Ksatria Kegelapan

Mereka berdua berjalan ke ruangan Komandan pasukan Kerajaan Petir. Para ksatria lain pun memberikan hormat kepada Lawkei.

"Selamat malam kapten," ujar mereka

Sambil berjalan Lawkei menyuruh mereka untuk mengangkat kepala mereka semua. "Tidak perlu memberi penghormatan kepada ku," ujarnya

Ziaz pun melihat perilaku Lawkei yang terlalu merendahkan dirinya padahal dia seorang Kapten.

"Bukannya kau memang pantas di hormati?" tanya Ziaz

Lawkei yang mendengar perkataan Ziaz itu pun hanya terdiam, mereka berdua pun akhirnya sampai di depan ruangan Komandan pasukan.

Lawkei mengetuk pintu ruangan. "Apa aku boleh masuk?" ujarnya

Komandan yang mendengar suara Lawkei pun langsung menyuruhnya untuk masuk. "Masuklah Lawkei," ucap Komandan

Lawkei pun membuka pintu ruangan, mereka berdua masuk menemui Komandan yang sedang menandatangani beberapa dokumen.

"Kau datang tepat waktu Lawkei, lalu siapa ksatria muda ini?" tanya Komandan

"Dia berasal dari Kerajaan Cahaya dan sedang menjalankan tugas," ucap Lawkei

"Hmm? Apa tugas mu disini?" tanya Komandan

Ziaz pun memperlihatkan simbol Cahaya di bahunya. "Aku tidak mendapatkan tugas resmi dari Raja Cahaya, namun aku mendapatkan tugas resmi dari orang lain untuk mencari para pemakai pedang pelindung." ujarnya

Komandan pun tersenyum saat melihat simbol Cahaya di bahu Ziaz. "Ternyata kau sama seperti Lawkei ya, apa warna pedang pelindung mu?"

Ziaz pun menutup kembali simbol di bahunya itu. "Pedang ku berwarna biru," katanya

Komandan mengetes kemampuan mereka berdua dalam menyelesaikan misi sulit. "Sebaiknya kalian aku tes terlebih dahulu apakah kalian layak memakai pedang pelindung atau tidak," ucapnya

Komandan melempar sebuah gulungan kertas kepada Lawkei, Lawkei pun membuka gulungan kertas itu. "Apa ini?" ujarnya

"Apa kau memberikan kami sebuah misi?" tanya Ziaz

"Selidiki desa yang baru di serang beberapa jam yang lalu di bagian selatan kerajaan," ucap Komandan

"Kenapa kau tidak mengirim pasukan lain kesana?" ucap Ziaz

Komandan menghela nafas. "Beberapa jam yang lalu aku telah mengirimkan para pasukan kesana, namun mereka belum kembali hingga sekarang." ujarnya

Lawkei yang mendengar itu pun bergegas meninggalkan ruangan. Ziaz yang melihat itu pun bergegas mengikuti Lawkei.

"Berhati hatilah," ucap Komandan

Mereka berdua pun bergegas pergi ke bagian selatan kerajaan di mana tempat desa itu diserang.

Malam mulai semakin gelap, keadaan mulai sangat dingin. Lawkei dan Ziaz berjalan menyusuri jalan menuju desa yang dimaksud. Suasana sunyi mencekam, hanya suara langkah mereka yang terdengar di antara gemerisik daun.

"Menurutmu, apa yang sebenarnya terjadi di desa itu?" tanya Ziaz, mencoba memecah keheningan.

Lawkei tetap menatap lurus ke depan. "Kalau pasukan yang dikirim sebelumnya tidak kembali, kemungkinan ada sesuatu yang lebih berbahaya daripada sekadar serangan biasa."

Ziaz mengangguk. "Tapi siapa yang berani menyerang desa di wilayah Kerajaan Petir? Bukankah kalian terkenal karena pertahanan yang kuat?"

Lawkei terdiam sesaat, lalu menjawab pelan, "Musuh selalu mencari celah. Bahkan kerajaan terkuat pun punya titik lemah."

Mereka tiba di tepi hutan yang mengelilingi desa. Pohon-pohon tinggi tampak membungkuk seperti bayangan gelap yang mengancam. Lawkei berhenti dan mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Ziaz berhenti.

"Kita sudah dekat," bisiknya.

Ziaz mulai sedikit gemetar. "Apa kau merasakan sesuatu?"

"Lebih tepatnya, tidak merasakan apa-apa," jawab Lawkei dengan suara rendah. "Hutan ini terlalu sunyi. Tidak ada suara burung, serangga, atau angin. Seperti... mati."

Mereka melangkah lebih pelan, waspada terhadap setiap gerakan di sekitar mereka. Ketika desa mulai terlihat, Ziaz menarik napas dalam-dalam. Rumah-rumah tampak porak-poranda, beberapa hanya menyisakan puing-puing yang hangus.

"Kejadian ini lebih buruk dari yang kukira," ucap Ziaz dengan nada serius.

Lawkei mengamati sekeliling, matanya tajam memindai setiap detail. "Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tidak ada mayat juga."

"Ini lumayan aneh, ke mana para penduduk?" tanya Ziaz.

Tiba-tiba, terdengar suara lirih seperti rintihan dari sebuah rumah di pinggir desa. Mereka berdua langsung bersiap, tangan Lawkei sudah memegang gagang pedangnya, sementara Ziaz mengaktifkan aura biru dari pedang pelindungnya.

"Siap?" tanya Lawkei sambil menatap Ziaz.

Ziaz mengangguk. "Selalu."

Mereka mendekati rumah itu dengan hati-hati. Pintu rumah tersebut rusak dan hanya tergantung pada satu engsel. Lawkei memberi isyarat untuk masuk perlahan.

Di dalam, mereka menemukan seorang pria tua yang tergeletak di sudut ruangan. Tubuhnya penuh luka, napasnya terengah-engah.

"Pak tua, apa yang terjadi di sini?" tanya Lawkei, berlutut di samping pria itu.

Pria itu mengangkat pandangannya dengan susah payah. "Mereka... monster... dari bayangan... mereka mengambil semua orang..."

"Monster bayangan?" ulang Ziaz, bingung.

Pria itu mengangguk lemah. "Mereka datang... saat malam... tidak bersuara... hanya bayangan yang bergerak..."

Lawkei menatap Ziaz dengan serius. "Apa ini ulah dari para Kegelapan?."

Pria itu menggenggam tangan Lawkei. "Hati-hati... mereka masih ada di sekitar sini... jangan... percaya bayanganmu sendiri..."

Sebelum mereka bisa bertanya lebih lanjut, pria itu menghembuskan napas terakhirnya.

Tiba-tiba, udara di sekitar mereka terasa berubah. Angin dingin bertiup kencang, dan bayangan di dinding mulai bergerak, meski tidak ada yang memicunya. Ziaz menggenggam pedangnya lebih erat.

Ziaz pun mendengar suara langkah kaki. "Mereka datang..." bisiknya

Tiba tiba dari belakang seseorang melemparkan sebuah pedang yang menembus pintu rumah. Ziaz yang melihat itu pun langsung menendangnya hingga pedang tersebut terpental.

"Oi oi oi, kenapa ada anak kecil disini huh!" ucap seseorang

Ziaz dan Lawkei pun melihat ke arah orang itu. "Apa kau yang menyerang desa ini?" ucap Lawkei

Orang tersebut pun hanya tertawa mendengar perkataan Lawkei. "Sepertinya memang kau ya," ujar Ziaz

Orang tersebut pun menarik kembali pedangnya yang terpental tadi dengan kekuatannya. Pedangnya pun melayang dan hampir menabrak Ziaz, beruntung Ziaz berhasil menghindar.

"Hmm? Sepertinya kalian memang lawan yang ku cari ya?" ujarnya

Ziaz pun melihat orang tersebut memakai jubah berwarna hitam dan pedangnya berwarna hitam gelap dengan tulisan dua belas.

"Apa dia ini Ksatria Kegelapan?" tanya Lawkei

"Hanya ada satu cara agar kita tau," ucap Ziaz

Ziaz pun melemparkan sebuah papan ke arah orang berjubah itu. Namun dia berhasil menebas papan yang di lempar oleh Ziaz dengan mudah.

"Hahaha, apa maksudmu melemparkan papan yang tidak berguna ini?" ucapnya

Tiba tiba dari balik papan itu, Ziaz melesat dan merusak jubah yang menutupi wajah dari orang tersebut.

Ziaz pun melihat mata dari orang tersebut "Seperti yang ku duga, kau pasti akan merubah matamu menjadi merah jika sedang marah," ucapnya

Ternyata benar kalau yang sedang berada di hadapan mereka itu adalah Ksatria Kegelapan peringkat 12 yang sedang di cari cari.

___ END CHAPTER 6 ___

Terpopuler

Comments

Girl lạnh lùng

Girl lạnh lùng

ceritanya bikin baper abis, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya! 😍

2024-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Satu Abad Kemudian
2 Di Balik Air Yang Turun Dari Tempat Tinggi
3 Tugas Pertama
4 Pedang Pelindung Berwarna Kuning
5 Kerajaan Petir
6 Ksatria Kegelapan
7 Kekalahan Yang Memalukan
8 Asal Mula Kerajaan Cahaya
9 Penyelidikan
10 Kekuatan Raja Cahaya
11 Situasi Menjadi Sangat Sulit
12 Serahkan Semua Jiwa Kalian
13 Menuju Ke Kerajaan Selanjutnya
14 Sang Kapten Alaric
15 Menemukan Sesuatu
16 Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama
17 Mencari Tau Tentangnya
18 Ruangan Bawah Tanah
19 Hutan Abadi
20 Pedang Berwarna Hijau Dan Kejadian Masa Lalu
21 Keluarga Zerendale
22 Tempat Pedang Pelindung Berwarna Hijau Di Dapatkan
23 Pedang Pelindung Berwarna Merah
24 Sebuah Peti Kuno
25 Seorang Nenek Tua
26 Kerajaan Tua Di Dataran Negara Jepang
27 Isi Dari Sebuah Peti Kuno
28 Raja Daun
29 Sebuah Kerajaan Baru
30 Pelabuhan Kerajaan Daun
31 Seorang Dame
32 Menteri Pertahanan Kerajaan Jingga
33 Priozel
34 Tim Terbaik Dari Abad 18
35 Aib Kerajaan Api
36 Surat Dari Kerajaan Cahaya
37 Sebuah Dojo Di Kerajaan Sakura
38 Seni Beladiri Kerajaan Sakura
39 Perang Melawan Para Kegelapan I
40 Getaran Peperangan
41 Bantuan Dari Kerajaan Jingga
42 Semakin Memanas
43 Ksatria Kegelapan Peringkat 4
44 Kemenangan Alaric
45 Bantuan Dari Kubu Lawan
46 Terperangkap
47 Hal Yang Tidak Di Duga
48 Bantuan Dari Kerajaan Sakura
49 Pertarungan Berakhir
50 Menjadi Seorang Pahlawan
51 Pengkhianat Kerajaan Api
52 Kesepian Dan Kebahagiaan
53 Pulau Okinawa
54 Pengisi Posisi Kapten
55 Menguasai Pertarungan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Satu Abad Kemudian
2
Di Balik Air Yang Turun Dari Tempat Tinggi
3
Tugas Pertama
4
Pedang Pelindung Berwarna Kuning
5
Kerajaan Petir
6
Ksatria Kegelapan
7
Kekalahan Yang Memalukan
8
Asal Mula Kerajaan Cahaya
9
Penyelidikan
10
Kekuatan Raja Cahaya
11
Situasi Menjadi Sangat Sulit
12
Serahkan Semua Jiwa Kalian
13
Menuju Ke Kerajaan Selanjutnya
14
Sang Kapten Alaric
15
Menemukan Sesuatu
16
Sebuah Buku Dari Raja Cahaya Pertama
17
Mencari Tau Tentangnya
18
Ruangan Bawah Tanah
19
Hutan Abadi
20
Pedang Berwarna Hijau Dan Kejadian Masa Lalu
21
Keluarga Zerendale
22
Tempat Pedang Pelindung Berwarna Hijau Di Dapatkan
23
Pedang Pelindung Berwarna Merah
24
Sebuah Peti Kuno
25
Seorang Nenek Tua
26
Kerajaan Tua Di Dataran Negara Jepang
27
Isi Dari Sebuah Peti Kuno
28
Raja Daun
29
Sebuah Kerajaan Baru
30
Pelabuhan Kerajaan Daun
31
Seorang Dame
32
Menteri Pertahanan Kerajaan Jingga
33
Priozel
34
Tim Terbaik Dari Abad 18
35
Aib Kerajaan Api
36
Surat Dari Kerajaan Cahaya
37
Sebuah Dojo Di Kerajaan Sakura
38
Seni Beladiri Kerajaan Sakura
39
Perang Melawan Para Kegelapan I
40
Getaran Peperangan
41
Bantuan Dari Kerajaan Jingga
42
Semakin Memanas
43
Ksatria Kegelapan Peringkat 4
44
Kemenangan Alaric
45
Bantuan Dari Kubu Lawan
46
Terperangkap
47
Hal Yang Tidak Di Duga
48
Bantuan Dari Kerajaan Sakura
49
Pertarungan Berakhir
50
Menjadi Seorang Pahlawan
51
Pengkhianat Kerajaan Api
52
Kesepian Dan Kebahagiaan
53
Pulau Okinawa
54
Pengisi Posisi Kapten
55
Menguasai Pertarungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!