Chapter 16

Tak butuh waktu lama untuk Vania datang ke rumah Elen, hanya butuh waktu 10 menit Vania sudah ada di rumah Elena dan langsung disambut dengan penuh suka cita oleh Elen yang memang dirinya sangat menunggu kedatangan Vania.

"Halo sahabat baik ku yang aku tunggu-tunggu kedatangannya, sumpah ya kedatangan lo ke sini itu sangat-sangat membuat gue begitu bahagia?" ucap Elena yang begitu bahagia melihat kedatangan Vania ke rumahnya.

Padahal tadi pagi waktu di cafe pertemuan pertama mereka yang setelah lama tidak berjumpa, reaksi Elena tidak terlihat begitu excited. Tapi sekarang? Dia begitu terlihat bahagia, ah ya memang manusia ini bahagia ketika ada maunya saja.

"Bisa gak sih lo biasa aja? Geli gue lihatnya," ucap Vania dan tanpa izin dari Elen, Vania pun langsung masuk dan duduk di sofa.

Elena yang melihat Vania main masuk saja menggelengkan kepalanya pelan , memang ya sikap tidak tahu dirinya itu tidak berubah sama sekali yang malahan sekarang ini terlihat makin tidak tahu diri.

"Dasar gak ada akhlak lo ya, main nyelonong masuk ke rumah orang tanpa izin. Tapi karena lo udah bikin gue puas sama hasil kerja keras lo, khusus hari ini gue gak akan ngomelin lo perihal lo yang masuk ke rumah gue tanpa ada adab," ucap Elena yang terlihat sangat bahagia melihat Vania yang datang ke rumahnya dan duduk di samping Vania, mereka berdua pun langsung membicarakan hal yang tadi mereka bahas.

"Gue selalu puas sama hasil kerja lo, yang gak butuh waktu 24 jam pun lo langsung dapetin informasi dan data-data tentang Aurora," ucap Elena yang berdecak kagum dengan hasil kerja keras yang dilakukan oleh Vania.

Vania hanya senyum-senyum tidak jelas kala mendapatkan pujian dari Elena, hal ini yang membuat Vania makin betah berteman dengan Elena yang tidak pernah meremehkan hasil kerja orang lain, padahal Vania tahu dan Vania merasa bahwa kemampuannya ini masih di bawah Elena.

"Aelah lo ini bisa aja bikin gue terbang, eh tapi kalo kata gue mah. Ini terlalu mudah dan gue rasa lo bisa melakukannya sendiri tanpa harus adanya bantuan dari gue buat nyari informasi nih manusia," ucap Vania yang heran kepada Elena.

Mengapa Elena tidak mencari tahu sendiri padahal ini adalah hal yang sangat mudah bagi Vania.

"Ya emang bener juga sih sama apa yang lo bilang barusan, kalo gue sendiri bisa cari tahu tentang manusia itu kalo gue mau, tapi lo sendirikan tahu kalo gue itu manusia yang teramat sangat sibuk, yang tentunya gak ada waktu buat cari tahu hal yang kaya begituan," ucap Vania dan Vania menabok tangan Elena dengan gemas.

"Mata lo sibuk hah! Lo gak usah banyak bohong deh sama gue, gue yakin 100 klo lo itu emang udah cinta mati sama siapa tadi nama suami lo itu?" Tanya Vania yang lupa dengan nama suami Elena.

"Masih muda juga udah pelupa banget dah lo, nama laki gue itu Evan, Evan mahendra," ucap Elena dan Vania menganggukkan kepalanya paham untuk mengingat siapa nama dari suami Elena ni.

"Lo serius gak mau bikin perhitungan sama Aurora? Tanya Vania yang berterus terang dengan Elena, yang Vania yakin kalo Elena ini tidak mungkin membiarkan musuh atau orang yang sudah mengusik kehidupan aman tentramnya.

"Sebelum masuk ke topik itu, ada satu hal yang mau gue tanyai sama lo," ucap Elena yang menatap Vania dengan tatapan yang serius,

Vania yang ditatap segitunya oleh Elena, mengangkat satu alisnya dan Vania tidak paham dan tidak mengerti dengan tata[pan yang dilontarkan oleh Elena kepada dirinya.

"Mau ngomong apaan ? Lo mau nanya kalo Aurora itu magang di mana dan kapan?" Tanya Vania dan yaps pertanyaannya itu tidak meleset dan sesuai dengan apa yang ingin Elena sampaikan kepada Vania.

"Bener banget! Gue mau nanyain hal itu, dan ya gue rasa potonya ini kaya gak asing gak sih?" Tanya Elena dan Vania mengerutkan keningnya untuk mengamati poto yang diperlihatkan oleh Elena dari ponsel milik Elena.

"Yang mana dulu nih yang gak asing? poto posenya yang gak asing atau tempatnya hmm" ucapan Vania dengan tatapan yang bercanda kepada Elena.

Elena yang paham dengan apa yang ada di dalam pikiran Vania langsung menepuk pundak Vania.

"Eh Vania dengerin gue dah ya, kalo urusan pose pangku-pangkuan gitu mah bukan hal aneh lagi buat gue, malahan ya gue sering main kuda-kudaan sama laki gue," ucapan Elena yang main asal ceplas ceplos itu langsung mendapatkan pukulan manja dari Vania.

"Mata lo main kuda-kudaan hah? Enteng bener dah tuh mulut kalo ngomongin soal kuda-kudaan lo gak lupakan kalo gue tuh belum nikah?" Tanya Vania mengingatkan Elena untuk tidak membahasnya begitu jauh.

Kalo Vania sudah menikah ya wajar-wajar saja untuk membahas hal itu, lh ini? Vania yang baru pacaran yang hanya sampai pelukan dan pegangan tanggan merasa ternodai oleh Elena yang sangat tidak ramah untuk di dengar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!