"Aku pengen kamu usir Aura dari perusahaan ini dan juga pecat dia dari asisten kamu!" ucap Elena dan Evan sedikit terdiam.
Memang bukan hal yang sulit untuk memecat Aura di dalam perusahaannya, tapi sayangnya Evan masih memikirkan hal kedepannya. Meskipun Aura ini memang sedikit nakal dan binal, tapi Evan tidak bisa memungkiri kalo skill Aura dalam pekerjaannya ini cukup lumayan bagus. Dan dia tidak mungkin juga memecat orang lain tanpa adanya hal yang jelas.
"Sayang bukannya aku gak mau nurutin apa yang kamu mau ini, cuman masalahnya dia emang binal dan ya suka godain aku. Tapi bukan berarti aku bisa main pecat dia gitu aja," ucap Evan yang memang sedikit tidak enak hati kepada Elena.
Evan juga sebenarnya sedikit risih atas perlakuan Aura yang memang seperti seorang pelacur itu, tapi kalo untu urusan pekerjaan Evan cukup mengakui bahwa kinerja Aura itu sangat bagus,
"Ya baiklah Evan aku paham maksud kamu tadi, lgian aku juga gak bakalan maksa kamu buat ngelakuin apa yang aku mau," ucap Elena yang memang tidak bisa memaksakan kehendaknya sekarang.
Elena tidak bisa egois bukan untuk memecat Aura hanya karena dirinya cemburu?
Evan yang memang Elena bilang tidak apa-apa, tapi Evan yakin bahwa di lubuk hatinya yang paling dalam Elena ini kecewa karena dirinya tidak bisa melakukan apa yang Elena mau.
"Bukan kaena urusan pribadi atau apa sayang, cuman kamu sendiri juga tahu kan kalo sekarang ini aku masih belum ada cadangan asisten lagi. Aku nantinya bisa repot gimana mau ngeberesin kerjaan kalo sendiri sayang," ucap Evan dan ELena menganggukkan kepalanya paham.
"Kalo emang kamu permasalahkan dalam masalah itu ya aku juga bisa bantu kamu buat jadi asisten kamu jadi kita bisa bareng-bareng terus," ucap Elena yang sudah sangat excited yang bisa bekerja bersama-sama dengan Evan.
Elena tentunya tidak maslah jika dirinya harus bekerja, toh dulu juga dia pernah menjadi asisten ayahnya sebelum meninggal. Jadi Elena paham betul dengan apa yang harus dia lakukan slama jadi asisten.
Evan yang mendengar ucapan itu sedikit terdiam, Evan belum yakin kalo Elena akan bisa menjadi asistennya dan bekerja dengan sangat baik seperti Aura yang dulu membantu dirinya menyelesaikan urusan dan masalah di kantor.
"Aku bukannya gak percaya dan yakin sama kamu sayang, aku harap kamu gak tersinggung ya sama apa yang aku omongin sekarang atau nanti," ucap Evan yang meminta Elena untuk tidak memasukan kata-katanya ke dalam hati.
Karena Evan tidak bisa meyakinkan bahwa ucapannya ini bisa terdengar tidak enak di dalam hati Elena.
Elena yang mendengar ucapan Evan menganggukkan kepalanya paham, biarkan saja Evan mengeluarkan semua unek-uneknya dan pendapatnya.
"Iya sayang kamu tinggal ngobrol aja, tenang aku bukan tipe cewe yang emang baperan atau mudah sakit hati mendengar saran, kritik, dan pendapat dari orang," ucap Elena yang meyakinkan Evan bahwa dirnya tidak akan sakit hati dengan kata-kata yang akan dilontarkan oleh Evan.
"Aku cukup akui ya sayang kalo perusahan ini memang punya kamu, tapikan aku gak mungkin nyuruh kamu kerja sedangkan kamu udah nikah sama aku," ucap Evan yang tidak enak jika ELena harus ikut bekerja dengan dirinya.
Kalo Elena ikut bekerja dengan dirinya nanti apa kata orang? Bisa-bisa dirinya anya dianggap numpang oleh keluarga Elena.
"Ya terus apa masalahnya sayang, toh ini juga emang kemauan aku sendiri kamu gak ada maksa, terus ngapain juga kamu dengerin omongan orang lain hmm?" Tanya Elena yang heran juga kenapa Evan harus memikirkan pa yang orang lain ucapkan
"Iya sayang aku paham maksud kamu, tapikan tetep aja gak enak kalo kamu ikutan kerja juga. Jadi untuk sekarang biarin dulu Aura untuk kerja di sini ya sayang, sebelu aku atau kamu bisa gantikan asisten yang baru," ucap Evan yang sekalian memberikan solusi kepada Elena.
Elena yang mendengar penjelasan Evan pun mau tak mau harus menurutinya dan biarkan Evan menang kali ini.
"Ya udah ya sayang kalo emang itu yang terbaik buat kamu, aku pergi dulu aja ya mau ketemu sama sahabat aku," ucap Elena yang membicarakan tujuan awalnya itu.
Setelah kondisi dan hawa di ruangan itu mulai enakan, Evan pun dengan berani mencium kening dan bibir Elena dengan penuh kasih sayang.
"Iya sayangku kamu hati-hati ya, kalo gak kamu mau aku anterin ke lokasi sayang? Mumpung aku masih ada waktu senggang ini," ucap Evan yang memberi tawaran kepada Elena, tapi dengan halus Elena menolak tawaran dari suaminya itu.
"Gak usah sayang, lagian aku juga bwa mobil sendiri. Oh ya maaf sayang ku hari ini aku gak bawa makan siang buat kamu, soalnya ini juga dadakan mau ketemu sama sahabat aku soalnya lagi ada urusan penting yang emang gak bisa dinanti-nanti," ucap Elena yang merasa tidak enak hati kepada Evan karena dirinya lupa tidak membuat makanan untuk suaminya itu.
"Gak apa-apa sayangku, lagian di kantor ini banyak kantin kalo gak aku bisa pesan online aja. Ya udah kamu hati-hati ya berangkatnya, jangan kebut-kebut," kata Evan dan Elena tersenyum manis.
"Iya mas, aku pergi dulu," ucap Elena yang keluar dari ruangan Evan dan jangan lupakan sebelum pergi, Elena memberikan sedikit kecupan di bibir dan kening Evan.
Setelah kepergian Elena, Evan menatap punggung Elena dengan tatapan yang sulit diartikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments