"Baiklah, sebelum kita memulai pembelajaran ini, saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Nicholas Geonandes. Mulai hari ini saya yang akan menggantikan Pak Setiyo untuk mata kuliah Ekonomi. Dan perlu saya ingatkan saya tidak mentolerir keterlambatan apa pun itu alasannya" Nicholas menatap ke arah Abi yang hanya cuek bebek menanggapi peringatannya itu. Abi seperti tidak terpengaruh sama sekali.
"Ada pertanyaan?" tanya Nicholas seraya menatap para mahasiswa yang ada di hadapannya itu.
"Bapak sudah menikah?" tanya seorang gadis berperawakan tinggi yang sedang menatapnya dengan tatapan menggoda.
Nicholas tersenyum seraya menggeleng
"Apa wajah saya terlihat seperti seseorang yang sudah menikah?"
"Bagaimana dengan seorang kekasih?" tanya gadis yang duduk di samping Abi. Nicholas menatap Abi yang sedang sibuk memainkan ponselnya tanpa terpengaruh dengan kericuhan dalam ruangan itu.
"Maybe" jawab Nicholas singkat seraya tersenyum hangat menatap Abi penuh arti.
"Dari tadi saya perhatikan, Bapak selalu menatap Abigail. Apa Bapak tertarik dengannya?"
Abi mendongak begitu mendengar namanya disebut. Tatapan mereka bertemu. Tanpa sadar Nicholas tersenyum lembut tapi Abi malah menatapnya dengan tatapan aneh.
"Aduh Bapak, jika Bapak tertarik dengan Abigail, Bapak harus bersaing dengan Arka, kekasih Abigail. Cowok terpopuler kampus ini" jelas gadis yang duduk di samping Abi itu. Abi menatap Nicholas sesaat lalu kembali mengalihkan tatapannya ke ponselnya. Abi tidak peduli dengan apa yang dikatakan teman-temannya sekalipun yang dibicarakan itu adalah dirinya.
Deg
Jantung Nicholas berdebar dengan cepat. Dia melupakan kemungkinan itu. Kemungkinan gadisnya memiliki seorang kekasih. Nicholas terlihat gugup dan gelisah. Tidak.tidak ia tidak ingin miliknya diambil orang lain.
Bodoh, harusnya aku mengikuti saran Daddy dan langsung menikahinya saja, batinnya dalam hati.
Nicholas menghela nafasnya kasar, ingin rasanya ia cepat-cepat pulang dan menemui Daddy-nya.
"Saya rasa sudah cukup, sekarang saya akan mengabsen satu persatu" Nicholas mengalihkan topik dan mulai mengabsen satu persatu mahasiswanya dan memberi tanda dibuku daftar hadir mahasiswa. Nicholas kembali menutup buku daftar hadir mahasiswa setelah semuanya ia absen.
Abi mengangkat tanganya. Nicholas menatapnya seraya melipat tangannya di dada.
"Bapak belum mengabsen saya" ucapnya lantang.
"Tadi saya sudah mengatakan tidak mentolerir keterlambatan apa pun itu alasannya. Dan nona Abigail bukankah tadi kau terlambat jadi saya anggap kau tidak hadir hari ini" jawab Nicholas tegas.
"Tapi itu.."
"Tidak ada tapi-tapian, jika kau ingin mengikuti kuliah saya, ikuti aturan yang saya buat" Nicholas menatap Abi dengan tatapan penuh arti.
Abi mendengus kesal
"Sombong" gumamnya.
"Kau mengatakan sesuatu nona Abigail?" Nicholas menaikkan alisnya.
Abi menghela nafas lalu berdiri dari kursinya
"Tadi Bapak mengatakan tidak menganggap kehadiran saya. Saya mengikuti mata kuliah hari ini ataupun tidak, tidak ada bedanya, jadi sebaiknya saya keluar. Kebetulan saya lapar. Bapak tidak ingin 'kan dihari pertama Bapak mengajar harus mengurusi mahasiswi Bapak yang pingsan karena kelaparan" ucap Abi enteng.
Nicholas terhenyak untuk sesaat. Lalu kemudian Nicholas mengangguk dan mempersilahkan Abi keluar dengan merentangkan satu tangannya sebagai isyarat.
Abi mengambil tasnya lalu dengan santai melangkahkan kakinya keluar. Nicholas menatap kepergiannya sampai tidak terlihat lagi.
🍍🍍🍍🍍
Abi duduk di bangku kantin seraya menikmati nasi goreng dan segelas jus mangga favoritnya.
"Kau membolos?" tanya pria yang baru saja datang dan langsung menyeruput jus mangga milik Abi.
Abi mengidikan bahunya
"Bukan, ada dosen baru belagu. Aku cuma terlambat sebentar itu dosen malah menganggapku tidak hadir. Ya lebih baik aku keluarkan dan menikmati nasi goreng Bu Inah" jawab Abi ditengah kunyahannya.
"Pintar" Arka mengacak rambut Abi gemas.
"Kau sendiri kenapa tidak masuk?" tanya Abi menatap kekasihnya itu.
"Dosennya tidak masuk" jawab Arka
"Baguslah, setidaknya kau bisa menemani kekasihmu ini di sini" Abi tersenyum manis.
"Abigail, kau dipanggil sama dosen ganteng. Pak Dosen berpesan agar kau segera menemuinya ke ruangannya" Liora menarik kursi dan duduk di hadapan Arka. Liora adalah gadis yang duduk di samping Abi di ruangan tadi dan juga merupakan sahabatnya.
"Dosen ganteng?" tanya Arka seraya menatap Abi dan Liora bergantian.
"Ya, dosen baru itu ganteng banget" jawab Liora semangat.
"Dan sepertinya dosen itu tertarik dengan Abi. Dari Abi datang pak Dosen asyik menatap ke arahnya terus sampai lupa hanya untuk sekedar berkedip" Liora mengompori Arka.
"Benar begitu?" Arka menatap Abi.
Abi mengidikkan bahunya acuh
"Baiklah, sepertinya aku harus pergi. Aku juga penasaran kenapa dosen baru si Nicho itu menyuruhku datang menghadap" Abi bangkit dari kursinya.
"Li, titip kekasihku ya" ucap Abi seraya tersenyum kepada Liora
"Dan kau tuan Arka Abimanyu jangan ganjen, jangan nakal dan jangan tebar-tebar pesona. Terutama pada Melani yang kecentilan itu. Aku gak suka"
Arka mengangguk mendengar perintah Abi yang sudah menjadi kekasihnya selama setengah tahun ini.
Abi pun pergi meninggalkan Liora dan Arka di sana menuju keruangan dosen. Abi mengetuk pintu yang diyakininya sebagai ruangan si dosen ganteng.
"Masuk" terdengar sahutan dari dalam. Abi pun mendorong pintu dan segera masuk. Ia melihat Nicholas sedang duduk di bangkunya seraya memperhatikan layar komputer di hadapannya.
Abi berdiri menunggu Nicholas menyelesaikan pekerjaannya. Nicholas mendongak dan mendapati Abi yang sedang berdiri tak jauh di hadapannya.
"Kau sudah datang?" tanyanya lalu kembali mengalihkan pandangannya ke layar komputer.
"Menurut Bapak?" jawab Abi malas seraya memutar kedua bola matanya.
"Duduklah. Kau bisa kecapean jika berdiri terus seperti itu" perintah Nicholas.
"Bapak memanggil saya bukan untuk menonton Bapak bekerja 'kan?"
Nicholas terkekeh lalu menatap Abi lagi.
"Kau tidak semanis dulu" gumam Nicholas yang masih bisa didengar oleh Abi. Abi mengernyit.
"Maksud Bapak?"
Nicholas menarik nafasnya.
"Duduklah" pintanya seraya menunjuk kursi yang ada di hadapannya. Abi menurut dan segera duduk di hadapan Nicholas.
"Kau sungguh memiliki kekasih?" tanya Nicholas yang membuat Abi mendengus kesal.
"Kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?"
"Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan" Nicholas menatap Abi.
"Masalahnya apa sama Bapak. Bapak tidak sedang membuka bimbingan konseling 'kan. Karena setahu saya Bapak mengajar mata kuliah ekonomi dan masalah saya punya pacar saya rasa tidak etis jika seorang dosen mencampurinya" Abi menatap Nicholas tanpa ada rasa segan sedikit pun.
"Jadi kau memang berpacaran dengan Arka Abimanyu?" Nicholas melirik layar komputernya yang menampilkan profil Arka kekasih Abi. Abi juga yang melihat profil kekasihnya itu tersulut emosinya.
"Bapak menyelidiki saya, Bapak punya masalah apa sih dengan saya?" hardik Abi mulai kesal.
"Bie.." panggil Nicholas lembut. Abi yang mendengar cara Nicholas memanggilnya terpaku. Darahnya berdesir. Panggilan Bie terdengar asing ditelinganya tapi tidak tahu kenapa ia sangat menyukainya. Menyukai orang yang memberikannya panggilan itu atau menyukai panggilan itu.
Nicholas berdiri dari tempatnya dan berjalan mendekat ke arah Abi. Nicholas menyender ke meja kerjanya lalu menatap Abi lembut.
"Arka tidak baik buatmu" ucapnya lembut.
"Kenapa Bapak bisa berbicara begitu?" tanya Abi setenang mungkin. Ternyata wajah Nicho yang melembut membuat Abi jinak juga.
"Percaya sama aku Bie" Nicholas menatap lekat wajah Abi.
"Kenapa aku harus percaya sama Bapak?" cicit Abi seraya menunduk menyembunyikan wajahnya yang merona karena tatapan Nicho padanya.
Kenapa aku jadi tersipu malu begini. Dan ada apa dengan jantungku bertalu-talu tak menentu begini. Bisa ge-er nih dosen belagu, batin Abi.
Abi segera mendongakkan kepalanya dan matanya langsung menatap mata Nicholas
"Kenapa aku harus percaya sama Bapak, dan lagian ya Pak, aku pacaran itu bukan urusan Bapak. Kecuali bapak mengajar mata kuliah percintaan baru itu jadi urusan Bapak" hardik Abi yang membuat Nicho tersentak lalu kemudian terkekeh.
"Wah..waktu enam tahun itu sungguh membuatmu banyak berubah. Sepertinya aku harus berusaha lebih keras" Nicholas menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Maksud Bapak apa sih dari tadi" kesal Abi
"Lupakan. Kau boleh keluar" Nicholas memutar tubuhnya membelakangi Abi. Nicholas tahu gadisnya itu pasti meradang karna diusir dengan cara seperti itu. Terbukti dari cara Abi membanting kuat pintu ruangannya. Katakan mahasiswi mana yang berani melakukan hal seperti itu dihadapan dosennya?.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Isabela Devi
ya knp ga kasih ingat bahwa Abi pernah nitip kucing sih
2024-07-04
0
Dimpi
kok pada komen visual... aku ga nemu 🤔🤔
2021-08-13
1
Tri Sulistyowati
mahasiswa bernama Abie....
2021-08-03
0