Bab 19 Terpaksa Berbohong

Beberapa hari kemudian, Kinara merasakan ada sesuatu yang aneh. Anggara tidak pernah datang menjenguknya setelah dirinya sadar. Saat ini ia sudah diperbolehkan pulang ke rumah, tinggal menunggu dokter yang akan memeriksa ulang kondisinya.

"Mah, kenapa sedih gitu mukanya?" Angel merapikan barang-barang milik Kinara.

"Apa administrasi sudah diurus?" Kinara justru balik bertanya, bukannya menjawab pertanyaan Angel.

"Niko baru saja urus semua, Mah. Jadi masalah biaya?" Angel menatap Kinara.

"Mamah khawatir akan menjadi beban untuk kalian," ucap Kinara.

Tak lama kemudian, Niko datang memberitahukan kalau sudah ada yang melunasi biaya rumah sakit secara keseluruhan.

"Apa papah yang sudah melunasinya?" tanya Niko dalam hati. Niko tersenyum tipis, berharap dugaannya benar.

Kinara tersenyum menatap menantunya, ia merasa sangat lega. Niko bisa membantu membayar biaya pengobatannya. Kemudian mereka bersiap-siap pulang ke rumah.

Di perjalanan menuju ke rumah, Niko masih memikirkan tentang biaya rumah sakit. Ia merasa tidak enak kepada istri dan mertuanya, karena yang membayar bukan dirinya melainkan orang lain. Niko merasa sangat menyesal.

Kondisi jalan yang belum begitu ramai kendaraan, membuatnya menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah.

"Nik, pelan-pelan." Angel ketakutan.

"Maaf, Sayang." Niko tersenyum ke arah istrinya.

"Lagian kenapa harus cepat-cepat!" ucap Angel sedikit ketus.

"Aku sudah minta maaf, Sayang." Niko memperlambat laju kendaraannya.

Tyas dan suaminya, ternyata sudah ada di depan rumah Kinara. Mereka berdua menyambut kedatangan Kinara dengan senyuman hangat.

Wanita paruh baya itu juga membantu Kinara turun dari mobil, dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Tyas, terima kasih banyak." Kinara mengungkapkan rasa terima kasih dengan begitu tulus.

"Iya, Kinara. Semoga cepet sembuh. Maaf, tidak bisa datang ke rumah sakit." Tyas merapikan ranjang Kinara.

"Kinara, mana pacarmu?" tanya suami Tyas membuat Angel menatapnya tajam.

"Pacar!" kaget Angel berganti menatap ke arah Kinara penuh tanya.

"Maksudnya siapa?" Kinara merasa gelisah, mencoba untuk menutupi semua agar tidak terbongkar.

Tyas menginjak kaki suaminya agar cepat pulang, ia tidak mau terjadi keributan di keluarga sahabatnya. Untung saja suaminya sangat patuh, sehingga sudah tidak membicarakan tentang pacar.

Kinara menghembuskan napas beratnya, ia merasa sangat lega. Beban di pundaknya terasa sudah berkurang banyak.

"Tante, aku harus pulang dulu sekarang. Tolong jaga mamah ya," ujar Angel, terpaksa menitipkan Kinara. Niko mengajaknya untuk datang ke rumah Anggara, karena ada sesuatu yang sangat penting.

"Iya, Angel. Kamu pergi saja, kebetulan aku tidak ada pekerjaan," kata Tyas.

Setelah Angel pergi, Kinara meminta penjelasan Tyas soal ucapan suaminya.

"Kita pernah lihat kamu sama laki-laki, Kinara. Kalian terlihat sangat mesra, cocok sebagai pasangan suami istri." Tyas tersenyum tipis.

Kinara mencoba mengingat lagi kejadian itu, tetapi ia sama sekali tidak ingat. "Em ... mungkin kalian salah lihat."

Tyas memeluk Kinara, ia sangat perihatin dengan status sahabatnya yang sudah berusia lanjut tapi belum juga menemukan pendamping hidup. Seandainya Kinara mau dijodohkan, ia akan membantu dengan senang hati.

Namun, kenyataannya Kinara selalu menolak keras laki-laki yang berusaha mendekatinya. Jadi, percuma mengenalkannya. Tyas hanya bisa berharap, Kinara segera menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

"Tyas, aku baik-baik saja. Kenapa kamu menangis?" Kinara menghapus air mata Tyas yang menetes di wajahnya.

"Cepatlah menikah, Kinara." Ucapan Tyas membuat jantung Kinara berdegup kencang.

"Sama siapa? Aku masih nyaman sendiri." Kinara selalu saja membohongi perasannya sendiri.

"Aku siapkan makan siang." Tyas mengalihkan pembicaraan, takut membuat Kinara semakin tertekan.

***

Sementara itu, Niko dan Angel tidak menemukan Anggara di rumah. Mereka hanya bertemu dengan Bik Siti.

"Bik, papah meninggalkan pesan tidak?" tanya Niko, merasa khawatir.

"Tuan Anggara pergi kemana, Den?" Bukannya menjawab pertanyaan Niko, Bik Siti justru balik bertanya.

"Gimana sih, Bik! Kok malah tanya." Angel berkata sambil melipat tangan di dadanya.

"Mungkin papah tidak sempat pamit. Ayo kita pulang saja, Sayang," ajak Niko.

Bik Siti menggelengkan kepalanya, ia merasa heran dengan sikap Angel yang berubah ketus. Padahal Angel dulu selalu bersikap ramah, dan tidak pernah mendebat suaminya. Beliau kemudian melanjutkan pekerjaannya, memasak makanan kesukaan Anggara.

"Bik, apa mereka sudah pergi?" Anggara mendudukkan diri di kursi ruang makan, tubuhnya masih terasa lemas.

"Baru saja, Tuan. Ini sayur sup nya sudah matang." Bik Siti meletakkan semangkuk sup kacang merah kesukaan Anggara.

"Terima kasih, Bik. Kita makan bersama," ujar Anggara.

Di sela-sela makan, Bik Siti tidak bisa menahan kegundahan dalam hatinya. Beliau berani mengungkapkan, semua yang mengganjal di dalam hatinya.

"Tuan, sejak kapan Non Angel berubah sikap? Kenapa sekarang menjadi ketus?" tanya Bik Siti penasaran.

"Sejak curiga dengan hubunganku dan Kinara. Angel tidak setuju kalau mamahnya menikah. Dia malu, Bik." Anggara menjelaskan penuh kejujuran.

"Sepertinya hanya alasan saja, Tuan." Bik Siti ragu dengan alasan Angel.

Anggara melanjutkan makannya kembali, ia tidak akan mengambil pusing masalah Angel. Baginya yang terpenting kondisinya pulih lebih dulu.

"Tuan, lebih baik segera kembali ke kamar. Jangan terlalu lama di ruangan ini. Saya takut ada yang mengetahui kalau sebenarnya Tuan tidak pergi ke luar negeri." Bik Siti membereskan meja makan.

"Saya terpaksa berbohong, Bik. Semua dem.i kebaikan dan kebahagiaan Kinara," ujar Anggara tersenyum getir.

Anggara merasa bosan berbaring di ranjang, menatap langit-langit rumahnya. Sesekali ia ingin menghirup udara segar di luar rumah, tetapi semua tidak memungkinkan. Terkadang ia membutuhkan telinga, untuk mendengar keluh kesahnya.

Bik Siti sudah dianggap sebagai keluarga sendiri, saking lamanya bekerja di rumah Anggara. Beliau menjadi salah satu tempat Anggara mencurahkan isi hatinya.

"Tuan, istirahat saja dulu. Wajahnya masih pucat, nanti kalau terjadi apa-apa gimana? Yang ada keluarga Tuan nyalahin," ucap Bik Siti penuh perhatian.

"Baik, Bik." Anggara segera melangkahkan kaki menuju kamarnya, walaupun jalannya sedikit terhuyung.

Anggara bukannya beristirahat, ia membuka tirai jendelanya melihat pemandangan di luar rumah. Pikirannya melayang membayangkan Kinara, ia sangat berharap Kinara cepat sembuh.

"Nara, maafkan aku. Semuanya ku lakukan demi kesembuhanmu." Anggara bergumam dalam hati.

Tiba-tiba suara Niko membuatnya terkejut, lalu membalikkan badannya.

"Niko!" Kaget Anggara.

"Pah, kenapa harus berbohong?" Niko merasakan tidak kerelaan dalam hatinya.

"Demi Kinara, Nik." Anggara memaksakan senyum.

Niko menganggap keputusan Anggara sudah keterlaluan, seharusnya tidak perlu mengatakan pergi ke luar negeri. Ia merasa kesal dengan papahnya.

"Kalau Papah berkata jujur, apa Angel mengizinkan darah ini mengalir di tubuh Kinara?" Anggara berusaha menjelaskan.

"Aku tahu, Pah. Cara ini memang baik untuk mamah, tetapi tidak untukku yang merasa khawatir." Niko menghela napas beratnya.

Mungkin saat ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan semua. Anggara ingin menceritakan kisah masa lalu yang sebenarnya dengan Kinara. Ia tidak ingin pusing dengan rasa yang terpendam.

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

setuju pak, ceritakan semuanya pada niko

2025-01-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bertemu Kembali
2 Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3 Bab 3 Malam Indah
4 Bab 4 Anak Muda
5 Bab 5 Sakit Pinggang
6 Bab 6 Perhatian
7 Bab 7 Pengantar Makanan
8 Bab 8 Semakin Romantis
9 Bab 9 Tidak Rela
10 Bab 10 Masalah Anak
11 Bab 11 Gagal Romantis
12 Bab 12 Tidak Bertemu
13 Bab 13 Tas
14 Bab 14 Penganggu
15 Bab 15 Hampir Celaka
16 Bab 16 Rumah Sakit
17 Bab 17 Keras Kepala
18 Bab 18 Diam-diam
19 Bab 19 Terpaksa Berbohong
20 Bab 20 Tidak Sopan
21 Bab 21 Membuatmu Bahagia
22 Bab 22 Membuat Panik
23 Bab 23 Patah Hati
24 Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25 Bab 25 Pengacau
26 Bab 26 Sindiran Tetangga
27 Bab 27 Club Malam
28 Bab 28 Wanita Malam
29 Bab 29 Rencana Angel
30 Bab 30 Cicit
31 Bab 31 Dijodohkan Lagi
32 Bab 32 Jadohku
33 Bab 33 Setuju
34 Bab 34 Urus Pernikahanmu
35 Bab 35 Foto
36 Bab 36 Ragu
37 Bab 37 Pelajaran
38 Bab 38 Takut
39 Bab 39 Surat Perjanjian
40 Bab 40 Memalukan
41 Bab 41 Minggu Depan
42 Bab 42 Belajar
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Agar Mandiri
45 Bab 45 Persiapan
46 Bab 46 Gara-gara Angel
47 Bab 47 Ketakutan
48 Bab 48 Sah!
49 Bab 49 Belum Siap
50 Bab 50 Pujian Mertua
51 Bab 51 Gaun Malam
52 Bab 52 Malam Pertama
53 Bab 53 Oma Sakit
54 Bab 54 Cemburu
55 Bab 55 Bulan Madu
56 Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57 Bab 57 Kembali
58 Bab 58 Rumah
59 Bab 59 Dilarang
60 Bab 60 Menghabiskan Waktu
61 Bab 61 Aniversary Pernikahan
62 Bab 62 Kemacetan
63 Bab 63 Maaf Untuk Angel
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Khawatir
66 Bab 66 Buah Mangga
67 Bab 67 Kebun Lagi
68 Bab 68 Mulai Terungkap
69 Bab 69 Salah Paham
70 Bab 70 Kecewa
71 Bab 71 Masih Marah
72 Bab 72 Lapar
73 Bab 73 Demi Mie Instan
74 PENGUMUMAN
75 Bab 74 Licik
76 Bab 75 Terungkap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Bertemu Kembali
2
Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3
Bab 3 Malam Indah
4
Bab 4 Anak Muda
5
Bab 5 Sakit Pinggang
6
Bab 6 Perhatian
7
Bab 7 Pengantar Makanan
8
Bab 8 Semakin Romantis
9
Bab 9 Tidak Rela
10
Bab 10 Masalah Anak
11
Bab 11 Gagal Romantis
12
Bab 12 Tidak Bertemu
13
Bab 13 Tas
14
Bab 14 Penganggu
15
Bab 15 Hampir Celaka
16
Bab 16 Rumah Sakit
17
Bab 17 Keras Kepala
18
Bab 18 Diam-diam
19
Bab 19 Terpaksa Berbohong
20
Bab 20 Tidak Sopan
21
Bab 21 Membuatmu Bahagia
22
Bab 22 Membuat Panik
23
Bab 23 Patah Hati
24
Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25
Bab 25 Pengacau
26
Bab 26 Sindiran Tetangga
27
Bab 27 Club Malam
28
Bab 28 Wanita Malam
29
Bab 29 Rencana Angel
30
Bab 30 Cicit
31
Bab 31 Dijodohkan Lagi
32
Bab 32 Jadohku
33
Bab 33 Setuju
34
Bab 34 Urus Pernikahanmu
35
Bab 35 Foto
36
Bab 36 Ragu
37
Bab 37 Pelajaran
38
Bab 38 Takut
39
Bab 39 Surat Perjanjian
40
Bab 40 Memalukan
41
Bab 41 Minggu Depan
42
Bab 42 Belajar
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Agar Mandiri
45
Bab 45 Persiapan
46
Bab 46 Gara-gara Angel
47
Bab 47 Ketakutan
48
Bab 48 Sah!
49
Bab 49 Belum Siap
50
Bab 50 Pujian Mertua
51
Bab 51 Gaun Malam
52
Bab 52 Malam Pertama
53
Bab 53 Oma Sakit
54
Bab 54 Cemburu
55
Bab 55 Bulan Madu
56
Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57
Bab 57 Kembali
58
Bab 58 Rumah
59
Bab 59 Dilarang
60
Bab 60 Menghabiskan Waktu
61
Bab 61 Aniversary Pernikahan
62
Bab 62 Kemacetan
63
Bab 63 Maaf Untuk Angel
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Khawatir
66
Bab 66 Buah Mangga
67
Bab 67 Kebun Lagi
68
Bab 68 Mulai Terungkap
69
Bab 69 Salah Paham
70
Bab 70 Kecewa
71
Bab 71 Masih Marah
72
Bab 72 Lapar
73
Bab 73 Demi Mie Instan
74
PENGUMUMAN
75
Bab 74 Licik
76
Bab 75 Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!