"Pagi semua" sapa Nicholas begitu sampai diruangannya.
"Pagi pak"
"Pagi pak ganteng"
"Pagi masa depanku"
Berbagai jawaban terdengar saling beradu didalam ruangan itu. Nicholas tidak terpengaruh sama sekali. Ia sudah mulai terbiasa mendengar hal seperti itu. Ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Nicho menggelengkan kepalanya ketika tidak menemukan siapa yang dicarinya.
"Baiklah Bapak akan mulai mengabsen" Nicholas membuka buku absensi para mahasiswa yang dibawanya. Nicho baru saja akan mengabsen satu persatu nama para mahasiswa itu.
Brak !
Terdengar suara pintu yang dibuka dengan kasar. Tanpa menoleh Nicho tahu siapa yang terlambat. Nicho melihat jam tangan yang melingkar ditangannya lalu menatap Abi yang sedang ngosngosan berdiri didepan pintu. Nicho yakin ia berlari dari parkiran menuju keruangannya.
"Nona Abigail, kau terlambat 2 menit" ucap Nicho datar. Abi melirik jam tangannya.
"Saya hanya terlambat 20 detik Pak" ucap Abi seraya masuk dan mendekat kearah Nicho.
Nicho memgernyit mendengar jawaban Abi itu lalu melihat jam tangannya kembali untuk memastikan.
"Katakan sekarang jam berapa" Nicho menunjukkan jamnya kearah Abi. Abi melihatnya.
"Jam 8 lewat 2 menit 15 detik Pak"
"Jadi artinya?"
"Saya terlambat 2 menit tapi itu menurut jam Bapak. Kalau menurut jam saya hanya terlambat 20 detik Pak" Abi masih berusaha protes
"Terlebih dari perbedaan menit dan detik jam kita masing-masing, bukankah kau tetap saja terlambat nona Abigail" Nicholas menatap Abi datar.
"Kau boleh tetap mengikuti mata kuliah ini tapi tetap saja absenmu kosong" putus Nicho seraya mempersilahkan Abi untuk duduk ditempatnya.
Abi mendekat kearah Nicho.
"Pak, tidak bisakah Bapak memaafkan ku sekali ini. Bukan kah sebentar lagi kita akan menjadi keluarga" Bujuk Abi dengan suara tertahan yang bisa didengar olehnya dan Abi
Nicho menahan senyumnya mendengar bujukan Abi itu
"Bukan kah kau tidak menyukai aku menjadi kakak ipar mu" bisiknya ditelinga Abi
"Memang betul, tapi tetap saja itu tidak akan mempengaruhi hubungan Bapak dengan kak Luna. Ayolah Pak sekali ini saja" bujuk Abi lagi seraya mengatupkan kedua tangannya.
"Aku tidak menyukai KKN ada diperkuliahanku. Jadi apa pun alasannya tetap tidak bisa ditolerir"
Abi berdecak kesal
"Aku doain kak Luna berubah fikiran" Abi menatap kesal kearah Nicho. Nicho hanya menaikkan alisnya.
Nicho kembali melanjutkan perkuliahannya. Nicho sedang menjelaskan materi kepada para mahasiswa dan mahasiswinya ketika matanya menoleh kearah Abi yang sedang sibuk memainkan ponselnya.
"Aku sangat tidak suka jika ada mahasiswi yang memainkan ponselnya jika aku sedang menjelaskan materi perkuliahan" Suara tajam dan dingin itu membuat Abi tersentak dan mendongak. Nicho sudah berdiri disampingnya. Sejak kapan pria itu berdiri disampingnya, Abi tidak menyadarinya.
"Bisa kau jelaskan apa yang dimaksud dengan kebutuhan jasmani dan rohani beserta contohnya nona Abigail" Nicho tersenyum menyeringai lalu melipat tangannya di dada dan menatap Abi dengan santainya.
Abi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Hmmm...kebutuhan rohani merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan jiwa seseorang" jawab Abi mantap. Nicho tersenyum tipis. Good girl batinnya dalam hati. Sekalipun tidak fokus mendengarkan apa yang dijelaskan Nicho tentang materi tadi tetapi Abi masih bisa menangkap dan menjelaskannya dengan lugas.
"Contohnya?" Nicholas menaikkan alisnya
"Hmm..kepuasan suami istri ketika berada diatas ranjang" jawaban Abi sontak membuat Nicho tersedak air ludahnya sendiri dan Abi bisa mendengar suara riuh tawa teman-temannya.
Baru saja aku memujinya tapi dalam waktu bersamaan ia juga mampu membuatku menarik pujian itu kembali, ucap Nicho dalam hati
"Fokus please" Ujar Nicho berusaha menenangkan kembali ruangan itu. Setelah semuanya tenang, Nicho kembali menatap Abi dan mengambil ponsel milik Abi dan memasukkannya kedalam kantongnya. Abi tersentak dan ingin protes tapi Nicho terlebih dahulu menyela.
"Ponselmu ku sita untuk sementara waktu dan sebagai hukuman buat makalah tentang jenis-jenis kebutuhan sebanyak 300 lembar."
"Tapi Pak.."
"Saya tidak menerima bantahan. Berikan padaku besok. Jika kau tidak ingin mengulang semester depan!" ucap Nicho santai lalu tersenyum iblis
Abi mengumpat dalam hati. Menggigit bibirnya menahan agar tidak mengeluarkan protes yang hendak dilayangkannya.
"Apa kau mengerti nona Abigail?" Nicholas tersenyum menyeringai setan
"Yes Sir"
Abi menatap tajam kearah Nicho. Jika saja tatapan bisa membunuh, Abi mungkin dengan senang hati membunuh Nicho.
Apa ia sengaja ingin membuat jariku keriting . Sungut Abi dalam hati.
🍃🍃🍃🍃
Tok.tok.tok
Abi mengetuk ruangan Nicho.
"Masuk" terdengar suara Nicho dari dalam.
Abi mendorong pintu dan masuk dengan wajah yang ditekuk kesal. Nicho mendongak dan tersenyum hangat begitu melihat ternyata Abi yang datang mengunjunginya.
Ciihhh apa-apaan senyum hangat nan menawan itu. Apa ia sebegitu bahagianya setelah menyiksaku dengan tugas makalah 300 lembar.
"Kemarilah Bie"
Aku yakin Dosen sombong ini punya kepribadian ganda. Mendadak lembut jika berdua
Abi menutup pintu dibelakangnya lalu berjalan perlahan kearaha Nicho yang sedang duduk bersandar menatap lekat kearahnya.
Hhuuh..dasar cabul, kenapa juga ia harus menatapku intens seperti itu. Tidak tahu malu. Dia kan kekasih kak Luna. Sepertinya ada yang tidak beres dengan matanya kak Luna ini.
"Duduklah Bie" Nicho masih menatap lekat secara terang-terangan Abi yang berada dihadapannya.
"Apa kau sudah makan?" Nicho mengeluarkan bekalnya dan menyusunnya dihadapannya dan Abi. Abi mengernyit.
Dia fikir aku datang mau makan kesini. Helloww..dengan tugas yang Anda berikan anda fikir saya masih sempat memikirkan buat makan!!
"Saya datang mau membicarakan masalah tugas tadi Pak"
"Ku ingin ku gigit Bie" Nicho menyeringai nakal
"Maksud Bapak?"
"Bukankah sudah ku katakan panggil nama ku jika kita sedang berdua"
"Tapi ini masih di dalam kampus Pak" Abi berusaha mengingatkan. Mungkin saja ia lupa kalau mereka masih dalam wilayah kampus.
"Dimanapun dan kapan pun jika kita sedang berdua, panggil namaku"
Dasar pria tua menyebalkan!!
"Buka mulutmu" Nicho menyodorkan sendok berisi makanan kemulut Abi. Abi kembali mengernyit.
Hei aku tidak ingin makan! Apalagi dari sendok yang sama denganmu. Nehi!!!
"Saya tidak lapar Pak"
Nicho menaikkan alisnya.
"Maksudku, aku belum lapar Cho" buru-buru Abi meralat ucapannya. Siapa juga yang mau digigit sama dosen cabul ini. Nicho tersenyum tipis mendengar cara Abi menyebut namanya.
"Aku kemari ingin meminta tenggang waktu. 300 lembar bukanlah pekerjaan yang mudah, bisakah kau setidaknya memberiku waktu 2 hari" bujuk Abi dengan tatapan penuh harap.
"Kau ingin bernegosiasi dengan ku tapi kau tidak menunjukkan niat baikmu sama sekali Bie" Nicho menunjuk dengan matanya kearah sendok yang masih menggantung dihadapan Abi. Dengan cepat Abi memasukkan sendok itu kedalam mulutnya. Nicho tersentak atas tindakan spontan Abi itu lalu kemudian ia terkekeh. Nicho kemudian mengambil kembali makanan dan kali ini menyendokkannya kedalam mulutnya sendiri.
Tuh kan..dia makan bekas ku!! Ishh kenapa ia selalu melakukan hal menjijikkan itu.
Nicho menyodorkan sendoknya lagi kearah Abi. Abi menatap bingung Nicho.
Apa ia memintaku lagi makan dari bekasnya. Ikhh..maksudnya si Dosen songong ini apa?
"Tangan ku sakit Bie, jika menggantung begini terus" Nicho mengarahkan matanya lagi kesendok berisi makanan itu. Dengan berat hati kembali Abi membuka mulutnya. Begitu seterusnya sampai makanan habis.
"Jadi bisakah Bapak memberikan saya tenggang waktu?" Abi membersihkan mulutnya dengan tissue yang ada diatas meja Nicho.
"Sepertinya kau memang butuh gigitan ku sebagai makanan penutup" goda Nicho yang membuat Abi menggelengkan kepalanya cepat.
"Beri waktu 2 hari ya Cho, please?" Abi bersikap semanis mungkin.
"Sayang sekali, keputusanku sudah mutlak. Kerjakan tugas itu dan berikan padaku besok!" ucap Nicho geli menatap wajah Abi yang mendadak pias.
"Maksud Bapak apa?! Saya sudah menemani Bapak makan" geram Abi merasa dipermainkan oleh Nicho
"Aku tidak pernah memintamu menemaniku makan Bie" ucap Nicho lembut tidak terpengaruh atas amukan Abi
"Tapi Bapak menyuapi saya" cicit Abi sedikit malu.
"Aku hanya merasa tidak enak makan sendiri sementara ada kau dihadapanku" Nicho menahan senyumnya melihat raut wajah Abi.
"Dasar pria tua menyebalkan!" Abi berdiri dari tempatnya dan berbalik berniat meninggalkan ruangan Nicho secepatnya.
"Tua?" tanya Nicho tidak percaya.
Abi menghentikan langkahnya dan kembali menghadap Nicho. Abi tersenyum sinis meremehkan
"Ouuhh ternyata ada tidak sadar kalau dirinya memang sudah TUA" Abi sengaja menekan kata tua dalam kalimatnya
"Baiklah Bapak Dosen yang terhormat, saya permisi dulu. Besok saya akan mengumpulkan tugas yang Bapak berikan. Berurusan dengan orang yang beda generasi memang susah" Abi berbalik lalu sengaja membanting pintu ruangan Nicho.
"Kenapa ia suka sekali membanting pintu" gumam Nicho
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Febri Ana
lanjuuttt
2023-06-25
0
El'
dosen killer❎
mahasiswi killer ✅
🤣
2022-03-20
0
El'
typo ku--->kau
2022-03-20
0