Chapter 14 - Bimbingan

Tiba tiba tirai dari kamp di depannya terbuka dan menunjukkan seorang pria muda dengan jubah bulu rubah yang tersampirkan di bahunya dengan indah.

Pemuda itu melirik ke bawah dengan tatapan yang agak menghina sehingga membuat Xu Ya merasa sangat canggung dan dia hanya bisa tersenyum untuk menutupi rasa canggung nya.

Namun, apa boleh buat karena pada saat ini Xu Ya benar benar tidak berdaya. Tangan dan kakinya bahkan tidak bisa menuruti perintahnya sehingga dia hanya bisa berhenti dalam posisi berlutut ini sembari menahan rasa malu.

"Dengan kondisimu saat ini, kamu bahkan tidak akan bisa membunuh seekor ayam. " Ejek Huo Xincheng dengan sinis.

"Jenderal, tidak semua orang terlahir dengan bakat alami untuk bertarung sepertimu. Jadi, berhentilah mengejekku. " Balas Xu Ya mengeluh.

"Terlahir dengan bakat alami untuk bertarung ? Ha ha ha, aku tidak pernah mendengar hal konyol seperti itu. " Balas Huo Xincheng.

"Terserah apa kata Jenderal, lebih baik kamu menolongku kan ? Kamu benar benar menyebalkan, Jenderal ! "Keluh Xu Ya sekali lagi.

Dia benar benar kesal pada saat ini , namun Huo Xincheng ini benar benar tidak bisa memahami kekesalan orang lain. Pantas saja orang orang merasa sangat kesal dan dia memiliki banyak musuh di Ibukota.

"Daripada kamu bertingkah laku seperti itik yang ingin berubah menjadi Phoenix ini, lebih baik kamu bangun satu jam lebih pagi dan istirahat satu jam lebih larut daripada orang orang. Gao Yu, angkat dia !" Perintah Huo Xincheng.

Gao Yu yang berada di belakang Huo Xincheng terperangah dan diam diam ingin melakukan apa yang diperintahkan, namun tiba tiba dia mengingat apa yang dikatakan oleh Tabib tua itu padanya sebelumnya.

Huo Xincheng menoleh ke belakang untuk melihat Gao Yu yang tidak kunjung melakukan apa yang dia perintahkan.

"Apa yang kamu lakukan ?" Tanya Huo Xincheng dingin.

Gao Yu tidak menjawab secara langsung namun justru terkekeh canggung ke arah Jenderalnya, Huo Xincheng mengerutkan dahinya dan tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Gao Yu.

Belakangan ini Gao Yu memang bertingkah laku aneh saat Huo Xincheng mengungkit Xu Ya, sehingga Huo Xincheng diam diam menduga mungkinkah bawahannya ini menaruh perasaan pada Xu Ya.

Pada saat ini , pemikiran manusia telah berubah menjadi kacau satu sama lain. Huo Xincheng mengira bahwa Gao Yu suka pada Xu Ya sementara Gao Yu mengira Huo Xincheng suka pada Xu Ya.

Dan akhirnya, orang yang paling menderita adalah Xu Ya. Dia bahkan tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pria pria aneh dari kamp militer ini.

"Jenderal, tanganku baru saja terkilir. Bagaimana jika kamu berbaik hati dan membantuku untuk hal ini ?" Tanya Gao Yu.

"Tidak mungkin, tanganmu masih baik baik saja sebelumnya. " Jawab Huo Xincheng dengan tatapan tajam.

"Aduhh, perutku sakit sekali ! Jenderal aku harus pergi kamae kecil !" Teriak Gao Yu lalu langsung melarikan diri dan pada saat ini mereka sedang berada dalam kondisi yang canggung.

Huo Xincheng menghela nafas lalu berjalan maju dan mengulurkan tangannya, Xu Ya menerima ukuran itu tetapi tetap saja tidak memiliki tenaga yang cukup untuk mengangkat dirinya sendiri.

Sehingga Huo Xincheng kehilangan kesabaran dan menundukkan kepalanya lalu mengangkat tubuh Xu Ya seperti sedang mengangkat karung beras.

"Jenderal, setiap kali kamu membawaku seperti ini maka aku akan merasa seperti anak anak yang di bawa pulang oleh orang tuanya karena bermain di luar rumah sepanjang hari. " Ucap Xu Ya bernostalgia dengan ingatannya di masa lalu.

Ayahnya juga akan membawanya dan mengangkatnya seperti ini jika dia bertindak nakal ketika dia masih sangat kecil, tindakan Huo Xincheng telah membangkitkan ingatan yang telah lama terpendam ini.

Huo Xincheng hanya diam dan mendengarkan kata kata Xu Ya, Xu Ya seperti sedang berceloteh dengan patung namun entah bagaimana dia yakin bahwa Huo Xincheng sedang mendengarkan dirinya pada saat ini.

Xu Ya diantar ke atas ranjangnya dan dia berterima kasih kepada Huo Xincheng, ketika dia memejamkan mata maka rasa kantuk langsung menyerbu tubuhnya.

Namun dia melihat sebuah sup ginseng di meja nakasnya yang sudah agak dingin lalu tersenyum manis, dia menganggap ini adalah bentuk keperdulian Huo Xincheng padanya sehingga dia menenggaknya sampai habis sebelum akhirnya dia kembali berbaring.

Dia sangat ingin langsung terlelap dan melupakan semua masalah di dunia ini namun hal ini tidak mudah karena dia menghindari untuk mengalami mimpi buruk. Maka dia tidak boleh tidur terlalu nyenyak.

Pada saat ini Xu Ya sedang berada di ambang batas kesadarannya, seperti tertidur tetapi juga tidak sepenuhnya tertidur.

Sampai akhirnya dia mendengar suara lonceng diluar yang menandakan bahwa sudah jam tiga pagi sehingga dia langsung bangun dari tempat tidurnya dan menggerakkan seluruh tubuhnya.

Dia hanya tidur selama 4 jam dan tubuhnya sudah kembali bugar, dia mengambil pedang pendek yang ada di meja nakasnya dengan semangat lalu melihat bahwa ranjang di seberang sana masih menghidupkan lilin.

Menunjukkan bahwa orang di seberang sana sudah terbangun lebih dahulu darinya atau bahkan tidak tidur sepanjang malam. Xu Ya memberanikan diri untuk mendekati tirai lalu mengintip dari ujung tirai dan melihat Huo Xincheng yang sedang memeriksa berkas yang tiada akhirnya.

"Jenderal, apakah kamu tidak tidur semalam ?" Tanya Xu Ya.

"Hm." Jawab Huo Xincheng dengan singkat.

"Baiklah, kalau begitu maka jangan lupakan kesehatanmu sendiri. Aku akan berlatih terlebih dahulu ! Terima kasih banyak atas sup ginseng yang kamu berikan !" Seru Xu Ya.

Xu Ya berlari keluar dengan semangat dan menerjang hujan salju di depan , dia melihat ada tumpukan batu di depan kamp Huo Xincheng lalu mulai mengangkat batu batu itu.

Memindahkan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain, terus seperti itu. Sampai akhirnya dia merasa bahwa nafasnya terengah engah.

Batu pertama sampai keempat bisa dia angkat namun batu kelima sangat sulit, dia bahkan tidak bisa mengangkat penuh batu itu.

Kekuatan memang sangat penting bagi kemajuan teknik pedang miliknya, maka dari itu dia harus melatihnya dengan keras.

"Pusatkan kekuatanmu pada telapak tangan dan batu, lalu gunakan tubuhmu untuk menyangga batu itu. " Ucap Huo Xincheng.

Xu Ya langsung mencoba mempraktikkan apa yang dikatakan oleh Huo Xincheng namun berulang kali gagal sampai akhirnya dia mencoba yang ke tiga kali, dia berhasil untuk mengangkat walaupun sebentar.

"Aku berhasil !" Seru Xu Ya dengan bahagia.

"Jika kamu bisa memindahkannya sejauh 100 meter, baru kamu bisa berteriak seperti itu. " Balas Huo Xincheng tampak tidak terkesan sama sekali dengan hal ini.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

👍🌟👍🏻🌟👍

2025-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!