Chapter 17 - Resah

Xu Ya belajar dengan cepat bersama dengan teman temannya, orang orang sebelumnya mengenal mereka sebagai rombongan pengecut tetapi sejak Xu Ya berhasil untuk menghajar Yang Zhao di hadapan orang banyak secara langsung tentu saja orang orang menjadi segan dengannya, Xu Ya juga adalah tipe orang yang belajar dengan cepat.

Kemampuannya menjadi meningkat dengan sangat pesat ketika dia menggabungkan kerja keras dengan kecerdasaan nya, ditambah dengan bimbingan dari Huo Xincheng yang membuatnya menjadi jauh lebih tangguh dibandingkan dengan sebelumnya. Seandainya tidak ada bimbingan dari Huo Xincheng maka takutnya, satu tahun juga tidak akan cukup baginya untuk berkembang dengan begitu pesat.

Tidak terasa Xu Ya sudah terbiasa dengan ritme pelatihan di dalam kamp militer seperti pasukan lainnya yang berlatih dengan keras dan pelatihannya jauh lebih keras karena menerima tekanan dari Huo Xincheng.

Namun dari situlah Xu Ya merasa dia mendapatkan kekuatan yang baru dibandingkan dengan sebelumnya. Dia merasa mendapat motivasi yang mendorongnya untuk tetap maju.

Sekarang dua bulan setengah telah berlalu dan tinggal menghitung hari untuk mencapai hari penilaian masuk ke dalam prajurit inti milik Huo Xincheng.

Xu Ya pada saat ini baru saja menyelesaikan pelatihan malamnya bersama dengan Huo Xincheng namun anehnya dia tidak bisa beristirahat hari ini.

"Kamu melakukan kerja baik belakangan ini, apakah kamu optimis bisa memenangkan taruhan ?" Tanya Huo Xincheng dari seberang.

"Ya, aku pasti bisa masuk ke dalam prajurit inti. Jenderal tidak perlu khawatir, kemampuanku aku mengetahuinya sendiri. Aku tidak pernah lengah dalam berlatih, aku juga tidak pernah melupakan tujuan awal ku. Aku harus tetap berada di dalam kamp militer. Lagipula aku merasa bahwa di dalam kamp militer ini seperti aku mendapatkan keluarga yang baru. " Jawab Xu Ya dengan jujur.

"Dengan pasukan kecilmu itu ?" Tanya Huo Xincheng agak mengejek.

"Mereka tidak bisa dikatakan pasukan ku, mereka adalah rekanku. Mereka semua dikatakan pengecut tapi aku melihat bahwa kemampuan mereka tidak buruk hanya saja rasa rendah diri telah menghancurkan kemampuan mereka. Selama aku bisa mendukung mereka dan memberikan rasa percaya diri maka mereka seharusnya akan baik baik saja dan justru bisa bangkit dengan jauh lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya. " Jawab Xu Ya.

"Penilaianmu memang benar, mereka memang cukup baik. Namun orang semacam itu tidak akan bisa mengambil keputusan dengan baik, apakah kamu yakin untuk berteman dengan mereka ?" Tanya Huo Xincheng.

"Ya, lagipula siapa yang memiliki kemampuan yang sangat hebat sampai sampai bisa mengambil keputusan dengan baik sepanjang waktu ? Semua orang bisa dalam keadaan terpuruk dan itu adalah tugasku jika aku bisa membantu mereka namun aku tetap diam maka itu adalah kesalahanku. " Jawab Xu Ya.

Huo Xincheng tidak menjawab lagi dan Xu Ya juga merasa bahwa dirinya tidak mengatakan hal yang salah, seiring berjalannya waktu maka Xu Ya dan Huo Xincheng berubah menjadi jauh lebih memahami satu sama lain.

Jika Huo Xincheng diam maka pilihannya ada dua, yang pertama adalah dia marah atau yang kedua merasa setuju.

"Jenderal, apakah kamu sudah tidur ?" Tanya Xu Ya.

"Belum." Jawab Huo Xincheng singkat.

"Aku merasa sangat resah malam ini, entah karena apa. Aku bahkan tidak berani untuk memejamkan mataku pada saat ini. Sepertinya aku akan keluar terlebih dahulu untuk mencari angin segar agar aku bisa terlelap. "Balas Xu Ya kembali dalam posisi duduk.

"Pergilah, jangan lupakan pedangmu. " Ucap Huo Xincheng.

"Untuk apa ? Bukankah aku hanya berjalan jalan di sekitar kamp militer ?" Tanya Xu Ya bingung.

"Kamu harus tahu satu hal bahwa bahkan di kamp militer juga bisa menjadi tempat yang sangat berbahaya jika kamu tidak membawa senjatamu. " Jawab Huo Xincheng.

Xu Ya menaikkan salah satu alisnya dan merasa bingung dengan kata kata Huo Xincheng tetapi tetap mengikuti kata kata Huo Xincheng untuk membawa pedang pendek bersama dengannya.

"Jenderal , aku akan pergi dan tidak tahu kapan baru akan kembali. Jadi lebih baik kamu tidur terlebih dahulu, aku akan mengurangi suara sebanyak yang aku bisa sehingga aku tidak akan mengganggu mu ketika kamu sedang tidur. " Ucap Xu Ya lalu mulai berjalan ke depan dan membuka pintu.

Angin malam langsung menerpa dirinya dan dia memejamkan matanya menikmati terpaan angin yang terasa sangat nyaman ini.

Xu Ya merasa bahwa kamp militer pada saat ini sangat sepi dan hanya ada pasukan militer yang berpatroli kesana kemari, karena mereka melihat Xu Ya maka mereka juga tidak berani untuk mengatakan apa apa.

Di seluruh kamp militer ini, siapa yang tidak tahu bahwa Xu Ya tinggal di kamp yang sama dengan Jenderal mereka ? Karena Xu Ya berani berjalan sendirian di tengah malam maka pastilah telah mendapat izin dari Jenderal.

Mengenai hal ini tentu saja ada banyak sekali rumor uang menceritakan tentang mereka berdua dengan berbagai versi. Xu Ya berjalan di lapangan dan berolahraga di tengah malam.

Entah apa yang terjadi hanya saja dia merasa bahwa malam ini akan terjadi sebuah hal yang mengejutkan. Hatinya terasa sangat resah dan dia bahkan tidak berani untuk memejamkan mata karena selalu teringat dengan masa lalunya.

Rasa dingin yang menusuk tulang dari angin malam ini membuatnya jauh lebih sadar dibandingkan dengan sebelumnya sehingga dengan begitu maka dia akan bisa tidur dengan nyenyak setelah kelelahan.

Xu Ya samar samar melihat ada sekelompok orang yang berjalan mengendap endap, dia mengira bahwa itu adalah sekelompok patroli.

Namun aneh sekali, pasukan patroli baru saja melewati lapangan dan jika mereka adalah pasukan patroli maka apa yang mereka lakukan dengan mengendap endap seperti itu.

Hal ini menimbulkan kecurigaan di dalam hati Xu Ya sehingga Xu Ya berlari mengikuti mereka tanpa suara. Xu Ya bersembunyi di balik tenda tenda prajurit yang ada disana dan secara samar samar melihat bahwa mereka menggunakan seragam prajurit militer yang sama dengannya maka mereka seharusnya adalah pasukan luar sepertinya hanya saja wajah mereka ditutupi oleh kain sehingga membuat Xu Ya kebingungan.

Xu Ya kembali melihat mereka dan akhirnya tiba di sebuah lumbung kamp militer, ini adalah titik viral militer. Jika terjadi sesuatu kepada lumbung kamp militer maka akibatnya tidak akan bisa dibayangkan.

Xu Ya merasa tidak enak di dalam hatinya dan mendadak melihat bahwa salah satu mengeluarkan korek api tabung bambu sehingga Xu Ya dengan cekatan menarik pedangnya dan melemparkannya dengan tepat sasaran ke arah kepala orang itu.

Orang itu terpaku ke dinding tanpa sempat berkata kata sementara korek api tabung bambu miliknya jatuh ke tanah.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

Big.Daddy

Big.Daddy

konflik pertama Jinchou untuk membuka jalannya kah?

2025-01-18

1

y@y@

y@y@

👍🏻🌟👍🌟👍🏻

2025-01-20

1

@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦

@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦

Jlebz

2025-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!