4. Calon Menantu

"Pagi Mah..." Abi menuruni tangga masih dengan wajah bantalnya. Rambut berantakan, kaos kedodoran yang menutupi tubuh mungilnya sebatas paha. Abi mendekati Mamanya seraya mencium pipinya. Hal yang biasa ia lakukan setiap menyapa penghuni rumahnya.

"Pagi sayang, cuci muka sana sama sikat gigi. Anak gadis kok bangunnya jam segini" omelan pagi khas orang tua.

"Hmmm" guman Abi seraya mengedarkan pandangannya.

"Pagi-pagi sudah ada tamu. Siapa Mah?" Abi menatap kakaknya yang sedang berbincang sambil ketawa ketiwi tak jelas dengan seorang pria yang duduknya membelakangi Abi sehingga ia tidak bisa melihat wajahnya.

"Iya. Calon menantu Mama"

"Kak Arya" pekik Abi riang seraya berlari menuju ruang tamu tanpa mendengarkan panggilan Mamanya yang berusaha menghentikannya untuk tidak membuat dirinya malu sendiri.

"Kak Arya....Abi kangen...Oleh-oleh buat Abi mana?" Cecar Abi seraya memeluk Arya dari belakang dan melayangkan ciuman bertubi-tubi di wajah yang dianggapnya Arya. Pria yang dipeluk dan dicium Abi itu membatu untuk sepersekian detik. Wajahnya memanas, senang dan marah dalam waktu bersamaan. Tapi tidak bisa dipungkiri sekalipun ia tahu ciuman itu bukan untuknya tetap saja jantungnya menggila mendapat ciuman bertubi-tubi dari Abi.

Mimpi apa aku semalam sehingga pagi ini mendapat hujan ciuman dari Abi.

"Abi..." ringis kakaknya Luna yang melihat kelakuan adik kesayangannya itu.

"Jadi Arya biasa mendapat perlakuan seperti ini dari Abi, Lun?"

Tanpa melepaskan tangannya yang melingkar di leher Arya, Abi mengernyit mendengar suara yang terdengar sangat kesal itu.

Bukan suara kak Arya tapi suaranya tidak asing juga, batin Abi.

Dengan tangan yang masih melingkar indah, Abi memajukan tubuhnya untuk melihat si empunya suara, bertepatan dengan pria itu menoleh ke arah Abi sehingga jarak antara wajahnya dan wajah pria itu sangat dekat. Mata mereka beradu dalam diam.

"Good morning, Bie"

Bie, Dosen sombong, batin Abi

Abi mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan bahwa apa yang dilihat dan didengarnya salah. Abi terpaku, antara percaya dan tidak percaya.

"Sambutanmu sangat luar biasa, Bie" Nicho menunjuk dengan isyarat matanya ke arah tangan Abi yang masih melingkar di lehernya.

"Benaran dosen sombong?" tanya Abi polos yang membuat Nicho terkekeh bahwa Abi masih belum melepaskan pelukannya.

"Aaaakkhhhh...." Abi terjungkal kebelakang begitu sadar bahwa Nicho nyata ada di hadapannya.

"Kenapa Bapak, ada di rumah saya?" teriak Abi dalam posisi terduduk di lantai. Nicho hanya tersenyum melihat tingkah Abi.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Papa dan Mama Abi sudah berdiri dihadapan mereka. Papa dan Mama mengernyit melihat Abi yang terduduk di lantai.

"Abi, kenapa duduk di lantai. Dan kenapa Abi teriak seperti itu kepada Nak Nicho?" tanya Mama seraya membantu Abi berdiri.

"Mama kenal sama Dosen Abi?" Abi menatap Mamanya bingung lalu menatap Nicho masih  untuk memastikan bahwa pria itu memang Nicho sang dosen sombong.

Mama, Papa Abi kompak mengangguk.

"Jadi calon menantu yang Mama maksud tadi?" Abi menunjuk Nicho dengan jari telunjuknya. Kembali Mama Abi mengangguk.

"Kakak, sejak kapan kakak pacaran sama dia?" sungut Abi menatap kesal ke arah Luna dan Nicho secara bergantian.

"Siapa yang pacaran dengan siapa?" tanya Luna bingung

"Sudah..sudah..kita sarapan dulu. Abi jangan malu-maluin Mama deh, sana cuci muka dan sikat gigi. Malu sama Nak Nicho"  Mama dan Papa Abi berbalik menuju meja makan.

"Idiihhhh...kenapa juga harus malu" Abi mendelik kesal ke arah Nicho yang masih senyum-senyum melihat tingkahnya.

"Kenapa Bapak senyam senyum seperti itu" hardik Abi seraya melotot lalu menatap kakaknya Luna,

"Bukannya kakak suka sama kak Arya, kenapa bisa pacaran sama dia sih?" Abi menghentakkan kakinya lalu pergi meninggalkan Nicho dan Luna yang kompak tertawa sepeninggalan Abi.

"Sepertinya Abi salah faham, Nic" tutur Luna.

"Ya, kenapa adikmu bisa menggemeskan seperti itu, Lun"

"Wah..aku masih tidak percaya kau jatuh cinta sama Abi sampai rela menunggu Abi dewasa" Luna menepuk bahu Nicho.

"Adikmu manis begitu siapa yang tidak jatuh cinta. Dan yang terpenting dia penyelamat hidupku, Lun. Mungkin tanpa Abi aku akan hancur dan membenci yang namanya wanita hanya karena ulah sahabatmu itu."

"Maafkan aku" gumam Luna.

"Bukan salahmu" jawab Nicho.

"Aku mendengar kau sudah membalas perasaan sepupu bodohku itu, benarkah begitu?"

"Hmm" Luna bergumam dengan wajah merona.

"Ckkckk.." Nicho berdecak kesal.

"Padahal aku berharap kau menjalin hubungan dengan Bima, bukan dengan pria sialan itu"

"Hei, kau melukaiku dengan mengakatakan kekasihku pria sialan" Luna memsang wajah cemberut berpura-pura marah.

"Kau terlu berlebihan" ucap Nicho malas.

"Kau tahu,.."

"Tidak" jawab Luna menyela ucapan Nicho yang belum selesai.

"Luna, aku belum selesai berbicara. Dengarkan aku sampai selesai baru menjawab" kesal Nicho. Luna hanya mengidikkan bahu acuh, ia memang sengaja tadi untuk menjahili Nicho.

"Aku mengira selama ini Bima menyukaimu, apa dia baik-baik saja, mengingat kau dan Arya sudah resmi menjalin hubungan?"

Luna menghela nafas sesaat, menatap Nicho dengan tatapan yang menurut Nicho sangat aneh.

"Bima memang menyukai seseorang, tapi wanita itu bukan aku."

Nicho mengernyit

"Lalu siapa wanita itu? Apa kita mengenlnya?" tanya Nicho penasaran.

"Mungkin" jawaban Luna membuat Nicho semakin mengernyit.

"Ayo, kita sarapan. Mama sama Papa sudah menunggu" ajak Luna kemudian. Mau tidak mau Nicho pun akhirnya beranjak dari kursinya mengikuti Luna.

Nicho mengernyit dan mengedarkan pandangannya mencari sosok Abi. Hanya ada Mama dan Papa Abi yang duduk di meja. Abi kembali ke kamarnya karena merasa malu.

"Abi mana, Pa?" tanya Nicho tanpa rasa canggung memanggil Johan Papa Abi dengan sebutan Papa.

"Cih...Papa..Papa..kepalamu botak. Panggil Om sebelum Abi menerimamu" ketus Papa Abi yang membuat Mama Abi dan Luna geleng-geleng kepala.

"Yang pentingkan Papa Mertua sama Mama  mertua sudah setuju aku melamar Abi. Tinggal menunggu waktu saja aku akan menikahi Abi dan hidup bahagia bersamanya, serta memeberikan cucu sebanyak yang kalian inginkan" jawab Nicho enteng tidak mempedulikan wajah masam Papa Abi.

"Itu terpaksa! Kalau bukan Daddymu sahabat Om, sudah Om tolak lamaranmu"

"Dan apa yang kau katakan tadi? Cu-cu?" eja papa Abi.

"Mimpimu jangan terlalu tinggi anak muda, Abi belum tentu menerimamu."

"Aku salah apa Papa mertua? Kurangnya aku apa coba? Tampan dan mapan? sudah pasti. Setia? jangan ditanya. Enam tahun aku tetap setia menunggu Abi."

"Kau terlalu tua buat Abi" jawab Papa Abi telak yang membuat Nicho bungkam dan Luna tertawa puas.

"Mama mertua..apa aku terlihat tua?" Nicho menatap Mama Abi dengan wajah memelas.

"Kau terlihat tampan" Mama Abi menepuk bahu Nicho. Papa Abi berdecak kesal yang membuat Nicho tersenyum puas.

"Mama mertua, sepertinya Papa mertua tidak bisa menikmati sarapannya jika ada aku. Aku sarapan dengan Abi di atas saja" Nicho berdiri dari kursinya dan menyusun sarapan diatas nampan untuk dibawa ke kamar Abi

"Tetap di tempatmu anak muda" suara Papa Abi menghentikan langkah Nicho.

"Astaga Papa mertua, aku hanya membawakan sarapan untuk putri kesayanganmu itu bukan untuk memproses cucu untukmu."

"Perhatikan ucapanmu, anak muda sebelum aku mengusirmu dari sini" ancam papa Abi.

"Aku tidak akan berani berbuat macam-macam, kecuali putrimu yang meminta, Papa mertua" Nicho mengerlingkan matanya lalu melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan wajah kesal Papa Abi.

"Kenapa anak itu percaya diri sekali" sungut Papa Abi.

"Aku penasaran akan seperti apa dia jika Abi menolaknya?"

"Papa nyumpahin Nicho?" tanya Luna menatap lekat wajah Papanya.

"Bukan,  Papa hanya penasaran. Papa tidak menyangka anak itu sungguh menunggu Abi. Sepertinya baru kemarin ia datang memaksa Papa memberikan Abi padanya" Papa tersenyum simpul mengingat kejadian enam tahun lalu.

T.B.C

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

semangat trus

2024-07-04

0

El'

El'

excited

2022-03-20

0

🌼 Pisces Boy's 🦋

🌼 Pisces Boy's 🦋

greget dengan Nicho

2021-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan Pertama
2 2. Pertemuan Kedua
3 3. Rival
4 4. Calon Menantu
5 5.Jorok Tapi Cantik !
6 6. Godaan
7 7.Hukuman
8 8. Abi
9 9. Orang Gila Baru
10 10. Lamaran Untuk Abi
11 11. Terciduk
12 12. Lamaran Buat Abi Lagi
13 13. Akhirnya
14 14. Sah
15 15. Suami Istri
16 16. Suami Istri 2
17 17. Sandy
18 18. Mantan
19 19. Mauryn Kembali
20 20. Terungkap
21 21. Cerita Yang Belum Selesai
22 22. Salah Faham
23 23. Melupakan
24 24. Pelakor
25 25. Ancaman
26 26. Pengakuan Bima
27 27. Perasaan Bima
28 28. Kau menyakitiku
29 29. Bima Beraksi
30 30. My Boss
31 31. Maafkan Aku
32 32. Sarapan
33 33. Mari kita Bercerai
34 34. Ancaman Mauryn
35 35. Aku Membencimu
36 36. Rumah Bima
37 37. Keputusan Keluarga
38 38. Kemarahan Nicho
39 39. Usaha yang Sia-Sia
40 40. Nasi Sudah Menjadi Bubur
41 41. Tetaplah Bersamaku
42 42. Penyelasan
43 43. Move On
44 44. Rencana Bertemu
45 45. Pertemuan
46 46.Pergilah, Jemput Kebahagiaanmu
47 47. Hidup Baru
48 48. Bulan Madu
49 49. Anggara Junior
50 50. Anniversary
51 51. Mimpi Buruk
52 52. Takdir
53 53. Keputusan Abi
54 54. Tidak Akan Melepasmu
55 55. Terima Kasih Sudah Muncul di Hadapanku
56 56. Jayden
57 57. Kiss
58 58. Aku Bangga Padamu
59 59. Aku Mencintaimu
60 60. Aku Mencintaimu
61 61. Kunjungan Nicho
62 62. Keluarga
63 63.Daddy
64 64. Mauryn
65 65. Keadaan Yang Membingungkan
66 66. Titik Terang
67 67. Menginap
68 68.Menginap 2
69 69. Menginap 3
70 70. Aku Mempunyai Daddy
71 71. Ada Apa Dengannya?
72 72. Hanya Milikku
73 73.Pengumuman!!!
74 74. Penasaran
75 75. Morning Kiss
76 76. Pria Misterius
77 77. Hacker
78 78. Jayden, Nicho
79 79. Tidak Nicho, Aku Mohon
80 80. Aku Juga Merindukanmu
81 81. Tempatmu di Sisiku
82 82. Rumah Nicho
83 83. Pagi Pertama di Rumah Nicho
84 84. Nicho Beraksi
85 85. Maafkan Aku yang Membuatmu Menunggu Lama
86 86. Aku Membencinya
87 87. Maafkan Aku, Dad.
88 88. Kembali Sah
89 89. Cristian
90 90. Apa Ini?
91 91.Kenapa?
92 92. Ada Apa Dengan Nicho?
93 93. Malam Terindah
94 94. Lagi
95 95. Keindahan
96 96. Pemakaman
97 97. Maafkan dan Terima Kasih
98 98. Keluarga Baru
99 99. Hamil
100 100. Karena Kau Berharga
101 101. Geonandes End
102 Pengumuman.
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Pertemuan Pertama
2
2. Pertemuan Kedua
3
3. Rival
4
4. Calon Menantu
5
5.Jorok Tapi Cantik !
6
6. Godaan
7
7.Hukuman
8
8. Abi
9
9. Orang Gila Baru
10
10. Lamaran Untuk Abi
11
11. Terciduk
12
12. Lamaran Buat Abi Lagi
13
13. Akhirnya
14
14. Sah
15
15. Suami Istri
16
16. Suami Istri 2
17
17. Sandy
18
18. Mantan
19
19. Mauryn Kembali
20
20. Terungkap
21
21. Cerita Yang Belum Selesai
22
22. Salah Faham
23
23. Melupakan
24
24. Pelakor
25
25. Ancaman
26
26. Pengakuan Bima
27
27. Perasaan Bima
28
28. Kau menyakitiku
29
29. Bima Beraksi
30
30. My Boss
31
31. Maafkan Aku
32
32. Sarapan
33
33. Mari kita Bercerai
34
34. Ancaman Mauryn
35
35. Aku Membencimu
36
36. Rumah Bima
37
37. Keputusan Keluarga
38
38. Kemarahan Nicho
39
39. Usaha yang Sia-Sia
40
40. Nasi Sudah Menjadi Bubur
41
41. Tetaplah Bersamaku
42
42. Penyelasan
43
43. Move On
44
44. Rencana Bertemu
45
45. Pertemuan
46
46.Pergilah, Jemput Kebahagiaanmu
47
47. Hidup Baru
48
48. Bulan Madu
49
49. Anggara Junior
50
50. Anniversary
51
51. Mimpi Buruk
52
52. Takdir
53
53. Keputusan Abi
54
54. Tidak Akan Melepasmu
55
55. Terima Kasih Sudah Muncul di Hadapanku
56
56. Jayden
57
57. Kiss
58
58. Aku Bangga Padamu
59
59. Aku Mencintaimu
60
60. Aku Mencintaimu
61
61. Kunjungan Nicho
62
62. Keluarga
63
63.Daddy
64
64. Mauryn
65
65. Keadaan Yang Membingungkan
66
66. Titik Terang
67
67. Menginap
68
68.Menginap 2
69
69. Menginap 3
70
70. Aku Mempunyai Daddy
71
71. Ada Apa Dengannya?
72
72. Hanya Milikku
73
73.Pengumuman!!!
74
74. Penasaran
75
75. Morning Kiss
76
76. Pria Misterius
77
77. Hacker
78
78. Jayden, Nicho
79
79. Tidak Nicho, Aku Mohon
80
80. Aku Juga Merindukanmu
81
81. Tempatmu di Sisiku
82
82. Rumah Nicho
83
83. Pagi Pertama di Rumah Nicho
84
84. Nicho Beraksi
85
85. Maafkan Aku yang Membuatmu Menunggu Lama
86
86. Aku Membencinya
87
87. Maafkan Aku, Dad.
88
88. Kembali Sah
89
89. Cristian
90
90. Apa Ini?
91
91.Kenapa?
92
92. Ada Apa Dengan Nicho?
93
93. Malam Terindah
94
94. Lagi
95
95. Keindahan
96
96. Pemakaman
97
97. Maafkan dan Terima Kasih
98
98. Keluarga Baru
99
99. Hamil
100
100. Karena Kau Berharga
101
101. Geonandes End
102
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!