Nyonya robet menatap wajah wati dengan intens. Nyonya robet merasa jika Wati sangat mirip dengan seseorang.
Namun beberapa kali nyonya robet menepis pikirannya, tidak mungkin jika Wati adalah orang yang di kenal oleh dirinya.
" Wati "
" Iya nyonya "
" Kamu bekerja di sini sudah satu bulan lebih, tapi saya belum tau darimana asal usul kamu " Kata Nyonya robet
Wati tersenyum sopan " Aku hanya orang desa yang sedang mencari nafkah di kota nyonya " Jawab Wati malu-malu.
" Memangnya apa yang membuat kamu ingin kerja di kota? Kota itu tidak seindah di desa, bahkan saya saja ingin sekali memiliki rumah di desa "
" Sebenarnya Aku datang ke kota karena melihat teman aku yang sukses bekerja di kota. Setiap pulang kampung, dia sudah seperti toko mas berjalan. Dari leher, tangan sampai kaki menggunakan perhiasaan yang tidak hanya satu hehehe.. " Wati tertawa pelan " Dari sana, saya berfikir jika datang ke kota bisa merubah perekonomian keluarga. Namun pas aku datang di kota.. teman aku malah tidak bisa di hubungi " Wati menunduk malu.
Nyonya robet membuang nafasnya pelan, nyonya robet merasa iba mendengar perjalanan Wati yang sampai di kota besar ini.
" Padahal saat itu aku hanya mengandalkan uang bekal yang di berikan oleh bapak "
" Lalu bagaimana dengan keluarga kamu di kampung, apa mereka tau bagaimana keadaan kamu saat itu? "
Wati menggelengkan kepalanya pelan " Tidak. aku tidak bilang kepada ibu dan bapak karena aku. Aku tidak ingin membuat ibu dan bapak kepikiran. namun Alhamdulillah berkat nyonya dan tuan, aku bisa bekerja dengan gajih yang sangat amat lumayan " Kata Wati tersenyum.
" Terimakasih nyonya.. Karena sudah menerima aku bekerja di rumah ini, berkat nyonya dan tuan. aku bisa mengirim sejumlah uang kepada ibu dan bapak " Kata Wati dengan tulus.
Nyonya robet tersenyum " Itulah jalan hidup. Tidak ada yang bisa mengatur jalan hidup kita, niat ingin bekerja bersama teman malah dapat rejeki nya di sini " Ujar nyonya robet " Saya cukup puas dengan pekerjaan kamu Wati, dan kamu juga sangat sopan "
" Terimakasih nyonya "
" Saya berharap kamu bisa betah bekerja di sini "
" Iya nyonya.. aku pasti Sangat betah tinggal di sini apa lagi gajih yang nyonya berikan cukup lumayan hehehe... "
" Kamu ini " Nyonya robet ikut tertawa mendengar jawaban Wati.
Nyonya robet merasa memiliki teman yang bisa di ajak ngobrol. Walaupun nyonya robet memiliki seorang putri tapi Nyonya robet merasa jika putrinya selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Obrolan mereka terhenti ketika risol yang di piring sudah habis, mereka benar-benar menikmati momen ngobrol mereka dengan di temani risol dan teh hangat.
" Mah "
" Iyah vel " Jawab nyonya robet melirik kearah Marvel.
" Aku dan kak Marvel akan pergi dulu. Dan mungkin kami akan makan malam di luar " Ijin Marvel
" Baiklah, kalian hati-hati ya. Jangan pulang terlalu malam " Ucap nyonya robet
" Siap ma " Jawab Marvel
Setelah Marvel pamit, Adrian pun ikut pamit sambil mencium punggung tangan nyonya robet.
Wati menunduk kepalanya ketika Marvel dan Adrian meminta ijin untuk pergi. Wati masih tidak berani menatap anak dari atasannya itu.
" Saya pergi dulu Wati " Kata Adrian melihat kearah Wati.
" Baik tuan, hati-hati di jalan " Ucap Wati yang masih menunduk.
Nyonya robet menyaksikan interaksi Adrian dan juga Wati yang terlihat canggung, namun sikap canggung itu seperti ada yang aneh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments