Chapter 15 - Pukulan

"He he he, tenang saja Jenderal ! Jangankan seratus meter, besok aku bahkan bisa mengangkatnya selama lima menit !" Seru Xu Ya dengan bahagia.

"Kamu begitu senang, apakah kamu mengira pelatihan ku hanya akan berupa batu batu kecil ini ? Ketika kamu bisa tantangan kecil ini maka di masa depan kesulitannya akan meningkat. " Ucap Huo Xincheng.

"Tetap saja, tidak ada salahnya aku merasa bahagia dengan perjuanganku sejauh ini !" Balas Xu Ya tidak perduli dengan kata kata Huo Xincheng.

Xu Ya berlatih dengan keras selama satu jam dan kemajuannya menjadi semakin baik, tangannya sudah sepenuhnya memerah namun dia tidak merasakan rasa sakit.

Sementara Huo Xincheng duduk di depan pintu tendanya dan menopang wajahnya sembari menonton tingkah laku Xu Ya yang konyol baginya.

Setelah lonceng dibunyikan, Xu Ya buru buru untuk meletakkan batunya dan berlari ke dalam tenda Huo Xincheng untuk mandi dan berganti pakaian. Hari ini dia harus datang lebih cepat dan lebih semangat.

"Apakah di dalam kamp militer akan ada pembagian emas ?" Tanya Huo Xincheng dari balik tirai bambu yang menutupi kamar mandi dengan nada sinis.

"Mungkin saja, jika Jenderal sedang berbaik hati ! Jenderal, kenapa kamu tidak berbagi sedikit hartamu dan membiarkan para prajurit menjadi lebih semangat ?" Tanya Xu Ya dari dalam kamar mandi.

"Hmph, aku melihat yang ada di otakmu hanyalah emas dan perhiasan !" Jawab Huo Xincheng mendengus.

"Jika tidak emas dan perhiasan lalu apa ? Hanya itu yang bisa membuatku makan kenyang dan hidup bahagia. " Balas Xu Ya tanpa rasa malu.

Tidak lama kemudian, Xu Ya sudah keluar dengan rambut yang masih basah dan pakaian baru. Penampilannya sudah tampak lebih berwarna dibandingkan dengan sebelumnya.

Huo Xincheng masuk ke kamar mandi sementara Xu Ya mengeringkan rambutnya lalu mengikat rambutnya dengan kencang, dia memasang pedang pendek miliknya di ikat pinggangnya lalu berlari keluar.

Sesampainya di luar, para prajurit sudah mulai berbaris dan lagi lagi dia bersebelahan dengan Hou. Mereka memulai dengan kegiatan menghitung jumlah pasukan terlebih dahulu.

Mereka semua adalah para prajurit yang masih dalam pelatihan agar bisa masuk menjadi prajurit inti yang maju ke medan perang. Semua orang bermimpi untuk bertarung dalam peperangan besar dan nama mereka tercatat ke dalam tugu itu ketika berkorban demi bangsa dan negara.

"Hari ini, aku akan melatih kalian dalam kemampuan berkuda dan memanah. " Ucap pria tua dengan janggut putih.

Pria tua ini tampak lebih ramah dibandingkan dengan Komandan Xue sebelumnya, maka seharusnya ini adalah Komandan yang melatih kemampuan berkuda dan memanah.

"Ini adalah Komandan Jiu. " Bisik Hou dengan suara yang sangat pelan.

"Apakah ada yang ingin dikatakan ?" Tanya Komandan Jiu bertanya ke arah mereka dengan tatapan tajam.

Hou langsung menundukkan kepalanya dan dia diam diam terkejut ketika melihat kemampuan pendengaran pria tua ini.

Ketika makan, Xu Ya tiba tiba melihat bahwa seorang pria bertubuh kekar mengambil dua roti dan itu seharusnya adalah miliknya karena roti di keranjang telah habis.

"Jangan cari masalah dengannya, dia adalah Yong Zhao. Dia memiliki kemampuan yang hebat dan seharusnya akan dipromosikan tahun ini. Lebih baik kamu berbagi denganku saja." Ucap Hou.

Xu Ya melihat tangan Hou yang agak kapalan di bagian dalam ibu jari lalu segera teralihkan pada hal yang lain.

"Kenapa seperti itu ? Apakah kamp militer tempat orang orang bisa semena mena ?" Tanya Xu Ya dengan dingin.

Xu Ya berjalan ke depan Yong Zhao lalu menatap Yong Zhao dengan dingin. Yong Zhao terkejut lalu tertawa ketika melihat Xu aya.

"Apa yang kamu lakukan gadis kecil ?" Tanya Yong Zhao.

"Kamu mengambil roti ku. " Jawab Xu Ya.

"Lalu kenapa kalau aku mengambil rotimu ? Apa yang bisa kamu lakukan padaku ?" Tanya Yong Zhao tampak mengejek dirinya.

"Kalau begitu maka aku meminta bagianku. " Jawab Xu Ya.

"Ha ha ha, gadis kecil ini benar benar liar. Dia bahkan berani untuk meminta roti milik Kakak Zhao. Dia seharusnya bersyukur karena bisa memberikan rotinya kepada Kakak Zhao. " Balas antek Yong Zhao.

"Bersyukur ? Aku melihat bahwa kalian tidak ada bedanya dengan preman di jalanan yang memukul untuk mengambil harta. Lalu kenapa menjalani kehidupan disini dan bergabung untuk menjadi pahlawan ?" Tanya Xu Ya menatap Yong Zhao dengan tajam.

"Terserah aku ingin menjadi pahlawan atau preman, daripada kamu seorang gadis kecil liar tanpa keluarga yang bahkan tidak mengetahui siapa orang tuamu. " Ejek Yong Zhao.

Xu Ya tertawa ketika mendengar ini lalu tiba tiba mengangkat kakinya, kakinya menghantam tepat di wajah Yong Zhao sampai dia terjatuh ke tanah.

Xu Ya langsung menerjang tubuh Yong Zhao dengan menginjak perutnya lalu mengambil dua buah roti di tangan Yong Zhao lalu memasukkan semuanya ke dalam mulut Yong Zhao.

"Karena kamu sangat menyukai kedua roti ini maka aku akan mengabulkannya untukmu !" Seru Xu Ya memasukkan semuanya ke dalam mulut Yong Zhao.

Tidak peduli apakah Yong Zhao tersedak atau tidak, dia ingin memasukkan semuanya sampai membuat Yong Zhao mati sesak nafas.

Kejadian ini begitu cepat, Hou langsung mendekati Xu Ya dan memegang tangan Xu Ya. Namun tidak menyangka bahwa kekuatan Xu Ya benar benar sangat besar sampai sampai tidak bisa ditahan oleh pria dewasa seperti Hou.

Sementara disisi lain, Huo Xincheng menonton pemandangan ini dengan ekspresi tidak terduga. Dia benar benar tersenyum lebar ketika melihat Xu Ya memukuli orang di kamp militer.

"Sialan kamu pria besar ! Kamu ingin menindas orang kan, kalau begitu matilah !" Teriak Xu Ya.

Setelah itu Hou menarik tubuh Xu Ya ke belakang dan Yong Zhao juga dibawa oleh antek anteknya, tubuh Yong Zhao sampai gemetar karena tersedak sampai muntah.

"Apa yang terjadi disini ?" Tanya Komandan Jiu.

"Lapor Komandan, Yong Zhao bertindak serakah dan ingin merebut milik orang lain. Setiap hari pasti ada prajurit yang merasa kelaparan karena tindakan Yong Zhao. Yong Zhao bertindak serakah dan tidak memikirkan rekan seperjuangan. Sifat seperti ini adalah yang paling tidak bisa diterima dalam kamp militer. " Ucap Xu Ya dengan fasih.

"Sifat ini adalah bentuk bibit pengkhianatan, kamp militer kita tidak bisa menerima pengkhianat kecil seperti ini. Namun, aku Xu Ya juga tidak membenarkan tindakanku untuk memukuli rekan seperjuangan. Sehingga bersedia untuk menerima hukuman yang adil, mohon Komandan Jiu melihat dan menilai dengan adil." Lanjut Xu Ya berlutut.

Kata kata Xu Ya benar benar cerdik, dia membuat seolah olah Yong Zhao melakukan kejahatan besar sementara dia hanya berusaha untuk membalikkan keadaan.

...----------------...

Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁

Terpopuler

Comments

@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦

@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦

Yeaaah

2025-01-16

1

y@y@

y@y@

👍🏿👍⭐👍👍🏿

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2 Chapter 2 - Pembantaian
3 Chapter 3 - Penyelamat
4 Chapter 4 - Rasa Sakit
5 Chapter 5 - Permohonan
6 Chapter 6 - Persyaratan
7 Chapter 7 - Pengasingan
8 Chapter 8 - Sergapan
9 Chapter 9 - Kamp Militer
10 Chapter 10 - Xu Jianchou
11 Chapter 11 - Mimpi Buruk
12 Chapter 12 - Hari Pertama
13 Chapter 13 - Lelah
14 Chapter 14 - Bimbingan
15 Chapter 15 - Pukulan
16 Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17 Chapter 17 - Resah
18 Chapter 18 - Sergapan
19 Chapter 19 - Penghargaan
20 Chapter 20 - Kota Suzhen
21 Chapter 21 - Strategi
22 Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23 Chapter 23 - Wang Jiang
24 Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25 Chapter 25 - Pelarian
26 Chapter 26 - Pelarian II
27 Chapter 27 - Sentuhan
28 Chapter 28 - Serangan
29 Chapter 29 - Prajurit Inti
30 Chapter 30 - Panggilan
31 Chapter 31 - Keputusan
32 Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33 Chapter 33 - Kabar Buruk
34 Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35 Chapter 35 - Kemiskinan
36 Chapter 36 - Ancaman
37 Chapter 37 - Masa Lalu
38 Chapter 38 - Masa Lalu II
39 Chapter 39 - Informasi
40 Chapter 40 - Rumor
41 Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42 Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43 Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44 Chapter 44 - Misi Rahasia
45 Chapter 45 - Istirahat
46 Chapter 46 - Sakit
47 Chapter 47 - Aula Leluhur
48 Chapter 48 - Papan Nama
49 Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50 Chapter 50 - Mirip
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
2
Chapter 2 - Pembantaian
3
Chapter 3 - Penyelamat
4
Chapter 4 - Rasa Sakit
5
Chapter 5 - Permohonan
6
Chapter 6 - Persyaratan
7
Chapter 7 - Pengasingan
8
Chapter 8 - Sergapan
9
Chapter 9 - Kamp Militer
10
Chapter 10 - Xu Jianchou
11
Chapter 11 - Mimpi Buruk
12
Chapter 12 - Hari Pertama
13
Chapter 13 - Lelah
14
Chapter 14 - Bimbingan
15
Chapter 15 - Pukulan
16
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
17
Chapter 17 - Resah
18
Chapter 18 - Sergapan
19
Chapter 19 - Penghargaan
20
Chapter 20 - Kota Suzhen
21
Chapter 21 - Strategi
22
Chapter 22 - Pembunuh Bayaran
23
Chapter 23 - Wang Jiang
24
Chapter 24 - Pertunjukan Seni
25
Chapter 25 - Pelarian
26
Chapter 26 - Pelarian II
27
Chapter 27 - Sentuhan
28
Chapter 28 - Serangan
29
Chapter 29 - Prajurit Inti
30
Chapter 30 - Panggilan
31
Chapter 31 - Keputusan
32
Chapter 32 - "Jangan remehkan aku! "
33
Chapter 33 - Kabar Buruk
34
Chapter 34 - Perjalanan Ke Kota Xian
35
Chapter 35 - Kemiskinan
36
Chapter 36 - Ancaman
37
Chapter 37 - Masa Lalu
38
Chapter 38 - Masa Lalu II
39
Chapter 39 - Informasi
40
Chapter 40 - Rumor
41
Chapter 41 - Perjalanan Menuju Ibukota
42
Chapter 42 - Perjalanan Menuju Ibukota II
43
Chapter 43 - Meminta Pernikahan
44
Chapter 44 - Misi Rahasia
45
Chapter 45 - Istirahat
46
Chapter 46 - Sakit
47
Chapter 47 - Aula Leluhur
48
Chapter 48 - Papan Nama
49
Chapter 49 - Aku Akan Mengejarmu
50
Chapter 50 - Mirip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!