Di lain tempat ada Elena yang menunggu seseorang di sebuah cafe yang emang letaknya tidak jauh juga dari kantor yang suaminya bekerja ini, sebenarnya rencana awal titik kumpul Elena dan sahabatnya ini cukup jauh dari kantor. Tapi karena kejadian tadi pagi yang mana asisten suaminya ini dengan berani berperilaku murahan untuk menarik perhatian Evan yang tentunya suaminya yang amat Elena sayangi.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, jadi Elena mengubah tempat reuninya dengan sahabatnya di cafe yang memang tidak jauh dari kantor itu.
"Kebiasaan banget deh tuh anak dari dulu gak berubah, selalu aja telat dan gak pernah telat waktu. Udah mah tadi pagi ada aja yang bikin emosi, eh sekarang malah ada lagi yang bikin bt," omel Elena yang dia rasa hari ini memang sangat menyebalkan.
Untuk menghilangkan rasa bosannya, Elena iseng mencari tahu biodata dan semua jejak digital Aura yang memang Elena ini sedikit cegil dan Intel. Hanya perlu nama lengkap saja dia sudah tahu semua seluk beluk tentang Aura.
Tak butuh waktu lama Elena sudah mendapatkan informasi yang cukup menarik tentang Aura yang hanya mengunakan ponselnya itu, tapi Elena sangat tidak suka akan hal itu. Ini sangat mudah dan tidak menarik untuk menjadi lawan mainnya.
"Ah gak seru banget, masa cuman modal nama doang semua aib dia gue jadi tahu. Harusnya lebih ketat dikit ke biar gue makin semangat buat nyari tahunya," gerutu Elena yang sangat tidak menarik di matanya itu.
"Kenapa sih bu marah-marah mulu dari tadi gue liatin," ucap seseorang yang tiba-tiba saja duduk di depan Elena yang ternyata itu adalah orang selama ini dia tunggu-tunggu.
"Apasih lo Vania so asik banget," yaps orang yang dari tadi dia tunggu-tunggu akhirnya datang.
Vania Calista adalah teman baik lena semenjak dia duduk di bangku sekolah menengah atas, yang selama ini Elena mengira bahwa Vania ini adalah orang yang layak mendapatkan hal yang lebih dari hanya sekedar teman.
Vania berusia 23 tahun yang memang tidak jauh berbeda dengan Elena, Vania ini adalah orang yang ramah, welcome terhadap orang lain yang tentunya dia tidak membeda bedakan teman satu sama lain.
"Ah apa sih lo? lama banget sih lo padahal gue yakin tempat tinggal lo ini gak terlalu jauh juga dari sini. Tapi kenapa juga lo selalu aja telat gak pernah berubah emang," ucap Elena yang memang sedikit sebal dengan Vania.
Vania yang melihat Elena terus mengomel terkekeh pelan, karena dia sudah datang tak lama setelah Elena sampai ke tempat Cafe. Hanya saja Vania ini memang sangat suka membuat Elena emosi dan menguras rasa sabarnya yang memang Vania akui bahwa Elena ini memiliki rasa sabar yang seluas samudera.
"Aelah cuman telat setengah jam juga lo malah terus-terusan ngomel, padahalkan lo di sini juga mau ngelampiasin emosi lo kan hah?" tanya Vania yang langsung saja mencomot kentang goreng yang memang sudah Elena pesankan tadi.
"Eh btw lo kok tahu banget sih kalo gue emang suka kentang goreng, makin Cintah deh sama kamyuh," ucap Vania yang malah lanjut makan kentang goreng.
Elena yang tahu dan paham kalo Vania ini memang pencinta kentang goreng hanya memutar bola matanya malas.
"Kurang apa coba gue sama lo, kalo soal kentang goreng yang jadi makanan favorit lo masih aja gue inget," cibir Elena dan Vania hanya senyum-senyum gak jelas.
Elena yang melihat Vania senyum-senyum gak jelas membuat dirinya sedikit merinding, memang sangat tidak jelas sekali doyan senyum-senyum gak jelas.
"Ngapain lo senyum-senyum gak jelas gitu? baru juga ketemu dan bikin gue merinding aja," ucap Elena yang bergidik ngeri melihat Vania yang senyum-senyum gak jelas.
"Apaan sih lo, lo gak kangen ya sama gue sampe-sampe pas ketemu sama gue gak ada tuh lo mau peluk gue," ucap Vania yang pura-pura marah karena Elena sepertinya tidak merindukan dirinya sama sekali.
Fyi, Vania memang tidak tinggal di Indonesia. Dia baru saja sampai di Indonesia satu minggu yang lalu, karena setelah lulus SMA dia langsung kuliah di London karena orang tua Vania tinggal di sana.
Elena yang mendengar hal itu melirik sekilas dan langsung saja memeluk Vania erat, dan jangan lupakan dia selalu saja mencium pipi Vania dari dulu.
"Gue kangen banget sama lo tahu, dan maaf ya gue gak ngasih tahu sesuatu hal sama lo," ucap Elena dan Vani mengerutkan keningnya tidak tahu.
"Hah? lo emang sembunyiin apa dari gue emang?" ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments