Hutan Abadi

Ziaz dan Lawkei pun sampai di kerajaan daun walaupun sedikit meleset dari waktu yang di tentukan. Mereka berdua berdiri di depan hutan bagian timur kerajaan daun.

"Hutan ini lumayan dalam, bisa bisa kita tersesat nanti." ucap Ziaz 

"Tenang saja, disini tidak ada yang menjaga jadi kita bisa bebas berjalan kemanapun asalkan tidak keluar dari batas bagian timur." ujar Lawkei 

Tiba tiba mereka mendengar sebuah raungan yang sangat besar dari dalam hutan itu. Mereka pun mulai sedikit ragu untuk masuk. 

"Sepertinya rumor tentang makhluk mistis itu memang benar ada ya..." ucap Ziaz 

Lawkei yang mendengar itu pun mulai merasa panik. "Sebaiknya aku harus mulai mempercayai sebuah rumor juga ya..." katanya 

Mereka pun melihat sekeliling mereka. "Aku mulai tidak heran kalau hutan bagian ini tidak di jaga siapapun," ucap Ziaz 

Lawkei pun melemparkan sebuah batu ke dalam hutan tersebut untuk melihat apakah mereka menaruh sebuah jebakan atau tidak. 

"Sepertinya mereka tidak menaruh jebakan disini, tapi tetap berhati-hatilah." kata Lawkei 

Ziaz dan Lawkei pun mulai berjalan memasuki hutan itu. Saat sedang berjalan, Ziaz dan Lawkei melihat ke atas sesekali untuk berjaga-jaga.

"Aku tidak yakin kalau hutan ini tidak ada jebakan," ucap Ziaz 

Lawkei pun melihat beberapa pohon yang bergerak dan tidak jauh dari mereka. "Aku rasa begitu," ujarnya 

Tiba tiba mereka mendengar suara seseorang yang sedang berbicara. "Kau dengar itu?" tanya Lawkei 

"Yeah, itu sepertinya para penjaga." ucap Ziaz 

Mereka pun berjalan ke arah sumber suara itu sambil berhati-hati. Namun mereka tidak tau kalau ada seseorang yang sedang berdiri di atas pohon yang sedang melihat mereka dari atas. 

"Aku rasa yang bergerak di atas pohon tadi sepertinya monyet," ujar Ziaz 

"Hmm? Apa itu monyet? Hewan jenis apa itu?" ucap Lawkei 

Ziaz yang mendengar itu pun mulai kebingungan. "Apa maksudmu? Di kerajaan petir tidak ada monyet kah?" katanya 

Lawkei menggaruk kepalanya. "Entahlah, aku belum pernah melihat hewan itu. Emangnya ciri cirinya bagaimana?" tanyanya 

"Ciri cirinya mirip seperti mu," jawab Ziaz sambil senyum sedikit 

"Apa?" ucap Lawkei yang kebingungan 

Mereka pun terus berjalan ke arah sumber suara itu. Namun saat hampir dekat dengan sumber suara itu, Ziaz mendengar seperti langkah kaki. 

"Hey, menunduk." bisik Ziaz 

Mereka berdua pun menunduk di balik semak semak yang lebat. Tiba tiba seekor kuda unicorn lewat di depan mereka, hal tersebut membuat mereka berdua terkejut karena seharusnya kuda unicorn itu tidak ada. 

"Ada apa ini? Kenapa ada kuda unicorn disini?" ucap Ziaz dengan pelan 

Lawkei pun kebingungan dengan apa yang dia lihat. "Bukannya kuda unicorn itu hanya sebuah dongeng?" katanya

Saat kuda unicorn itu telah pergi. Mereka berdua pun mulai kembali berjalan ke arah sumber suara itu. "Kenapa sekarang dia mulai seperti bernyanyi?" ujar Lawkei 

Ziaz dan Lawkei sampai di sebuah air terjun. Mereka melihat seorang wanita yang sedang duduk dan seekor burung beo di sampingnya. 

Lawkei pun melihat wajah dari wanita. "Siapa wanita ini? Kenapa dia sangat cantik?" ucapnya 

Ziaz pun mulai mengamati wanita itu dari balik pohon bersama Lawkei. "Kau sedang tidak jatuh cinta kan?" katanya kepada Lawkei 

"Jika iya? Apa yang akan kau lakukan?" tanya Lawkei 

Wanita itu mulai mengelus burung beo itu sambil bernyanyi. "Hey Ziaz, apa kita harus maju ke depan sedikit?" bisik Lawkei 

Ziaz pun mulai kebingungan dengan Lawkei. "Ada apa denganmu?" ucapnya dengan suara pelan 

Tiba tiba Lawkei menginjak sebuah ranting pohon yang membuat wanita tersebut melihat ke arah pohon yang sedang mereka pakai untuk bersembunyi. 

Wanita itu pun berhenti bernyanyi. "Siapa disana?" ucapnya dengan suara lembut 

Wanita itu pun terus memandangi ke arah pohon tempat Ziaz dan Lawkei bersembunyi. Di balik pohon itu, Ziaz sedang menahan Lawkei agar tidak berbuat konyol lagi dengan cara membuatnya tiarap. 

Ziaz menunduk dan menahan kepala Lawkei agar dia tidak bangun. "Diam... Dia sedang melihat ke arah sini,"

"Hey hey, aku tidak bernafas!" bisik Lawkei sambil menarik tangan Ziaz 

Wanita itu terus memandangi arah pohon itu. Burung beo di sampingnya mengeluarkan suara, "Siapa di sana? Siapa di sana?" 

Ziaz dan Lawkei mulai panik, Ziaz mencoba berpikir cepat. Jika mereka tetap bersembunyi, wanita itu mungkin akan mendekat. Namun, jika mereka keluar secara tiba-tiba, itu bisa membuat keadaan menjadi lebih buruk.

"Jangan terlalu banyak bergerak," bisik Ziaz.

"Tapi burung itu mengulang-ulang pertanyaannya! Apa dia tahu kita di sini?" balas Lawkei karena panik 

Tiba tiba seorang ksatria muda dengan wajah yang tampan datang ke arah wanita itu. "Tuan Putri? Apa kau memanggil ku?" ujar ksatria itu 

Wanita itu pun memandangi ksatria muda itu. "Hmm? Kenapa kau berada disini Lian?" tanyanya dengan senyuman 

Ziaz dan Lawkei yang mendengar itu pun mulai mengintip kembali. "Siapa yang bersamanya itu?" tanya Lawkei 

"Itu sudah tentu pengawal pribadinya, lagian dia seorang Putri." jawab Ziaz 

Ksatria itu pun mulai mengamati pohon yang terdapat Ziaz dan Lawkei. "Tuan Putri? Apa kau benar benar sendirian disini?" ucapnya 

"Hmm? Apa kau merasakan sesuatu?" tanya wanita itu 

"Aku rasa begitu," balas ksatria itu

Ksatria muda itu pun menarik pedangnya dan menebas pohon itu dengan kekuatannya. Batang pohon itu pun mulai terjatuh, Ziaz pun langsung menarik Lawkei untuk mengindar.

"Fiuh, hampir saja." ucap Ziaz sambil terbaring 

Tuan Putri yang melihat mereka berdua pun sangat terkejut. Dia pun bersembunyi di belakang ksatria itu, sedangkan ksatria itu menodongkan pedangnya ke Lawkei yang sedang berusaha bangun. 

"Percobaan yang sangat bagus kawan," ujar ksatria itu 

Lawkei pun perlahan mulai melihat ke arah ksatria itu. "Kau sepertinya tidak berhak menodongkan pedang mu ke arahku," ucap Lawkei

Lawkei pun menepis pedang ksatria itu menggunakan pisau miliknya. Mereka berdua pun mulai bertarung satu sama lain, Tuan Putri yang melihat itu pun mulai panik. 

"Berhentilah!" teriaknya 

Tiba tiba Ziaz melihat simbol cahaya dari bahu ksatria itu. "Sial, kalian tidak boleh berkelahi satu sama lain!" ujar Ziaz

Ziaz pun menendang mereka berdua yang membuat pisau Lawkei terpental, sedangkan ksatria itu terpental dan menabrak pohon. 

"Sialan," ucap ksatria itu

"Ada apa Ziaz?" tanya Lawkei

Sambil berdiri di hadapan ksatria itu, Lawkei memperlihatkan simbol cahaya di bahunya.

"Huh?" ksatria itu terkejut 

Tuan Putri yang melihat simbol cahaya di bahu Ziaz pun sangat terkejut. "Apa kalian juga..." 

Pedang Pelindung mereka bertiga mulai mengeluarkan cahayanya masing masing. "Senang bisa bertemu denganmu disini," ucap Ziaz 

___ END CHAPTER 19 ___

Episodes
1 Satu Abad Kemudian
2 Di Balik Air Yang Turun Dari Tempat Tinggi
3 Tugas Pertama
4 Pedang Pelindung Berwarna Kuning
5 Kerajaan Petir
6 Ksatria Kegelapan
7 Kekalahan Yang Memalukan
8 Asal Mula Kerajaan Cahaya
9 Penyelidikan
10 Kekuatan Raja Cahaya
11 Situasi Menjadi Sangat Sulit
12 Serahkan Semua Jiwa Kalian
13 Menuju Ke Kerajaan Selanjutnya
14 Sang Kapten Alaric
15 Menemukan Sesuatu
16 Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama
17 Mencari Tau Tentangnya
18 Ruangan Bawah Tanah
19 Hutan Abadi
20 Pedang Berwarna Hijau Dan Kejadian Masa Lalu
21 Keluarga Zerendale
22 Tempat Pedang Pelindung Berwarna Hijau Di Dapatkan
23 Pedang Pelindung Berwarna Merah
24 Sebuah Peti Kuno
25 Seorang Nenek Tua
26 Kerajaan Tua Di Dataran Negara Jepang
27 Isi Dari Sebuah Peti Kuno
28 Raja Daun
29 Sebuah Kerajaan Baru
30 Pelabuhan Kerajaan Daun
31 Seorang Dame
32 Menteri Pertahanan Kerajaan Jingga
33 Priozel
34 Tim Terbaik Dari Abad 18
35 Aib Kerajaan Api
36 Surat Dari Kerajaan Cahaya
37 Sebuah Dojo Di Kerajaan Sakura
38 Seni Beladiri Kerajaan Sakura
39 Perang Melawan Para Kegelapan I
40 Getaran Peperangan
41 Bantuan Dari Kerajaan Jingga
42 Semakin Memanas
43 Ksatria Kegelapan Peringkat 4
44 Kemenangan Alaric
45 Bantuan Dari Kubu Lawan
46 Terperangkap
47 Hal Yang Tidak Di Duga
48 Bantuan Dari Kerajaan Sakura
49 Pertarungan Berakhir
50 Menjadi Seorang Pahlawan
51 Pengkhianat Kerajaan Api
52 Kesepian Dan Kebahagiaan
53 Pulau Okinawa
54 Pengisi Posisi Kapten
55 Menguasai Pertarungan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Satu Abad Kemudian
2
Di Balik Air Yang Turun Dari Tempat Tinggi
3
Tugas Pertama
4
Pedang Pelindung Berwarna Kuning
5
Kerajaan Petir
6
Ksatria Kegelapan
7
Kekalahan Yang Memalukan
8
Asal Mula Kerajaan Cahaya
9
Penyelidikan
10
Kekuatan Raja Cahaya
11
Situasi Menjadi Sangat Sulit
12
Serahkan Semua Jiwa Kalian
13
Menuju Ke Kerajaan Selanjutnya
14
Sang Kapten Alaric
15
Menemukan Sesuatu
16
Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama
17
Mencari Tau Tentangnya
18
Ruangan Bawah Tanah
19
Hutan Abadi
20
Pedang Berwarna Hijau Dan Kejadian Masa Lalu
21
Keluarga Zerendale
22
Tempat Pedang Pelindung Berwarna Hijau Di Dapatkan
23
Pedang Pelindung Berwarna Merah
24
Sebuah Peti Kuno
25
Seorang Nenek Tua
26
Kerajaan Tua Di Dataran Negara Jepang
27
Isi Dari Sebuah Peti Kuno
28
Raja Daun
29
Sebuah Kerajaan Baru
30
Pelabuhan Kerajaan Daun
31
Seorang Dame
32
Menteri Pertahanan Kerajaan Jingga
33
Priozel
34
Tim Terbaik Dari Abad 18
35
Aib Kerajaan Api
36
Surat Dari Kerajaan Cahaya
37
Sebuah Dojo Di Kerajaan Sakura
38
Seni Beladiri Kerajaan Sakura
39
Perang Melawan Para Kegelapan I
40
Getaran Peperangan
41
Bantuan Dari Kerajaan Jingga
42
Semakin Memanas
43
Ksatria Kegelapan Peringkat 4
44
Kemenangan Alaric
45
Bantuan Dari Kubu Lawan
46
Terperangkap
47
Hal Yang Tidak Di Duga
48
Bantuan Dari Kerajaan Sakura
49
Pertarungan Berakhir
50
Menjadi Seorang Pahlawan
51
Pengkhianat Kerajaan Api
52
Kesepian Dan Kebahagiaan
53
Pulau Okinawa
54
Pengisi Posisi Kapten
55
Menguasai Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!