Di dalam kantor yang memang sekarang sedang sibuk sekali karena banyak proyek yang harus dikerjakan, maka Evan sudah sangat pusing hari ini. Ditambah dia memiliki asisten yang sangat menyebalkan.
Bukannya membantu dirinya, dia malahan membuat semuanya semakin runyam dengan tingkahnya terlewat binal yang hanya menggoda dirinya.
"Pak aku udah bikin sarapan yang enak loh buat bapak, emang bapak gak mau cobain nih sekalian sama susunya," ucap Aura dengan suara yang menggoda.
Aurora, asisten Evan yang memiliki perawakan yang seksi dan body goals dan juga memiliki tampilan yang cukup menarik, dan jangan lupakan dia selalu memakai pakaian yang seksi dan kurang bahan. Padahal Evan merasa gaji Aura cukup besar, apakah dia tidak mampu untuk membeli pakaian yang layak pakai?
"Maaf saya tidak tertarik," ucap Evan yang terus saja fokus dengan laptop yang ada di hadapannya dan mencoba menghiraukan Aura yang terus menggodanya terus-menerus.
"Bapak cemen banget sih takut selingkuh, payah banget," ucap Aura yang malah mengklaim bahwa Evan adalah seorang pria yang takut istri.
"Kalo saya mau mungkin saya sudah melakukan sejak lama, tapi satu hal yang harus kamu tahu tentang saya. Meskipun saya ingin selingkuh saya pastikan wanita simpanan saya itu bukan kamu," ucap Evan yang malah balik meremehkan Aura.
Aura yang mendengar apa yang diucapkan oleh Evan sedikit membuatnya emosi, Aura merasa dia cukup direndahkan oleh perkataan yang keluar dari mulut Evan. Tapi Evan adalah bukan pria sembarangan jadi mau tidak mau dia harus bisa mengendalikan emosinya, dan sayang sekali bukan Evan yang memang tidak mau dekat dengannya akan semakin jauh jika Aura mengedepankan egonya.
"Kenapa bapak berbicara seperti itu? apakah saya kurang cantik? kurang seksi? atau kurang menggoda?" tanya Aura yang malah makin berani duduk di meja kerja Evan.
Evan yang melihat tingkah binal Aura, sudah tidak tahan ingin membuat Aura geram dan enggan untuk mendekatinya lagi.
"Kamu memang cantik, tapi kamu bukan tipe saya," singkat padat tapi itu sangat menusuk di ulung hati Aura.
Fuck, seorang Aura ditolak mentah-mentah oleh laki-laki, dan ini sangat menggores hatinya sebagai pelakor yang memang sebelumnya selalu berhasil merebut sang CEO dan dia bercerai dengan istrinya.
Sedikit informasi bahwa Aura ini memang tipe-tipe wanita yang doyan dengan suami orang apalagi yang pekerjaannya sebagai CEO dan ya lelaki itu sangat bodoh, melepaskan orang yang sudah menemani dirinya dari nol dan malah menerima orang baru yang mungkin saja ingin merusak kehidupannya bukan?
"Lalu perempuan seperti apa yang bapak sukai? kalo bisa mungkin saya bisa berperan sebagai apa pun yang bapak sukai," ucap Aura dengan tatapan menggoda ke arah Evan.
Tapi yang namanya Evan tetap lah Evan yang kokoh dengan pendiriannya.
"Mau kamu berubah jadi apa pun saya tidak akan pernah tertarik dengan kamu, jadi saya harap kamu tidak usah berperilaku menjijikan seperti sekarang!" tegas Evan yang emang tidak suka dengan sikap Aura yang sangat agresif.
Sangat terlihat seperti perempuan murahan, Aura sudah tidak tertahan dengan apa yang dikatakan oleh bosnya ini. Tapi untuk menjalankan tugasnya dia harus sabar-sabar dan harus bisa mengontrol emosinya.
Tapi baru saja dia ingin duduk di pangkuan Evan, tiba-tiba saja ada orang yang masuk yang tentunya saja membuat rencana Aura itu gagal.
"Hai sayangku, kenapa wanita itu berdekat-dekatan dengan mu?" tanya Elena yang entah datang dari mana dia langsung saja menatap Aura dengan tajam.
Evan yang melihat kedatangan sang istri bukannya panik dia malah bersyukur, akhirnya dia bisa terlepas dari perempuan gila yang dari tadi terus saja menganggu dirinya itu.
Tanpa banyak berbasa basi, Evan langsung saja menghampiri sang istri dan jangan lupakan dia langsung mencium Elena dengan penuh kasih sayang.
"Bukan apa-apa sayang, hanya saja ada orang yang ingin menggodaku," ucap Evan yang lagi-lagi mencium kening Elena dan itu membuat Aura sedikit panas.
"Oh iya kah sayang? murahan sekali bukan padahal dia cukup cantik dan tentunya berpendidikan, tapi kenapa dia sangat ingin menggoda suami orang?" tanya Elena kepada Evan yang sepertinya dengan sengaja membuat Aura untuk tantrum.
"Mohon maaf ya Bu, tapi saya tidak seperti apa yang ibu bilang," ucap Aura yang tiba-tiba saja menyahut dengan ekspresi yang tidak enak untuk dipandang.
"Loh kenapa kamu berbicara seperti itu Aura? padahal saya sama suami saya tidak membahas kamu atau menunjukan sindiran itu untuk kamu?" tanya Elena kepada Aura dengan setenang mungkin.
Aura yang mendapatkan pertanyaan itu langsung terdiam, karena tidak ingin terlalu lama di sana karena tidak enak juga jika harus disindir-sindir oleh atasannya. Mau tidak mau Aura harus keluar dari ruangan yang membuat hatinya panas itu.
"Ah tidak apa-apa bu, kalo gitu saya izin permisi dulu," ucap Aura yang ingin keluar dari ruangan Evan.
Aura kira dia akan dengan mudah keluar dari sana dan akan terlepas dari sindiran Elena, tapi salah! Elena malah makin menjadi-jadi untuk membuat Aura semakin terpojok.
"Kamu tidak usah pura-pura tidak tahu dan tidak mengerti tujuan saya berbicara seperti itu, kamu ini baru saja jadi asisten suami saya. Kali ini saya masih bisa memanfaatkan kamu Aura, tapi lain waktu. Jangan harap hidup kamu bisa tenang Aura," ucap Elena dengan tatapan yang dingin dan itu sedikit membuat aura merinding.
"Baik bu, saya minta maaf kalo misalnya kelakuan saya membuat ibu tersinggung," ucap Aura yang mengalah saja walaupun dia tahu kalo disini dia yang salah.
Tanpa banyak berbasa basi juga, Aura langsung meninggalkan Elena dan Evan begitu saja. Biarlah dia dianggap tidak sopan atau apa, yang jelas sekarang dia hanya ingin ketenangan untuk tidak berdebat lagi dengan kedua orang itu.
"Kamu emang sering digangguin sama dia?" tanya Elena yang penasaran apakah suaminya itu sering diganggu oleh manusia tidak jelas seperti Aura? Kalo iya dia sedikit menyebalkan karena sudah berani-beraninya mendekati suaminya.
"Aku harus jujur atau berbohong sama kamu?" tanya Evan yang malah menguji kesabaran Elena.
Elana yang memang tahu suaminya itu sangat suka menjahili dirinya hingga dirinya emosi bukan main, tapi Elena harus sabar menghadapi suaminya ini yang memang agak laen.
"Ya menurut kamu aja gimana baiknya," ucap Elena yang memutar bola matanya malas, dan Evan hanya cengengesan tidak jelas dengan wajah watadosnya dan ingin sekali Elena untuk menampol wajah menyebalkan Evan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments