy
71
71. Ada Apa Dengannya?
72
72. Hanya Milikku
73
73.Pengumuman!!!
74
74. Penasaran
75
75. Morning Kiss
76
76. Pria Misterius
77
77. Hacker
78
78. Jayden, Nicho
79
79. Tidak Nicho, Aku Mohon
80
80. Aku Juga Merindukanmu
81
81. Tempatmu di Sisiku
82
82. Rumah Nicho
83
83. Pagi Pertama di Rumah Nicho
84
84. Nicho Beraksi
85
85. Maafkan Aku yang Membuatmu Menunggu Lama
86
86. Aku Membencinya
87
87. Maafkan Aku, Dad.
88
88. Kembali Sah
89
89. Cristian
90
90. Apa Ini?
91
91.Kenapa?
92
92. Ada Apa Dengan Nicho?
93
93. Malam Terindah
94
94. Lagi
95
95. Keindahan
96
96. Pemakaman
97
97. Maafkan dan Terima Kasih
98
98. Keluarga Baru
99
99. Hamil
100
100. Karena Kau Berharga
101
101. Geonandes End
102
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!