Chapter 7 - Pengasingan

Xu Ya benar benar serius dengan kata katanya sebelumnya dan benar benar ingin pergi menuju ke dalam pasukan militer. Mereka berdua akhirnya tiba di Kediaman Jenderal Guangxi lalu Xu Ya mengikuti Huo Xincheng seperti anak bebek yang sedang mengikuti induknya.

Huo Xincheng tiba di depan ruang kerjanya dan Xu Ya menghentikan langkahnya, memilih untuk tidak ikut masuk. Jika di masa lalu, pelayan Ayahnya tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruang kerja. Maka seharusnya disini juga berlaku hal yang sama.

"Apa yang kamu lakukan disana ? Apakah ingin menjadi patung penjaga pintu ?" Tanya Huo Xincheng dengan dingin.

"Jadi aku boleh masuk ?" Tanya Xu Ya dengan polos.

Huo Xincheng hanya menatapnya dengan tajam jadi Xu Ya segera menundukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam ruangan Huo Xincheng.

Huo Xincheng memberikannya sebuah kotak kecil yang memiliki ukiran indah yang sangat mengesankan. Xu Ya menatap Huo Xincheng lalu menatap kotak lagi dan melakukannya berulang kali yang membuat Huo Xincheng merasa tidak sabar dengan sikapnya ini.

"Cepat buka kotaknya !" Perintah Huo Xincheng.

Xu Ya segera membuka kotaknya lalu melihat bahwa disana ada sebuah pedang pendek yang sangat indah, dia merasa bahwa ini adalah pedang terbaik yang pernah dia lihat.

"Pedang ini adalah pedang peninggalan Ibuku, aku akan memberikannya padamu. Pedang ini harus kamu jaga, senjata sama dengan nyawamu. Kehilangan senjata sama seperti kehilangan nyawamu, apakah kamu mengerti ?" Tanya Huo Xincheng dengan serius.

"Aku mengerti, namun hal ini terlalu berharga dan tidak bisa ku terima. " Jawab Xu Ya merasa ragu.

"Terima saja, di kediaman ini tidak ada satupun wanita. Aku juga tidak memiliki keluarga wanita, sebaik apapun sebuah pedang jika tidak digunakan dan dibiarkan berdebu maka hanya akan menjadi sepotong besi tua. Jika kamu bisa menggunakannya dengan baik maka itu bisa dianggap sebagai bentuk penghargaan kepadan Ibuku. " Balas Huo Xincheng.

Xu Ya menatap Huo Xincheng dengan tatapan terperangah karena baru kali ini Huo Xincheng berbicara dengan begitu panjang dan terlihat jelas bahwa ada sedikit kesedihan dalam nada bicaranya.

"Kalau begitu maka aku akan berterima kasih kepada Jenderal. " Ucap Xu Ya menundukkan kepalanya lalu meletakkan kotak itu di atas meja Huo Xincheng.

Dia mengambil pedang itu dan mulai menggerak gerakkan nya. Pedang itu memang sangat nyaman dan sangat ringan. Berbeda dengan pedang yang dikatakan oleh orang orang.

"Selanjutnya aku akan memberi tahumu, bahwa manusia memiliki beberapa titik lemah. " Ucap Huo Xincheng.

Huo Xincheng mengajari Xu Ya dengan serius mengenai hal ini dan Xu Ya juga tidak berani merasa lalai, Huo Xincheng juga menunjukkan sebuah jurus pedang.

Namun entah berapa kali Xu Ya mencoba untuk mempraktikkannya, itu selalu gagal dan kurang baik.

"Kamu tidak memiliki fondasi tubuh yang kuat. Karena itu kamu tidak bisa melakukannya dengan baik. " Ucap Huo Xincheng.

Xu Ya menganggukkan kepalanya, sebagai seorang gadis bangsawan maka kegiatan yang dia lakukan sangat sedikit. Pantas saja kekuatannya lemah dan dia tidak memiliki kemampuan yang sama dengan seorang pria dewasa.

Tidak lama kemudian Gao Yu berlari masuk ke dalam ruangan dan memberikan selembar surat kepada Huo Xincheng, Xu Ya secara alami melangkahkan kakinya mundur ke belakang.

Xu Ya diam diam melihat tumpukan buku di lemari Huo Xincheng dan merasa bahwa hal ini sangat menarik, sebagian besar adalah strategi untuk berperang.

Xu Ya mengambil salah satu buku dari seni perang lalu mulai membacanya dengan penuh perhatian, bahkan ketika Huo Xincheng dan Gao Yu sudah selesai berbicara, dia masih tidak sadar.

"Xu Ya. " Panggil Huo Xincheng yang membuat Xu Ya terkejut sampai terlompat.

Baru kali ini Huo Xincheng memanggilnya dengan sebutan nama lengkap bukan Nona muda Xu atau Nona Xu.

"Ya, Jenderal !" Jawab Xu Ya.

"Kita harus segera berangkat menuju perbatasan utara. Segera kemasi barang bawaanmu !" Perintah Huo Xincheng.

"Jenderal, aku bahkan tidak memiliki barang bawaan kecuali pakaian yang aku gunakan dan pedang ini. " Ucap Xu Ya meringis di dalam hatinya.

Huo Xincheng menatapnya dengan tatapan aneh sebelum akhirnya menghela nafas.

"Gao Yu, beli beberapa pakaian pria ukuran kecil untuknya. Serta pita rambut untuk mengikat rambutnya. " Ucap Huo Xincheng mendadak merasa lelah dengan spesies baru bernama Xu Ya ini.

"Baik, Jenderal. " Balas Gao Yu.

"Jika kamu menyukai tumpukan buku tua itu maka bawa saja yang kamu suka. " Ucap Huo Xincheng.

"Benarkah ? Terima kasih Jenderal !" Seru Xu Ya dengan berbinar binar lalu mulai mengemasi sebagian besar buku buku itu dengan penuh semangat.

Sekarang lemari Huo Xincheng pun hampir dikosongkan oleh Xu Ya yang membuat Huo Xincheng merasa tidak bisa berkata kata lagi.

Siapa yang menyangka bahwa gadis polos ini benar benar berhasil membuat orang yang sangat datar seperti Huo Xincheng merasa emosi ?

Bahkan Gao Yu yang selalu mengikuti Huo Xincheng pun merasa terkejut dengan sikap dari Jenderalnya. Dengan begitulah mereka berangkat menggunakan kuda.

Xu Ya awalnya agak kesulitan untuk mengendalikan kuda namun kuda yang diberikan oleh Huo Xincheng sangat jinak dan pintar sehingga mudah bagi Xu Ya untuk mengendalikannya.

"Perhatikan pijakanmu, cobalah untuk tidak merasa takut. Jika kamu tidak takut maka kudamu akan secara alami tunduk padamu. " Ucap Huo Xincheng.

"Ya, ya, ya, aku mulai bisa ! Jenderal, lihat aku benar benar mulai bisa !" Seru Xu Ya meramaikan perjalanan yang penuh dengan pria itu.

Rambut Xu Ya diikat dengan model rambut pria dan pakaiannya juga seperti pria, pada saat yang sama mereka bertemu dengan iring iringan dari Kekaisaran.

Itu adalah dua peti mati yang dilempari dengan ribuan buah busuk serta sayuran atau bahkan beberapa hal menjijikkan lain. Peti itu salah satunya terjatuh namun tidak segera diangkat.

Xu Ya memandang pemandangan itu dengan nafas tercekat, itu adalah peti mati kedua orang tuanya yang sudah dijatuhkan hukuman.

Xu Ya ingin turun dari kuda tetapi Huo Xincheng mendekat dan menahan tangannya, mata Xu Ya memerah dan tangannya mengepal dengan erat.

"Marquis Xu dan Putri Hongling akan dimakamkan di luar kota dan mengalami pengasingan. " Ucap Huo Xincheng.

"Kelak, aku akan membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Namun ada baiknya juga, mereka mengharapkan kedamaian semasa hidup namun gagal mendapatkannya. Dimakamkan diluar kota juga baik. " Gumam Xu Ya dengan nada yang agak bergetar.

Rasa sakit hari ini, dia pasti akan membalaskannya ratusan kali lipat. Rasa bahagia yang dia rasakan sebelumnya telah sirna sepenuhnya dan dia menyadari bahwa tanpa dukungan maka dia benar benar tidak berdaya.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

👍🏿⭐👍🏻⭐👍🏿

2025-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!