Dengan air mata yang hampir menetes, wati berbalik dan melangkah menuju pintu keluar dapur, meninggalkan Adrian yang terpaku di tempatnya. Adrian tidak bisa berkata apa-apa. Dia tahu bahwa meskipun hatinya ingin bersama wati, dunia mereka sangat berbeda. Wati adalah seorang wanita sederhana, sementara dia adalah seorang pria yang memiliki tanggung jawab besar dan berada di dunia yang penuh dengan perbedaan sosial.
Namun jujur saja, seandainya Wati mau menerima cintanya maka Adrian akan membuat wati sebagai wanita yang paling beruntung di dunia ini, bahkan Adrian mampu mengangkat harkat derajat Wati agar Wati menjadi wanita terhormat.
Di dalam kamar, Wati duduk di ujung tempat tidur. Menghapus air mata yang menetes di pipinya.
" Apa yang sudah kamu lakukan Wati! Ingat tujuan kamu datang ke kota untuk apa? Lupakan cinta. fokus lah mencari nafkah untuk ibu dan bapak. sadarlah wati, kamu hanya seorang pelayan dan tuan Adrian adalah teman tuan muda " Gumam Wati kepada dirinya sendiri " Keputusan kamu untuk menolak tuan Adrian adalah keputusan yang paling benar. Jadi jangan sedih lagi "
Berkali-kali Wati beristighfar agar rasa sedih yang menusuk jantung nya kembali pulih.
Namun hati dan bibir tidak sejalan. Walaupun bibir berkata ikhlas tapi hati tidak bisa di bohongi jika sampai saat ini Wati masih memendam rasa kepada tuan Adrian.
Hari-hari berlalu, dan Shella semakin dekat dengan Adrian Namun, Adrian tetap teringat akan Wati, pembantu yang cantik dan rendah hati, yang selalu ada di saat dirinya sedang suntuk.
Sementara Wati, meskipun hatinya hancur, memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaannya dengan sepenuh hati, menyadari bahwa cinta sejati bukan selalu tentang memiliki, tetapi tentang memberikan yang terbaik, bahkan jika itu berarti melepaskan.
Dengan segala kerendahan hati, Wati memilih untuk menjaga jarak, dan meskipun dia tak bisa mengungkapkan perasaannya, dia tetap menghargai dan mencintai adrian dengan cara yang berbeda.
Sebagai seseorang yang siap mendukung kebahagiaan majikannya, meskipun itu bukan bersama dirinya.
" Mbak Wati, tolong kamu bawakan paper bag ini kedalam kamarku " Pinta Shella, menaruh paperbag dengan kasar.
" Baik non " Jawab wati yang langsung mengambil paperbag lalu pergi kedalam kamar Shella.
Adrian yang melihat sikap Shella yang terlalu kasar kepada Wati, langsung melepaskan rangkulan tangan Shella dengan sedikit kasar.
" Aku sibuk. Lebih baik kamu pergi ke kamarmu " Titah Adrian yang langsung pergi kearah dapur untuk mengambil minum.
Shella menghentakkan kakinya lalu pergi kedalam kamarnya.
Sebelum masuk kedalam kamar, Shella merapihkan rambut dan juga pakaian.
" Hei babu! Kamu lihat sendiri kan jika kak Adrian itu sangat menyayangi aku. Jadi jangan ke centilan deh kamu, apa lagi sampai merayu calon suamiku " Ucap Shella dengan sinis.
" Baik nona " Jawab Wati Patuh " Jika tidak ada yang harus saya lakukan lagi, saya ijin permisi " Pamit wati.
" Cih.. Jadi babu aja sombong " Ucap Shella dengan nada sinis " Awas saja jika sampai dia berani merayu kak Adrian lagi. " Gumam Shella.
Wati turun kebawah dan langsung pergi ke tempat laundry untuk melanjutkan setrika pakaian, namun bukannya menyetrika pakaian yang ada tangan Wati malah di tarik dan..
" Aaah... Apa yang... "
Mulut Wati langsung di bekam, pintu langsung di kunci dan..
Kedua mata Wati langsung membuat ketika mendapatkan perlakuan sepihak.
" Diam! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments