Bab 2 Kita Pacaran Lagi

"Ingat usia, Mas," ucap Kinara dengan nada malu- malu.

"Jadi kamu menolak ku?" tanya Anggara tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya.

Kinara menggelengkan kepalanya, tangannya mengusap wajah tampan yang selama ini ia rindukan di setiap hari.

Anggara tidak kuasa menahan gejolak yang membara dalam dadanya, ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Kinara. Sebuah ciuman lembut mendarat di bibir wanita paruh baya itu.

Kinara bukannya menolak, ia justru membalas ciuman itu membiarkan gairah mereka menyatu dalam keheningan.

"Nara, aku merindukanmu," bisik Anggara.

"Aku juga, Mas," Kinara menenggelamkan wajahnya di pelukan Anggara. Bau parfum yang masih sama, membangkitkan kenangan terpendam selama ini.

Kinara kini bisa tersenyum lebar, penantian panjangnya tidak sia-sia. Namun, hubungan mereka sekarang tidak bisa sebebas dulu diketahui banyak orang. Saat ini mereka ingin merahasiakan, sampai tiba waktunya untuk mengungkapkan.

"Mas, aku mohon jangan beritahu anak-anak. Kalau kita pacaran," pinta Kinara.

"Kenapa, Nara? Justru lebih bagus kita beritahu mereka," kata Anggara bersikap tenang.

"Aku takut membuat mereka kecewa, Mas," ucap Kinara wajahnya terlihat panik.

"Iya, aku mengerti. Kita temui mereka dulu," ajak Anggara.

Ketika mereka berdua hendak keluar dari ruangan itu, terdengar suara langkah kaki. Keduanya langsung bersembunyi di balik lemari besar.

"Mamah kemana lagi? Kenapa juga kamu suruh ke lantai atas, bukannya seluruh ruangan ini milik papah mu, Nik." Angel mengungkapkan kekesalannya pada sang suami.

"Sayang, jangan cemberut gitu dong. Toilet di bawah sedang diperbaiki, tadi ada yang tersumbat saluran airnya," jelas Niko sembari mencubit gemas pipi istrinya.

"Terserah! Toiletnya sebelah mana?" Angel mengerucutkan bibirnya.

Saat hendak berjalan menuju ke toilet, tiba-tiba Anggara memanggil mereka berdua memintanya untuk segera ke ruang makan.

"Niko, Angel, ibu kalian sudah datang. Lebih baik temui mereka." Anggara berusaha mengalihkan perhatian kedua anak itu.

"Kita cari mamah dulu, Pah," tolak Angel.

Namun, Anggara mencari alasan lain agar mereka cepat pergi dari ruangan itu dan Kinara bisa keluar dari persembunyiannya. Ia juga mengatakan kalau akan menyuruh pelayan mencari keberadaan Kinara.

Keduanya pun mengikuti Anggara, mereka bertiga berjalan menuju ke ruang makan menemui Miranda ibu kandung Niko.

"Kalian sudah lama datang?" tanya Anggara.

"Baru saja," jawab Miranda dengan nada ketus.

Miranda merapikan rambut pirangnya, berharap Anggara tertarik dengannya. Selain ibunya Niko, ia juga seorang janda karena adik Anggara sudah meninggal.

Niko sendiri tidak begitu akrab dengan Miranda, sejak kecil sering ditinggalkan dan dititipkan ke Anggara.

"Angel, mana mamahku yang miskin itu?" tanya Miranda.

"Ibu, bisa bersikap sopan tidak!" Niko tidak terima mendengar Kinara disebut miskin.

"Kenyataan, kan? Niko, sejak menikah dengan Angel kamu jadi pembangkang." Tatapan mata Miranda tertuju ke arah Angel.

Angel hanya bisa menundukkan kepalanya, hatinya terasa perih. Mertuanya selalu menghina dan mengatakan kalau miskin.

Tak lama kemudian, Kinara datang. "Maaf, aku terlalu lama di toilet."

"Dasar tidak tahu diri! Sudah miskin masih saja berulah, jangan- jangan tidak bisa menyalakan kran air." Miranda tersenyum mengejek.

"Cukup!"

Anggara berseru, ia tidak ingin suasana ini dirusak begitu saja oleh Miranda adik iparnya yang tidak tahu diri.

"Pah, kita mulai saja makan malamnya," ujar Niko memecahkan suasana hening.

Angel yang masih menundukkan kepalanya, menjadi pusat perhatian Kinara. Ia sangat yakin, kalau putrinya sedang tidak baik-baik saja.

"Tuan Anggara, sepertinya aku dan anakku tidak pantas berada di sini. Izinkan kita berdua pamit pulang." Kinara berbicara dengan nada lembut, membuat hati Anggara tersentuh.

"Nyonya, maafkan keluarga saya. Kembalilah duduk, kita mulai acaranya. Tolong kali ini saja, saya mohon jangan merusak suasana hati yang baru kembali berbahagia setelah puluhan tahun." Mata Anggara berkaca-kaca.

"Mulutmu lemas sekali, Mas," gumam Kinara dalam hati.

Acara makan malam akhirnya selesai dengan lancar, semua makanan sudah dinikmati sampai habis hingga tidak tersisa.

Kini tinggal Kinara, Angel, Niko, dan Anggara yang berada di rumah itu.

"Mamah, nginap di sini saja. Sepertinya Niko sama Angel mau nemenin papah," ujar Niko ketika Kinara hendak pulang.

"Tidak, Niko. Kalian menginap lah di sini, mamah bisa naik taksi," kata Kinara.

"Kata Niko benar, Mah." Angel menimpali.

Kinara terus berusaha agar diperbolehkan pulang, sampai Niko beralasan kalau taksi dilarang melintas di sekitar rumahnya. Namun, tidak mengurungkan niat Kinara untuk pulang ke rumah.

"Niko, Angel, kalian butuh waktu berdua. Biar papah yang mengantarkan Nyonya Kirana pulang," sahut Anggara.

"Tidak, Tuan. Saya bisa pulang sendiri," tolak Kinara khawatir anaknya mengetahui hubungan ibunya dengan sang mertua.

"Ehem ... Ide yang bagus, Pah." Niko menahan senyuman.

Anggara terus memaksa, ia tidak menerima penolakan apapun. Walaupun sebenarnya sangat lelah, demi kekasih hatinya ia rela tidak istirahat setelah perjalanan panjang.

Kinara sendiri hanya bisa pasrah, ia mengikuti kemauan Anggara yang begitu keras kepala.

"Sayang, kita kemana?" tanya Anggara ketika berada di dalam mobil.

"Langsung pulang ke rumah saja, Mas," jawab Kinara tersenyum malu.

"Kita baru saja bertemu, Nara. Apa tidak bisa menghabiskan waktu berdua, seperti dulu lagi? Kamu masih ingat kan?" Anggara tersenyum penuh arti.

"Di rumahmu yang sepi itu." Wajah Kinara memerah menahan rasa malu.

Anggara menganggukkan kepalanya, di rumahnya yang dulu banyak sekali menyimpan kenangan. Sejak lulus SMA sudah tinggal sendiri, membuat Anggara bebas mengajak Kinara pergi ke rumahnya bahkan pernah menginap.

"Kita sudah tua, Mas. Tidak pantas bersikap seperti anak muda, malu sama Angel dan Niko," Kinara berusaha menolak ajakan Anggara.

"Mungkin sekarang rasa sayangmu sudah pudar, Nara. Baiklah aku antarkan langsung ke rumah. Tunjukkan jalanya." Anggara memalingkan wajahnya, lalu menjalankan mobilnya.

Di perjalanan terasa hening, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut keduanya. Kinara menatap arah jalanan yang begitu padat kendaraan berlalu lalang, sedangkan Anggara fokus mengendarai mobilnya.

"Depan belok kiri, Mas. Rumah paling ujung, berhenti di situ." Kinara menunjukkan rumahnya yang terlihat sederhana, banyak tanaman hias di depannya membuat rumah itu terlihat sejuk.

Anggara tersenyum ketika melihat rumah Kinara bercat warna biru telur asin, warna kesukaan Kinara sejak muda dulu.

"Ternyata kamu tidak pernah berubah, Kinara," ucap Anggara.

"Mas, ini sudah malam. Besok lagi merayunya," kata Kinara tersenyum tipis.

"Aku ingin menginap di rumahmu." Anggara turun dari mobil. Ia lalu membukakan pintu untuk Kinara.

Kinara menyuruh Anggara pulang, ia merasa tidak enak jika ada tetangga yang mengetahui kedatangan Anggara di malam hari. Anggara tidak mempedulikan ucapan Kinara, ia menerobos masuk ke dalam rumah.

Anggara menutup pintu rumah Kinara, lalu mengunci pintunya.

"Mas, apa yang akan kamu lakukan?"

Terpopuler

Comments

🏘⃝AⁿᵘBoyvsWalid🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅

🏘⃝AⁿᵘBoyvsWalid🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅

busett Udah punya anak diluar nikah hasil kumpul kebooo..ueah tua bukannya isyaf malah mau nambah dosa

2025-02-14

4

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Anggara perhatian banget sama Kinara wanita yang sangat di cintainya

2024-12-09

1

𝐀⃝🥀Ossy

𝐀⃝🥀Ossy

wah parah ini mah 🤣🤣

2025-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bertemu Kembali
2 Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3 Bab 3 Malam Indah
4 Bab 4 Anak Muda
5 Bab 5 Sakit Pinggang
6 Bab 6 Perhatian
7 Bab 7 Pengantar Makanan
8 Bab 8 Semakin Romantis
9 Bab 9 Tidak Rela
10 Bab 10 Masalah Anak
11 Bab 11 Gagal Romantis
12 Bab 12 Tidak Bertemu
13 Bab 13 Tas
14 Bab 14 Penganggu
15 Bab 15 Hampir Celaka
16 Bab 16 Rumah Sakit
17 Bab 17 Keras Kepala
18 Bab 18 Diam-diam
19 Bab 19 Terpaksa Berbohong
20 Bab 20 Tidak Sopan
21 Bab 21 Membuatmu Bahagia
22 Bab 22 Membuat Panik
23 Bab 23 Patah Hati
24 Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25 Bab 25 Pengacau
26 Bab 26 Sindiran Tetangga
27 Bab 27 Club Malam
28 Bab 28 Wanita Malam
29 Bab 29 Rencana Angel
30 Bab 30 Cicit
31 Bab 31 Dijodohkan Lagi
32 Bab 32 Jadohku
33 Bab 33 Setuju
34 Bab 34 Urus Pernikahanmu
35 Bab 35 Foto
36 Bab 36 Ragu
37 Bab 37 Pelajaran
38 Bab 38 Takut
39 Bab 39 Surat Perjanjian
40 Bab 40 Memalukan
41 Bab 41 Minggu Depan
42 Bab 42 Belajar
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Agar Mandiri
45 Bab 45 Persiapan
46 Bab 46 Gara-gara Angel
47 Bab 47 Ketakutan
48 Bab 48 Sah!
49 Bab 49 Belum Siap
50 Bab 50 Pujian Mertua
51 Bab 51 Gaun Malam
52 Bab 52 Malam Pertama
53 Bab 53 Oma Sakit
54 Bab 54 Cemburu
55 Bab 55 Bulan Madu
56 Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57 Bab 57 Kembali
58 Bab 58 Rumah
59 Bab 59 Dilarang
60 Bab 60 Menghabiskan Waktu
61 Bab 61 Aniversary Pernikahan
62 Bab 62 Kemacetan
63 Bab 63 Maaf Untuk Angel
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Khawatir
66 Bab 66 Buah Mangga
67 Bab 67 Kebun Lagi
68 Bab 68 Mulai Terungkap
69 Bab 69 Salah Paham
70 Bab 70 Kecewa
71 Bab 71 Masih Marah
72 Bab 72 Lapar
73 Bab 73 Demi Mie Instan
74 PENGUMUMAN
75 Bab 74 Licik
76 Bab 75 Terungkap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Bertemu Kembali
2
Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3
Bab 3 Malam Indah
4
Bab 4 Anak Muda
5
Bab 5 Sakit Pinggang
6
Bab 6 Perhatian
7
Bab 7 Pengantar Makanan
8
Bab 8 Semakin Romantis
9
Bab 9 Tidak Rela
10
Bab 10 Masalah Anak
11
Bab 11 Gagal Romantis
12
Bab 12 Tidak Bertemu
13
Bab 13 Tas
14
Bab 14 Penganggu
15
Bab 15 Hampir Celaka
16
Bab 16 Rumah Sakit
17
Bab 17 Keras Kepala
18
Bab 18 Diam-diam
19
Bab 19 Terpaksa Berbohong
20
Bab 20 Tidak Sopan
21
Bab 21 Membuatmu Bahagia
22
Bab 22 Membuat Panik
23
Bab 23 Patah Hati
24
Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25
Bab 25 Pengacau
26
Bab 26 Sindiran Tetangga
27
Bab 27 Club Malam
28
Bab 28 Wanita Malam
29
Bab 29 Rencana Angel
30
Bab 30 Cicit
31
Bab 31 Dijodohkan Lagi
32
Bab 32 Jadohku
33
Bab 33 Setuju
34
Bab 34 Urus Pernikahanmu
35
Bab 35 Foto
36
Bab 36 Ragu
37
Bab 37 Pelajaran
38
Bab 38 Takut
39
Bab 39 Surat Perjanjian
40
Bab 40 Memalukan
41
Bab 41 Minggu Depan
42
Bab 42 Belajar
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Agar Mandiri
45
Bab 45 Persiapan
46
Bab 46 Gara-gara Angel
47
Bab 47 Ketakutan
48
Bab 48 Sah!
49
Bab 49 Belum Siap
50
Bab 50 Pujian Mertua
51
Bab 51 Gaun Malam
52
Bab 52 Malam Pertama
53
Bab 53 Oma Sakit
54
Bab 54 Cemburu
55
Bab 55 Bulan Madu
56
Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57
Bab 57 Kembali
58
Bab 58 Rumah
59
Bab 59 Dilarang
60
Bab 60 Menghabiskan Waktu
61
Bab 61 Aniversary Pernikahan
62
Bab 62 Kemacetan
63
Bab 63 Maaf Untuk Angel
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Khawatir
66
Bab 66 Buah Mangga
67
Bab 67 Kebun Lagi
68
Bab 68 Mulai Terungkap
69
Bab 69 Salah Paham
70
Bab 70 Kecewa
71
Bab 71 Masih Marah
72
Bab 72 Lapar
73
Bab 73 Demi Mie Instan
74
PENGUMUMAN
75
Bab 74 Licik
76
Bab 75 Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!