"Tapi gue cukup kagum sih sama para istri-istri sahnya, mereka dengan mudah bisa buat para suaminya itu takluk dan juga dengan mudah bisa memberikan aset-asetnya dengan nama mereka," ucap Elena yang memang sangat kagum dengan para istri-istri yang memiliki sifat dan value yang sangat tinggi.
"Ya makanya dari itu mereka dijadiin istri sah dan jadi prioritas utamanya, kalo para pelacur atau para simpanan-simpanan itu cuman jadi pelampiasan nafsu doang atau jadi bahan gabutan mereka doang," ucap Vania yang ikut menambahkan apa yang diucapkan oleh Elena.
Elena yang mendengar ucapan Vania menganggukkan kepalanya paham, toh kalo sudah jadi istri sah dan pastinya bakalan sudah setara bukan?
"Iya juga sih, tapikan kalo mereka tahu punya istri yang bisa diandalkan udah gitu pastinya pada cantik-cantik, kenapa harus ada simpanan lagi?" tanya Elena yang penasaran juga dengan apa yang ada di dalam pikiran laki-laki.
"Emm gimana ya jelasinnya, tapi ya menurut gue itu sih cuman buat menuhin imajinasi liar mereka aja. Karena mereka yakin dengan uang atau harta yang mereka miliki itu bisa membeli harga diri dari seorang wanita yang memang jadi pelacurnya itu," jelas Vania dan Elena pun menganggukkan kepalanya mengerti.
"Tapi emangnya mereka gak takut kena penyakit apa kalo jajan di luar kaya gitu," ucap Elena yang tidak membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka melakukan hubungan suami istri dengan para istri sah setelah banyak melakukan seks bebas di luaran sana.
Vania yang mendengar ucapan Elena hanya bisa menghela nafas pelan, memang sangat menyebalkan untuk menjelaskan hal seperti ini.
"Gini aja deh ya Elena, males sih gue sebenernya buat menjelaskan hal kaya ginian sama lo. Logika aja ya, orang yang punya kuasa tinggi itu pastinya bakalan mau sama orang yang emang bener-bener setara juga dengan hal ekonomi dan kuasa, kalo buat simpanan doang mah itu cuman buat jadi pelampiasan nafsu mereka doang," ucap Vania menjelaskan hal yang memang dia tahu.
"Tapi kan kalo emang cukup dan setara sama mereka, kenapa para laki-laki itu masih aja kesenangan di luar sana? Emang apa susahnya sih cukup setia sama satu orang?" tanya Elena yang masih saja tidak pernah bisa masuk di akalnya dengan laki-laki yang memang tidak bisa cukup dengan satu wanita.
"Nah kalo untuk urusan itu sih gue gak tahu ya, coba aja tanya sama laki lo itu. Kan dia juga ada deket kan sama cewek lain?" tanya Vania yang malahan membuat Elena tidak mood untuk membahas hal itu.
"Yang bener aja lo nyuruh gue tanyain masalah itu sama laki gue, yang ada dia malah marah sama gue," kata Elena dengan memutar bola matanya malas.
"Kalo dia marah sama lo ya gampang aja, lo tinggal usir dia dari rumah lo terus pecat aja deh. Gitu doang kok repot sih," saran Vania dan Elena langsung menatap tidak percaya ke arah Vania yang bisa berkata bijak seperti itu.
"OMG!!!! Sejak kapan lo bisa ngomong bijak kaya gini? bukannya dulu ya lo yang paling dibodohi sama cowok," ledek Elena dan Vania hanya bisa mengelus dadanya sabar.
"Yang lalu mah biar berlalu aja, kenapa sekarang malah imbasnya ke gua sih. Orang tadi lo itu mau bahas si Aurora Aurora itukan? Kenapa malah jadi ke gue," ucap Vania yang tidak terima kalo Elena membahas dirinya.
Ya Vania cukup sadar dirilah, dulu dia memang sangat bodoh untuk menangani seorang pria. Karena dirinya sudah terlalu bodoh dan akhirnya malah dia yang malah dimanfaatkan oleh orang lain.
"Oh iya juga ya, ya udah jadi gue ini harus bayar berapa buat bisa tahu Aurora itu kerja di sana apa kagak?" tanya Elena yang mempertanyakan harga yang harus dia bayar untuk bisa mendapatkan informasi tentang Aurora yang bekerja di sana atau tidak.
Vania yang mendengar hal itu sedikit terdiam, dia jadi bingung untuk memberikan harga yang pas kepada Elena untuk bisa mengetahui pekerja Aurora di sana.
"Aduh gue bingung deh mau ngobrol gimana, tapi demi lo gue kasih cuma-cuma," ucap Vania dan Elena yang mendapatkan harga ah tidak bukan harga.
Tapi bisa mendapatkan informasi dengan gratis bukannya bahagia, dia malah merasa tidak enak hati dengan Vania.
"Aduh kok gratis sih, jangan gitu lah. Gue malah ngerasa gak enak sama lo, sebut aja nominalnya berapa nanti gue bayar," ucap Elena yang kekeh ingin membayar berapapun harganya.
"Gue gak mau Elena, udah deh gak usah ngerasa gak enak hati gitu," ucap Vania yang memang dia tidak ingin menerima uang sepeser pun dari Elena untuk membayar informasi mengenai Aurora.
"Tar lo di marahin sama mak lo gimana? Gue gak mau ambil resiko loh ya, gue gak mau kalo lo dimarahin sama mak lo gara-gara gue," ucap Elena yang memang tidak ingin membawa Vania dalam masalahnya.
"Mak gue gak bakalan marah juga kali, tar gue telpon deh biar lo percaya," ucap Vania dengan meyakinkan Elena bahwa ibunya itu tidak akan memarahinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments