Cinta Itu Membuatku Gila
1 tahun sebelumnya
"Sayang kamu mau gak ikut mama ke suatu tempat?" tanya seorang wanita cantik yang umurnya sudah bisa terbilang tidak muda lagi, tapi dia memilik perawakan yang terlihat lebih muda daripada usianya.
Gadis cantik yang masih berada di dalam mimpi dan sepertinya dia sedikit enggan untuk bangun di dalam tidurnya.
Sang ibu yang memang sudah tahu watak anaknya yang susah bangun, dengan anggun dia membuka tirai yang ada di dalam kamar itu dengan perlahan agar sinar matahari masuk ke dalam kamar gadis itu dan agar gadis itu bangun dari tidurnya yang terlelap.
Dan ya cara itu berhasil, sekarang gadis itu menggeliat karena silau akan sinar matahari yang menerobos masuk lewat kaca jendelanya.
"Ikut kemana sih bu? inikan weekend aku mau tidur aja untuk mengisi tenaga aku yang dari hari senin sampai jumat tuh kerja mulu," ucap gadis itu yang akhirnya duduk dan menghadap ke arah sang ibu yang tersenyum lembut.
"Kan ibu juga udah bilang Elena, kalo kamu emang capek kerja gak usah kerja dong. Lagian kan ayah kamu masih sehat walafiat dan masih mampu buat memenuhin semua kebutuhan kamu," ucap Ibu Elena yang melakukan rutinitas setiap pagi kepada Elena yaitu, mencium kening Elena dengan penuh kasih sayang.
"Iya bu aku tahu, tapikan aku juga bosen kalo di rumah terus gak ada rutinitas," ucap Elena yang lagi-lagi dia enggan untuk tidak bekerja dan berdiam diri di rumah.
"Dan terus ya bu kalo aku diem terus di rumah nanti aku gak ada jodoh gimana? ya emang jodoh itu di tangan Tuhan, tapi kan kalo kita gak nyari gak keluar rumah juga gak bakalan nonggol tuh yang namanya jodoh," sambung Elena yang memang sangat pintar mengeles.
Ibu Elena tersenyum tipis dan langsung mengakhiri obrolan yang tentunya akan membuat Elena terus menjawab dan yang akhirnya dia akan tetap pergi bekerja dan mengeluh ketika dia pulang.
Setelah acara perdebatan tipis tadi, sekarang Elena dan kedua orang tuanya sedang makan bersama di ruang makan dengan Elena yang lahap memakan nasi goreng spesial buatan ibunya.
"Eh ayah tahu gak sih kalo misalnya Elena tadi tuh ngeluh capek kerja, tapi sama ibu disuruh buat gak usah kerja dia malah nolak. Dengan alasan, nanti dia gak bisa dapet jodoh kalo diem terus di rumah," ucap Ibu Elena yang malah mengadu kepada Ayah.
"Ih ibu mah malah ngadu sama ayah," ucap Elena yang mengerucut bibirnya kesal.
Karena sang ibu malah memberitahukan apa yang terjadi tadi pagi, dan Elena yakin kalo akhirnya dia bakalan dijodohkan dengan seseorang.
"Ya kalo buat urusan jodoh mah ya gampang, ayah tinggal jodohin kamu sama anak rekan ayah. Kalo nggak sama rekan kerja ayah juga banyak yang masih singel," ucap Ayah dengan menatap ke arah Elena yang sedang cemberut.
Nah kan bener apa yang ada di dalam benak Elena, kalo Ibu bicara sama Ayah tentang masalah jodoh. Tidak jauh kemungkinan kalo ayah bakalan menjodohkan dirinya dengan seseorang.
"Enggak ah gak mau aku dijodohkan sama orang lain apalagi sama rekan bisnis ayah, aku gak mau ya jadi batu loncatan buat bisnis ayah itu," ucap Elena yang tidak mau jadi bahan pelancar bisnis ayahnya itu.
Ibu Elena yang melihat Elena sedikit suuzon langsung menghela nafas pelan, memangnya siapa juga yang ingin memperalat anaknya hanya untuk kepentingan bisnis.
"kamu tuh ya jangan suuzon duluan, lagian mana tega Ayah sama Ibu mau peralatan kamu demi kepentingan bisnis. Ayah bilang gitu itu biar kamu gak pusing buat mikirin perihal jodoh kaya gitu," ucap Ibu Elena dan sang menuduh hanya cengengesan tidak jelas.
Sang ayah yang jadi bahan suuzon anaknya terkekeh pelan, memang sangat menggemaskan sekali bukan anak gadisnya ini.
Keseruan yang ada di dalam rumah itu, kini hanya kenangan semata bagi Elena. Yang sayangnya kedua orang tua Elena sudah tiada meninggalkan dirinya karena sebuah kecelakaan pesawat yang terjadi 1 tahun yang lalu.
Yang kini Elena sedang termenung di dalam ruang makan yang biasanya sangat ramai dengan celotehan ibunya dan ayahnya yang sering mengerjainya.
"Gak terasa sekali ya ayah ibu, kalian ninggalin Elena sendirian di sini. Semua keluarga ayah sama ibu itu cuman pura-pura baik di depan Elena, yang padahal mereka baik hanya ingin mendapatkan harta yang ditinggalkan sama ayah dan ibu," ucap Elena yang tersenyum sendu.
Harta yang ditinggalkan oleh ayah dan ibunya memang bisa dibilang cukup banyak, tapi sayangnya semua harta warisan, aset, dan saham itu atas nama Elena semua. Dan keluarga seperti saudara sepupu tidak mendapatkan harta sepeserpun dari ayah dan Ibu Elana.
Karena hal itu Elena menjauhi keluarga dari pihak ibu dan ayahnya, meskipun Elena menjauhi keluarga dari pihak ayah dan ibu. Tapi sekarang dia sudah menikah dengan pilihan orang tuanya.
"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya," ucap Suami Elena dan mencium kening Elena dengan penuh kasih sayang.
Evan, Evan Mahendra adalah suami dari Elena yang sekarang sudah berusia 25 tahun, meskipun masih bisa terbilang masih muda tapi dia sudah memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap Elena yang sekarang sudah berstatus sebagai Istinya.
"Iya sayangku, hati-hati ya berangkatnya. Kamu gak mau sarapan dulu?" tanya Elena menawarkan sarapan kepada Evan.
Evan yang sepertinya terburu-buru tersenyum manis kepada Elena.
"Nanti aja sayang aku sarapannya di kantor, aku buru-buru banget ini," ucap Evan dan Elena hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
Elena tidak marah jika Evan tidak bisa ikut sarapan bersama atau makan tidak bersama juga Elena tidak ada masalah juga karena Elena juga bisa paham dan mengerti bagaimana sibuknya bekerja.
"Iya sayang gak apa-apa, ya udah gih berangkat, nanti siang pas makan siang mau aku anterin bekal gak?" Tanya Elena menawarkan makan siang kepada Evan.
"Oh iya sayangku boleh, y udah aku berangkat dulu ya sayang," ucap Evan dan dia pun mencium kening Elena dengan penuh kasih sayang.
Setelah itu Evan pergi berangkat ke kantor dan Elena sibuk dengan dunianya sendiri.
Elena diam di rumah tidak terlalu diam juga, memang pekerjaan rumah tangga yang mengerjakan ada ART, tapi Elena sedang disibukkan dengan mengawasi pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh suaminya.
Meskipun Elena memang percaya dengan Evan tapi dia tetap mengawasi apa yang dilakukan oleh suaminya itu, karena pada dasarnya perusahaan itu milik dirinya dan tentu saja dia harus mengetahui semua hal yang memang seharusnya dia tahu.
Selain sibuk mengawasi perusahaannya, Elena juga disibukkan dengan butik miliknya yang memang sedang naik daun dan cukup banyak diminati oleh ibu-ibu sosialita. Dan juga Elena disibukkan dengan menulis yang sekarang sudah menjadi hobi barunya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments