Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama

Lawkei menghunus pedangnya, menghadap ke serigala-serigala yang mendekat. “Ini buruk. Mereka bukan serigala biasa,” bisiknya sambil memandangi mata mereka yang bersinar aneh dalam kegelapan. “Ada sesuatu yang mengendalikan mereka.”

Ziaz juga bersiap dengan pedang pelindungnya. “Apa kau yakin? Mereka terlihat seperti serigala biasa, hanya saja... matanya tidak wajar.”

Salah satu serigala melolong, dan lolongan itu seolah menjadi sinyal bagi yang lain untuk menyerang. Beberapa serigala melompat maju dengan kecepatan yang mengejutkan. Lawkei menangkis satu dengan pedangnya, sedangkan Ziaz berhasil menebas satu lagi sebelum serigala itu bisa mencapai mereka.

“Ini tidak akan mudah!” teriak Lawkei sambil bergerak cepat, menghindari cakar tajam serigala lainnya

Ziaz mengangguk sambil melompat ke samping untuk menghindari serangan. “Aku punya ide! Kita harus membawa pertempuran ini ke tempat yang lebih terbuka. Kalau tetap di sini, mereka bisa mengepung kita!”

Lawkei melirik ke arah yang ditunjuk Ziaz, sebuah area datar yang tidak terlalu jauh dari mereka. “Baik! Ayo pergi!”

Mereka tidak bisa bertarung disana karena kuda mereka akan terkena dampak kekuatan pedang pelindung. "Jangan berlari!" ucap Ziaz 

Mereka berdua mundur perlahan sambil tetap berjaga-jaga, menghindari serangan-serangan serigala yang terus mengintai mereka dari balik kegelapan. Ketika mereka mencapai area terbuka, serigala-serigala itu berkumpul, jumlah mereka tampak lebih banyak dari sebelumnya.

“Aku menghitung delapan... tidak, sepuluh!” seru Lawkei sambil menggenggam pedangnya erat-erat

“Tunggu...” Ziaz memusatkan pandangannya pada salah satu serigala yang tampak lebih besar dari yang lain. “Mereka dipimpin oleh yang itu!”

Serigala besar itu tampak berbeda, dengan bulu hitam pekat yang sangat gelap dan mata merah menyala. Ia melangkah maju, mengeluarkan geraman yang membuat suasana semakin mencekam.

“Kita harus mengalahkannya terlebih dahulu!” ucap Ziaz sambil mengarahkan pedangnya

Lawkei mengangguk. “Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Kau fokus pada pemimpinnya.”

Tanpa menunggu jawaban, Lawkei berlari ke arah kawanan serigala, melancarkan serangan yang membuat mereka terpecah. Ziaz memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekati serigala besar, pedangnya berkilauan dalam kegelapan.

Namun, saat Ziaz hendak menyerang, serigala besar itu melompat dengan kecepatan luar biasa, membuat Ziaz terpaksa mundur untuk menghindar. “Cepat sekali!” gumamnya 

Lawkei, yang sedang sibuk menahan serangan beberapa serigala, melirik ke arah Ziaz. “Hati-hati! Yang itu sepertinya di kendalikan oleh kekuatan kegelapan.”

Ziaz kebingungan. “Kenapa mereka mengendalikan seorang serigala untuk mengejar kita,” ucapnya sambil menahan serangan serigala yang lain 

Serigala besar itu melolong lagi, kali ini suaranya lebih mengerikan dan membuat tubuh mereka terasa berat. Tanpa diduga, bayangan-bayangan di sekitar mulai bergerak, membentuk sosok-sosok yang menyerupai serigala. Mereka tampak seperti ilusi, tapi gerakan mereka nyata.

“Kita dalam masalah besar sekarang,” ucap Ziaz sambil menggenggam pedangnya lebih erat. Ia tahu ia harus menggunakan kekuatan pedang pelindungnya, meskipun ia belum sepenuhnya menguasainya.

“Ziaz! Gunakan pedangmu!” teriak Lawkei sambil menebas salah satu serigala bayangan, yang segera menghilang menjadi asap hitam.

Ziaz mengangguk, memusatkan energinya pada pedang pelindungnya. Cahaya lembut mulai terpancar dari bilah pedang itu, mengusir sebagian bayangan di sekitarnya. Serigala besar itu tampak mundur sedikit, matanya menyipit seperti terganggu oleh cahaya tersebut.

“Ini dia!” Ziaz melompat maju, menebaskan pedangnya ke arah serigala besar. 

Tapi sebelum pedangnya mengenai, serigala itu menghilang menjadi kabut hitam dan muncul kembali di belakang Ziaz.

“Di belakangmu!” seru Lawkei.

Ziaz berbalik cepat, menebas dengan refleks. Kali ini, serigala besar itu terluka, mengeluarkan raungan marah yang menggema di seluruh hutan.

“Teruskan, Ziaz! Kita hampir menang!” teriak Lawkei, yang sekarang mulai memukul mundur serigala-serigala lain.

Namun, sebelum Ziaz bisa melancarkan serangan berikutnya, serigala besar itu mengumpulkan semua kekuatannya, menciptakan pusaran bayangan di sekitarnya. Pusaran itu mulai menyedot energi dari sekeliling, membuat Ziaz dan Lawkei kesulitan berdiri.

Lawkei pun memakai kekuatan pedang pelindung miliknya dan memanggil petir untuk menyambar ke arah pusaran itu. Namun petir miliknya meleset dan membuat kekuatan Lawkei mulai melemah karena kelelahan.

“Ziaz, kita harus mengakhiri ini sekarang!” seru Lawkei, yang tampak kelelahan.

Dengan semua keberaniannya, Ziaz memusatkan seluruh energinya ke pedang pelindungnya. Cahaya warna biru yang terpancar dari pedang itu semakin terang, membuat bayangan-bayangan di sekitar mereka memudar.

“Mari berpesta!” Ziaz melompat tinggi, mengarahkan pedangnya ke pusat pusaran bayangan. 

Dengan satu tebasan kuat, cahaya dari pedangnya menghancurkan pusaran itu, membuat serigala besar itu mengeluarkan raungan terakhir sebelum menghilang menjadi abu.

Serigala yang berhasil selamat pun kabur ke dalam hutan karena ketakutan,  dan meninggalkan mereka berdua yang kebingungan.

Ziaz terjatuh, Lawkei yang sedang terbaring karena kelelahan pun memuji serangan Ziaz barusan. “Kerja bagus. Sepertinya kau sudah memakai 50% dari kekuatan pedang pelindung mu ya,"

Ziaz tertawa. “Mereka hanya hewan.”

Mereka berdua tertawa kecil, meskipun kelelahan. Lawkei mulai bangun. “Kita harus segera istirahat. Besok perjalanan kita masih panjang.”

"Bagaimana dengan kuda kita?" tanya Ziaz 

Lawkei pun melihat ke arah kuda milik mereka yang masih di ikat di pohon dekat tenda mereka. "Ya, mereka sedikit ketakutan tu." ujar Lawkei sambil memandangi kuda mereka

Disisi lain, Alaric menemui Tera yang sedang bersama para anggota pasukan yang baru di camp pelatihan. Alaric pun melihat ke arah Tera yang sedang memberikan pidatonya kepada para anggota baru. 

"Sama seperti ku..." ujarnya 

Dulu Alaric sama seperti para anggota baru itu. Bergabung dengan bangga ke dalam pasukan cahaya dan di berikan pidato sambutan oleh Komandan sebelumnya.

"Itu sudah sekitar 7 tahun lalu ya?" ucapnya 

Tiba tiba dua orang anggota pasukan lewat di depan Alaric. Mereka berdua pun memberikan hormat kepadanya. "Salam hormat Kapten," kata mereka 

"Ah ya, salam hormat untuk kalian juga." balas Alaric

Tera yang selesai memberikan pidato sambutan pun melihat ke arah Alaric yang sedang melihat ke arahnya, Tera pun turun dari panggung dan berjalan ke arah Alaric. 

"Ada apa Alaric? Tumben kau melihat para anggota pasukan yang baru?" ujar Tera

Alaric pun mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya. Dia pun memberikan buku itu kepada Tera. "Buku apa ini?" tanya Tera sambil mengambilnya

"Baca judul dari buku itu," ucap Alaric 

Tera pun membaca judul dari buku itu. "Tentang Raja Cahaya pertama? Kau mendapatkan buku ini dari siapa?" tanya Tera 

"Kami tidak sengaja menemukan ruangan bawah tanah di dalam kerajaan, seperti ruangan itu di buat saat Raja Cahaya pertama masih ada." ujar Alaric

Tera pun membuka buku itu dan melihat halaman pertamanya. "Siapa Priozel? Disini tertulis kalau buku ini di buat karena saran dari teman terbaik beliau yang bernama Priozel." ucapnya 

"Itulah yang ingin ku tanyakan kepada mu, apa dia salah satu orang penting di Kerajaan Cahaya?" tanya Alaric 

___ END CHAPTER 16 ___

Episodes
1 Satu Abad Kemudian
2 Di Balik Air Yang Turun Dari Tempat Tinggi
3 Tugas Pertama
4 Pedang Pelindung Berwarna Kuning
5 Kerajaan Petir
6 Ksatria Kegelapan
7 Kekalahan Yang Memalukan
8 Asal Mula Kerajaan Cahaya
9 Penyelidikan
10 Kekuatan Raja Cahaya
11 Situasi Menjadi Sangat Sulit
12 Serahkan Semua Jiwa Kalian
13 Menuju Ke Kerajaan Selanjutnya
14 Sang Kapten Alaric
15 Menemukan Sesuatu
16 Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama
17 Mencari Tau Tentangnya
18 Ruangan Bawah Tanah
19 Hutan Abadi
20 Pedang Berwarna Hijau Dan Kejadian Masa Lalu
21 Keluarga Zerendale
22 Tempat Pedang Pelindung Berwarna Hijau Di Dapatkan
23 Pedang Pelindung Berwarna Merah
24 Sebuah Peti Kuno
25 Seorang Nenek Tua
26 Kerajaan Tua Di Dataran Negara Jepang
27 Isi Dari Sebuah Peti Kuno
28 Raja Daun
29 Sebuah Kerajaan Baru
30 Pelabuhan Kerajaan Daun
31 Seorang Dame
32 Menteri Pertahanan Kerajaan Jingga
33 Priozel
34 Tim Terbaik Dari Abad 18
35 Aib Kerajaan Api
36 Surat Dari Kerajaan Cahaya
37 Sebuah Dojo Di Kerajaan Sakura
38 Seni Beladiri Kerajaan Sakura
39 Perang Melawan Para Kegelapan I
40 Getaran Peperangan
41 Bantuan Dari Kerajaan Jingga
42 Semakin Memanas
43 Ksatria Kegelapan Peringkat 4
44 Kemenangan Alaric
45 Bantuan Dari Kubu Lawan
46 Terperangkap
47 Hal Yang Tidak Di Duga
48 Bantuan Dari Kerajaan Sakura
49 Pertarungan Berakhir
50 Menjadi Seorang Pahlawan
51 Pengkhianat Kerajaan Api
52 Kesepian Dan Kebahagiaan
53 Pulau Okinawa
54 Pengisi Posisi Kapten
55 Menguasai Pertarungan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Satu Abad Kemudian
2
Di Balik Air Yang Turun Dari Tempat Tinggi
3
Tugas Pertama
4
Pedang Pelindung Berwarna Kuning
5
Kerajaan Petir
6
Ksatria Kegelapan
7
Kekalahan Yang Memalukan
8
Asal Mula Kerajaan Cahaya
9
Penyelidikan
10
Kekuatan Raja Cahaya
11
Situasi Menjadi Sangat Sulit
12
Serahkan Semua Jiwa Kalian
13
Menuju Ke Kerajaan Selanjutnya
14
Sang Kapten Alaric
15
Menemukan Sesuatu
16
Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama
17
Mencari Tau Tentangnya
18
Ruangan Bawah Tanah
19
Hutan Abadi
20
Pedang Berwarna Hijau Dan Kejadian Masa Lalu
21
Keluarga Zerendale
22
Tempat Pedang Pelindung Berwarna Hijau Di Dapatkan
23
Pedang Pelindung Berwarna Merah
24
Sebuah Peti Kuno
25
Seorang Nenek Tua
26
Kerajaan Tua Di Dataran Negara Jepang
27
Isi Dari Sebuah Peti Kuno
28
Raja Daun
29
Sebuah Kerajaan Baru
30
Pelabuhan Kerajaan Daun
31
Seorang Dame
32
Menteri Pertahanan Kerajaan Jingga
33
Priozel
34
Tim Terbaik Dari Abad 18
35
Aib Kerajaan Api
36
Surat Dari Kerajaan Cahaya
37
Sebuah Dojo Di Kerajaan Sakura
38
Seni Beladiri Kerajaan Sakura
39
Perang Melawan Para Kegelapan I
40
Getaran Peperangan
41
Bantuan Dari Kerajaan Jingga
42
Semakin Memanas
43
Ksatria Kegelapan Peringkat 4
44
Kemenangan Alaric
45
Bantuan Dari Kubu Lawan
46
Terperangkap
47
Hal Yang Tidak Di Duga
48
Bantuan Dari Kerajaan Sakura
49
Pertarungan Berakhir
50
Menjadi Seorang Pahlawan
51
Pengkhianat Kerajaan Api
52
Kesepian Dan Kebahagiaan
53
Pulau Okinawa
54
Pengisi Posisi Kapten
55
Menguasai Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!