[Don't Copy My Story!]
Real my imagination...
~ Happy Reading ~
*****
Pagi ini Cyla tengah disibukan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Rega. Cyla bangun lebih dulu, langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan meski hari ini Cyla tidak memiliki kelas pagi. Cyla ada jam kelas siang pukul 1 siang nanti. Tapi, mungkin membuatkan sarapan akan sedikit membantu meredakan amarah Rega. Cyla tengah menggoreng telur, daging (bacon dan sosis). Cyla juga menyiapkan roti panggang, hash brown, dan panekuk. Setelah semua hidangan disajikan diatas meja makan, Cyla kembali untuk membuatkan secangkir kopi hangat untuk Rega dan satu gelas susu hangat untuk dirinya.
Mengalihkan pandangannya kearah jam dinding didapur, jam menunjukan pukul 06.33 WIB. Tersenyum melihat kemampuan memasakannya yang masih sangat memuaskan. Melangkah kearah kamar berniat membangunkan Rega. Namun, tepat saat jemarinya menyentuh pintu beniat membukanya, Cyla beehenti tersentak kaget.
'Tunggu. Kenapa aku mencoba membuat Rega agar tidak marah lagi? Memangnya Rega marah? Lagi pula memangnya aku melakukan kesalahan?' batin Cyla bingung, termenung dengan semua tindakan konyolnya.
Sayangnya ditengah Cyla sibuk dengan semua pemikirannya. Pintu kamar sudah lebih dulu terbuka, menampilkan Rega yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Berdiam membeku, Cyla malah diam tertampar dengan pesona Rega. Berbanding terbalik dengan Rega yang susah payah meneguk ludahnya. Pagi ini Cyla terlihat sangat manis dengan rambut diikat tinggi. Belum lagi dengan apron yang melekat indah ditubuhnya. Jangan lupakan aroma makanan yang menguar dari tubuh Cyla, benar-benar seperti makanan yang menggugah selera.
'Sial! Apa dia sedang mencoba menggodaku pagi-pagi seperti ini? Tidak bisa Rega, kau masih dalam mode marah. Jangan lengah hanya karena godaan kecil seperti ini.' ucap Rega perang batin.
"Minggir" ucap Rega dengan suara serak tertahan. Mendorong Cyla pelan kesamping, agar tidak menghalangi jalannya. Melangkah menuju meja makan.
Langkah Rega terhenti sejenak saat menatap makanan yang tersaji dimeja makan dengan rapi. Berdeham, mencoba menghilangkan rasa kering ditenggorokannya. Mendudukan dirinya, menegak habis segelas air putih agar membantu membuatnya sadar kembali dalam mode pura-pura marahnya.
"Aku harap kau menyukainya." ucap Cyla kembali sadar dari dunianya. Melangkah kearah kursi didepan Rega dan duduk.
"Aku tidak pilih-pilih makanan. Aku yakin kau juga tahu itu." jawab Rega datar. Tanpa menatap Cyla, yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Cyla.
"Aku minta maaf untuk kejadian semalam." ucap Cyla memecah keheningan sementara. Ucapan tersebut mau tak mau membuat Rega menatap Cyla terkejut.
"Memangnya kau melakukan kesalah?" tanya Rega, menatap penasaran jawaban apa yang akan Cyla lontarkan.
"Apa? Mungkin aku melakukan kesalahan." jawab Cyla yang bahkan ragu dengan jawabannya sendiri.
"Mungkin?" cicit Rega kesal. Meminum kopi hangat, siapa tau bisa membantu menghilangkan rasa kesalnya.
'Bahkan tentang kesalahannya pun, Cyla hanya merasa mungkin melakukannya? Sial! Aku benar-benar jengkel.' batin Rega kesal.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Cyla merasa khawatir melihat wajah Rega terlihat merah padam.
"Mungkin, aku baik-baik saja." jawab Rega menyuapkan roti panggang dengan daging goreng kedalam mulutnya. Tidak lupa juga menekankan kata 'mungkin' untuk meluapkan rasa kekesalannya tanpa menatap Cyla.
'Apa dia sedang balas dendam? Sikap kekanakannya benar-benar tidak pernah berubah.' batin Cyla bingung mendengar Rega mengulang kata 'mungkin' miliknya.
Rega menghentikan makannya setelah dirasa cukup kenyang. Menghabiskan satu gelas lagi air putih, sebelum akhirnya menghabiskan kopi hangatnya. Menghela nafas saat dirasa tidak tahan dengan perang batinnya. Menatap tajam Cyla, membuat yang ditatap tersenyum penasaran. Berdiri, melangkah memutari meja makan. Duduk disamping Cyla, meraih dagunya dan mencium habis bibirnya. Cyla hampir tersedak ludahnya sendiri akibat tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Bersyukurlah Cyla pada Dewi Fortuna karena masih berada di pihaknya. Membalas dan mengikuti arus ciuman Rega adalah yang terbaik saat ini. Sampai akhirnya mereka terengah-engah kehabisan nafas. Rega menyatukan dahi mereka, mengecup singkat pipi Cyla. Tersenyum menatap mata Cyla yang juga terlihat sayu.
"Seharusnya kau merayuku, sayang. Tugas kekasih adalah merayu kekasihnya yang sedang kesal. Peluk aku, cium aku, dan sentuh aku jika kau tidak tahu bagaimana caranya merayu, sayang." ucap Rega menggeram tertahan, menatap manik mata Cyla.
"Aku mencintaimu. Demi apa pun aku hanya mencintaimu, sayang." tambah Rega kembali, mengecup singkat bibir bengkak Cyla.
Rega menjauhkan wajahnya, menegakkan tubuhnya berdiri dan melangkah keluar apartement. Namun langkahnya terhenti saat baru beberapa langkah, tersenyum berbalik menatap Cyla dengan penuh pesonanya.
"Aku akan pulang agak malam. Jadi, jangan tunggu aku. Kau makan malam dulu, jika aku belum pulang tidurlah dulu. Jangan menunggu ku." ucap Rega lembut, kembali melanjutkan langkahnya keluar apartement.
Meninggalkan Cyla yang tengah menyentuh dadanya, merasakan debaran hangat menjalar disekujur tubuhnya. Tanpa dapat menahan kebahagiaan, senyumnya terukir indah diwajahnya. Terutama saat panggilan 'sayang' kembali terdengar di telinganya. Pagi yang menyenagkan bagi seorang Cyla Jellyn.
*****
To be continue,
See you again ~~~~
Don't forget your vote and coment,
Typo coment guyss.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
SaManda661630
lanjuttt
2020-11-22
0
Nanadela Pratiwi
2 Yang Mulia Del BlushOn mampir lagi udah sampai sini. Jangan lupa mampir juga ya ke 2 Yang Mulia Del BlushOn.
2020-10-28
0