Chapter 20 - Kota Suzhen

"Tidak masalah, aku merasa sangat bahagia dengan hadiah ini. Sudah sangat lama untuk tidak merasakan pakaian seindah ini. " Gumam Xu Ya dengan nada yang agak bergetar.

"Istirahat lah dulu, besok kita akan pergi ke Kota Suzhen. Aku yakin kamu belum pernah melihatnya sebelumnya. " Balas Huo Xincheng dengan lembut.

Baru kali ini Huo Xincheng mengatakan sesuatu dengan nada yang lembut seperti itu, sehingga Xu Ya mau tidak mau menurut dan kembali ke tempat tidurnya.

Huo Xincheng juga pergi ke tempat tidurnya sehingga mereka tidur terpisahkan oleh tirai besar, Xu Ya sebenarnya tidak bisa tidur semalaman. Selama ini, dia belum pernah bepergian kecuali ke kamp militer, Ibukota dan sekarang Kota Suzhen akan menjadi tempatnya yang ketiga.

'Ayah, Ibu, aku pasti akan membalaskan dendam kalian. Aku sekarang memiliki kekuatanku sendiri dan memiliki seseorang yang baik padaku, merawat dan memperhatikanku dengan baik. 'Pikir Xu Ya.

Pagi hari datang dengan sangat cepat, Huo Xincheng dan Xu Ya telah berkemas dari pagi pagi sekali menggunakan kereta kuda alih alih berkuda. Bagaimanapun dia menyandang status sebagai sepupu Huo Xincheng yang sehalus bunga.

Xu Ya menggunakan cadar untuk menutupi wajahnya dan bertingkah laku layaknya seorang gadis dari keluarga bangsawan.

"Nona Xu, silakan. " Ucap Gao Yu.

"Saudara Gao, sayang sekali bahwa kamu tidak bisa ikut. " Balas Xu Ya menyayangkan perjalanan kali ini yang hanya bisa memuat dua orang.

"Kamp militer harus tetap memiliki seorang pengurus, karena Jenderal pergi maka aku harus tetap disini kecuali situasi mendesak seperti sebelumnya. " Ucap Gao Yu.

Xu Ya menganggukkan kepalanya dan mengerti dengan maksud Gao Yu, setelah berpamitan mereka akhirnya naik ke atas kereta kuda dengan seorang kusir yang menemani mereka.

Itu adalah Prajurit inti milik Huo Xincheng yang dipilih dengan cermat, hanya kalah sedikit dari kemampuan Gao Yu. Kereta kuda berjalan dengan cepat dan Xu Ya memandang kamp militer dengan tatapan merindukan.

Entah kapan baru bisa kembali lagi ke rumah barunya ini, sulit untuk mengatakan bahwa Kamp Militer tidak aman dan penuh bahaya karena bagi Xu Ya selama ada Huo Xincheng kaka dia akan merasa tenang dan berani.

Perjalanan dengan kereta kuda umumnya berjalan lebih lama dibandingkan dengan berkuda, Xu Ya akan berperan menjadi Huo Xinyue, adik sepupu Huo Xincheng yang sudah lama pergi ke kuil untuk berdoa.

Tidak banyak orang yang mengetahui rupanya sehingga Huo Xincheng membawanya dengan alasan untuk mencarikan jodoh yang baik di acara besar seperti ulang tahun Wang Jiang ini.

"Jika kamu disuruh menari, menyanyi , berpuisi atau bermain musik maka aku akan mencari cara untuk menghindarinya untukmu. Dengan alasan bahwa kamu sedang tidak dalam kondisi kesehatan yang baik karena perjalanan panjang. " Ucap Huo Xincheng.

"Jangan terlalu khawatir, Jenderal. Aku mengerti, aku bisa menyesuaikan diri. " Balas Xu Ya tersenyum penuh makna.

Karena Huo Xincheng ini sudah sering mengerjai nya maka kali ini dia memiliki kesempatan untuk membalas dendam, karena ini maka dia tidak akan menyia nyiakannya. Biarkan saja Huo Xincheng merasa cemas padahal dia memiliki kemampuan enam kesenian para gadis terbaik di Ibukota sebelumnya.

Dia adalah keponakan Kaisar, bagaimana mungkin dia sebagai seorang gadis benar benar menjadi putri manja yang tidak berguna ? Hanya saja Huo Xincheng ini kaku dan sulit beradaptasi sehingga merasa cemas untuk hal hal kecil.

Perjalanan mereka memakan waktu dua hari lamanya dan Xu Ya benar benar bertingkah laku layaknya gadis yang lembut. Pedang pendeknya tidak pernah ditinggalkan, namun tidak semua orang bisa melihatnya. Karena itu tersimpan tepat di balik kain pinggang miliknya.

Ketika sampai di Kota Suzhen, dia merasa sangat antusias, ini adalah pertama kalinya dia pergi ke Kota Suzhen dan disini benar benar indah. Penuh dengan keramaian dan suasana yang hidup, hal ini membuatnya merasa sangat antusias.

"Jenderal, jika nanti masalah kita sudah selesai. Apakah boleh untuk membeli gula kapas ?" Tanya Xu Ya dengan antusias.

"Hm." Jawab Huo Xincheng sembari membaca buku strategi perang miliknya.

Huo Xincheng dan Xu Ya, yang mulai sekarang akan disebut sebagai Huo Xinyue melesat ke kediaman Wang yang mengesankan. Ketika tiba disana, Xu Ya sangat terkejut dengan kondisi disana karena Kediaman Wang sangat indah sekali terutama untuk ukuran sebuah kediaman di Kota Perbatasan.

Hampir setara dengan Kediaman Marquis Xu miliknya bahkan terlihat jauh lebih mencolok dengan hiasan emas yang sangat membuat mata sakit ini, orang orang ini benar benar memiliki selera yang aneh.

Kusir menunjukkan kartu Identitas mereka sehingga mereka diperbolehkan masuk ke dalam, kereta kuda mereka melaju sampai ke rumah utama untuk bertemu dengan Wang Jiang.

Huo Xincheng yang pertama kali turun lalu membantu Xu Ya untuk turun, Xu Ya memegang tangan Huo Xincheng dan melihat bahwa Wang Jiang baru saja berjalan keluar.

Xu Ya sengaja membuat dirinya tersandung dan Huo Xincheng dengan segera menangkap dirinya. Xu Ya terbatuk batuk ringan lalu kembali berdiri lagi.

"Terima kasih, Kakak sepupu. " Ucap Xu Ya dengan lemah lembut.

"Nona Huo memang seperti yang dirumorkan, begitu indah dan menawan layaknya angsa di bawah cahaya bulan purnama. " Puji Wang Jiang.

Wang Jiang adalah seorang pemuda dengan kedua mata besar yang memandang Xu Ya dengan tatapan mesum.

"Terima kasih atas pujian, Tuan muda Wang. " Ucap Xu Ya.

Dia harus menegaskan bahwa dia adalah gadis yang lemah dan perlu Huo Xincheng untuk menopang dirinya.

"Jenderal Huo, aku berterima kasih karena kamu menyempatkan waktu untuk datang. Jika Pamanku mengetahuinya maka dia pasti akan merasa sangat senang. " Ucap Wang Jiang dengan makna ganda.

"Selain Jenderal, aku juga Pangeran Keempat. Tuan muda Wang adalah keponakan kesayangan Perdana Menteri Wang, tentu saja aku harus datang. " Ucap Huo Xincheng.

Wang Jiang tersenyum bangga lalu mempersilakan mereka berdua untuk masuk ke dalam Kediaman Wang, Xu Ya secara samar samar bisa merasakan bahwa ada niat buruk dari dalam diri Wang Jiang.

Selain mereka, juga ada banyak tamu tamu lain yang menghadiri acara ulang tahun Wang Jiang. Mereka diantar ke sebuah paviliun yang memiliki tiga kamar , sehingga masing masing menempati kamar mereka masing masing.

"Nona Huo, kenapa tidak tinggal di kamarmu ?" Tanya Wang Jiang.

"Tuan muda Wang, aku belakangan ini sering mimpi buruk sehingga aku akan bercerita dengan kakak sepupu terlebih dahulu sampai larut malam. " Jawab Xu Ya lu memberi salam dan masuk ke dalam kamar Huo Xincheng.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

Big.Daddy

Big.Daddy

nona Jianchou saat nya membuat rencana untuk mengerjai jenderal kaku itu ya kan hahaha

2025-01-22

1

y@y@

y@y@

maka...

2025-01-22

1

y@y@

y@y@

👍🏻🌟👍🌟👍🏻

2025-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!