Chapter 10 - Xu Jianchou

"Jenderal pasti tidak mau melakukan hal kotor seperti ini, bagaimana jika meminta bantuan Kak Gao saja ?" Tanya Xu Ya tanpa rasa bersalah.

"Dalam sekejap kamu menjadi begitu dekat dengannya sampai memanggilnya kakak. Apakah kamu tidak takut keluargamu merasa malu melihat sikapmu ?" Tanya Huo Xincheng dengan sinis lalu segera mengambil pisau itu.

"Aku hanya berteman, apalagi Kak Gao memiliki sifat yang baik dan tidak suka marah marah. Jadi aku juga merasa lebih baik, jika bersama dengan Jenderal maka aku pasti merasa takut dan tertekan. " Ucap Xu Ya berkeluh kesah.

Tanpa sadar Gao Yu yang berdiri di depan tenda tiba tiba merasa bahwa bulu kuduknya berdiri seolah olah ada sebuah niat membunuh padahal dia tidak tahu darimana itu berasal.

Tidak lama tabib tua keluar dari dalam tenda dengan senyum cerah lalu menepuk bahu Gao Yu.

"Bagaimana kondisi Nona Xu ?" Tanya Gao Yu.

"Anak muda, aku beritahu kamu sesuatu untuk menyelamatkan nyawamu. " Jawab Tabib tua itu.

"Apa itu ?" Tanya Gao Yu penasaran.

"Jangan terlalu dekat dengan Nona Xu itu, jika tidak maka kamu akan mengundang macan ganas untuk menerjang dirimu. Oh ya, jangan katakan bahwa aku bisa mengikis kulit dengan pisau ya di masa depan. " Bisik Tabib tua itu sembari berkedip nakal.

"Jenderal dan Nona Xu..... astaga !" Gao Yu berseru dengan sangat antusias lalu berlari ke seluruh kamp untuk menyebarkan berita ini.

Tabib tua itu menggelengkan kepalanya dan merasa bingung dengan sikap Gao Yu yang terlalu kekanak kanakan.

Huo Xincheng tidak pernah dekat dengan wanita selain Ibunya dari lahir sampai sedewasa ini maka dari itu berita ini benar benar harus disebarkan seluas luasnya. Jika perlu maka seluruh dunia harus tahu namun Gao Yu juga tahu bahwa identitas Xu Ya pada saat ini sedang berada dalam ancaman.

Jadi dia hanya mengatakannya dengan beberapa rekan yang dekat dan terpercaya, rekan seperjuangan Huo Xincheng yang sudah sangat lama berada di dalam kemiliteran.

Sementara kedua orang di dalam tidak tahu mengenai kasus yang menyebar di luar ini sehingga mereka hanya bisa berada dalam situasi yang canggung dan tegang ini.

Xu Ya menggigit pakaiannya dengan erat erat sampai sampai tidak ada sela untuk suaranya keluar, Huo Xincheng memanaskan pisau dengan api sehingga tidak ada bakteri dan pisau menjadi steril lalu mulai mengikis pakaian Xu Ya dengan erat.

Xu Ya mengerang kesakitan ketika merasakan penyiksaan ini , proses ini dilakukan secara lambat dan berhati hati sehingga membuatnya merasa sangat kesakitan. Setiap detik dari hidupnya pada saat ini terasa seperti satu tahun.

Keringat mengalir deras dari dahinya, ada suara teriakan tertahan di dari dalam mulutnya dan dia benar benar menderita pada saat ini.

Huo Xincheng juga tidak kalah tertekan , dia bahkan sampai tidak berani untuk berkedip dan keringat sebesar butiran jagung juga terbentuk di dahinya.

Ketika sudah sisa sedikit, Huo Xincheng menguatkan tekadnya dan langsung menariknya dalam satu tarikan terakhir. Xu Ya merasa bahwa nyawanya seperti melayang dan dia mulai kehilangan keseimbangan.

Huo Xincheng merangkul bahu Xu Ya agar dia tidak jatuh ke belakang dan memperparah lukanya.

"Bertahanlah, jangan sampai kehilangan kesadaran. Apakah kamu masih bisa mendengarku ?" Tanya Huo Xincheng dan Xu Ya menganggukkan kepalanya dengan lemah.

Tidak lama kemudian Tabib tua itu kembali masuk lagi dan membantu Xu Ya untuk berada dalam posisi tengkurap.

"Aku akan menusukkan beberapa titik akupuntur mu sehingga kamu tidak akan merasa begitu sakit ketika aku mengoleskan dan menaburkan bubuk obat padamu. Bagaimana ?" Tanya Tabib tua itu.

"Ya." Jawab Xu Ya dengan lemah.

Huo Xincheng hanya duduk dan mengamati dengan mata elangnya tanpa suara. Jika Tabib tua dan Xu Ya itu tidak memperhatikan Huo Xincheng maka mereka tidak akan menyadari bahwa Huo Xincheng berada disana sejak tadi dengan sikapnya yang dingin dan tidak tersentuh.

Setelah selesai, sebuah pakaian digunakan untuk menutup punggu Xu Ya yang dipenuhi dengan luka terbuka.

"Aku akan pamit dulu Jenderal. " Ucap Tabib tua itu membawa kotak obatnya keluar.

Huo Xincheng menatap Xu Ya lalu melihat kamarnya yang cukup luas ini, pada saat ini maka Xu Ya tidak akan bisa tinggal di kamp yang sama dengan pria pria lain.

"Bagaimana jika kamu tinggal disini ? Aku akan meminta Gao Yu untuk memasang pembatas. " Tanya Huo Xincheng.

"Boleh juga, tidur di lantai juga tidak masalah. " Jawab Xu Ya.

Huo Xincheng hanya menatapnya dengan tatapan tidak senang. Entah bagaimana kehidupannya yang monoton dan teratur mendadak menjadi kacau karena kedatangan wanita ini.

Dengan begitulah kamar Huo Xincheng disulap menjadi terbagi dua dan satu untuk Huo Xincheng yang bagian luas sementara yang kecil untuk Xu Ya.

"Kenapa kamu memilih nama Xu Jianchou ?" Tanya Huo Xincheng. Pada saat ini mereka berbaring di kamar yang sama hanya dibatasi oleh tirai tipis.

Mereka berbaring di tempat tidur masing masing hanya saja Xu Ya tidak benar benar berbaring melainkan tengkurap karena dia tidak bisa berbaring.

"Mudah saja karena nama Jianchou berarti Pedang Pembalasan Dendam. Aku akan menjadi pedang yang hidup itu untuk membalaskan dendam. " Ucap Xu Ya dengan senyum tipis.

"Kalau begitu maka itu memang sangat cocok denganmu. Namun apakah kamu tahu bahwa kamu harus ikut berlatih besok walaupun terluka ?" Tanya Huo Xincheng menakutinya.

"Oh, setelah bangun maka rasa sakit yang aku rasakan akan hilang dan aku akan sepenuhnya menjadi Xu Jianchou. Dengan begitu maka aku akan mengikuti pelatihan militer yang keras. " Jawab Xu Ya.

"Aku harap bahwa kamu tidak mengecewakanku, rekrut prajurit masih menunggu 3 bulan lagi. Aku membawamu secara khusus, jika kamu tidak menunjukkan kemampuanmu maka kamu akan diremehkan orang orang. " Ucap Huo Xincheng.

"Aku tahu, aku akan di cap sebagai seseorang yang memanfaatkan kedekatan dengan atasan untuk mendapatkan posisi. Namun aku akan segera membuktikan diri kepada semuanya bahwa aku pantas dengan posisi ini. " Balas Xu Ya tanpa keraguan sedikitpun.

"Bagus jika kamu memiliki pemikiran seperti ini. Aku akan menilaimu dan memantaumu dari kejauhan. Jika kamu barangkali terlihat malas malasan maka aku akan mengirimmu kembali ke sisi Yang Mulia. " Ucap Huo Xincheng memperingatkannya sekali lagi tentang perjanjian mereka di awal.

Xu Ya tertawa ringan tetapi juga tidak menanggapi lagi, dia merasa bahwa hari ini dia mengalami banyak guncangan dan tekanan mental jadi sedikit banyak dia merasakan kelelahan di dalam hatinya.

Perlahan lahan pandangannya menjadi kabur dan dia tenggelam ke dalam lautan mimpi.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

🌟👍👍🏻👍🌟

2025-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!