Kekasihku Mertua Anakku

Kekasihku Mertua Anakku

Bab 1 Bertemu Kembali

Di sebuah kota tinggal seorang wanita berusia lima puluh lima tahun, bernama Kinara Wirasti. Ia tinggal bersama putrinya dan menantunya.

"Mah, nanti malam kita diundang makan malam di rumah papahnya Niko," ucap Angela Renata putrinya Kinara Wirasti.

Kinara yang sedang merajut syal menghentikan kegiatannya, ia menatap sang putri. "Papahnya Niko pulang, ya?"

Angel tidak pernah bertemu dengan papah mertuanya, sejak menikah dengan Niko. Saat pernikahan mereka berlangsung, mertuanya masih berada di luar negeri.

"Iya, Mah. Papah mertua pulang dan akan menetap di sini," ujar Angel.

Karena akan ada pesta kecil-kecilan, Kinara menyiapkan gaun pesta buatannya sendiri untuk dirinya dan putrinya.

"Sayang sekali keluarga kita tidak lengkap, Mah. Tidak ada papah," kata Angel wajahnya terlihat murung.

"Maafkan Mamah, Sayang. Mamah sudah memutuskan tidak akan menikah, kecuali dengan seseorang," ucap Kinara mengusap lembut pundak Angel.

"Gak papa, Mah. Seharusnya Angel bersyukur, Mamah sudah mau merawat ku padahal ....

"Cukup, Angel! Selamanya kamu tetap anak mamah!" tegas Kinara.

Malam pun tiba, Kinara dan Angel sudah berpakaian rapi. Walaupun sudah berusia lima puluh lima tahun, Kinara masih terlihat cantik. Mereka berdua duduk di teras rumah, menunggu kedatangan Niko dari kantor.

Tak lama kemudian, Niko datang dengan mengendarai mobil mewahnya. Keluarga Niko memang kalangan orang berada, berbeda dengan Angel yang hidup dengan keterbatasan.

Kinara adalah wanita yang sangat mandiri, ia mampu memberikan nafkah untuk putrinya tanpa bantuan seorang suami. Ia juga belum pernah merasakan menikah, sejak hubungan asmaranya kandas tepatnya tiga puluh tahun yang lalu.

"Mamah cantik sekali, Angel," bisik Niko ketika berada di perjalanan.

Mata Angel melotot ke arah Niko, lalu berkata, "Terus aku gak cantik!"

"Bukan begitu, Angel. Aku takut papah ku jatuh cinta lagi," ucap Niko tersenyum tipis.

"Ah, kamu bisa saja." Angel memukul lengan suaminya.

"Kalian membicarakan mamah, ya?" Tiba-tiba Kinara mengeluarkan suaranya, membuat Angel dan Niko langsung terdiam.

Rumah Niko tidak jauh dari rumah Kinara, untuk kesana membutuhkan waktu tiga puluh menit. Setelah tiba di kompleks perumahan mewah, di depan rumah yang memiliki halaman luas serta bentuk rumah modern, Niko turun dari mobil lebih dulu. Ia membukakan pintu untuk istri dan mertuanya.

"Ayo kita masuk ke dalam!" Niko menggandeng tangan Angel.

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah, dimana keluarga besar Niko sudah menunggu kedatangannya.

Ketika membuka pintu, mata Kinara membelalak melihat seorang laki-laki paruh baya yang berdiri di sudut ruangan. Laki-laki itu adalah Anggara, pria yang pernah mengisi masa mudanya dulu.

Tubuh Kinara bergetar, jantungnya berdetak kencang seakan lompat dari tempatnya. Ia terpaku melihat sang pujaan hatinya yang tidak pernah bisa dilupakan.

"Mas Anggara .... " lirih Kinara.

Begitu juga dengan Anggara, tak kalah terkejut. Ia seperti ingin memeluk Kinara, wanita cantik yang kini sudah menjadi mertua anaknya.

"Mah, kita perkenalkan diri ke papah," kata Angel membuat Kinara tersadar.

Kinara memaksakan senyum, walaupun dalam hatinya terasa perih. Ia berusaha bersikap profesional, berpura-pura tidak mengenal Anggara.

"Saya Kinara, mamahnya Angel," ujar Kinara sembari menjabat tangan Anggara.

"Anggara, papahnya Niko," balas Anggara.

Sebelum acara makan malam dimulai, mereka berbincang-bincang lebih dulu. Namun, raut wajah Kinara tampak sedih. Ia mengalihkan pandangannya dari Anggara yang selalu memperhatikannya.

"Pah, mertuaku cantik kan?" Niko menggoda Anggara.

"Niko, tidak sopan!" tegur Anggara.

"Bercanda kok, Pah." Niko tersenyum.

Anggara meninggalkan mereka, menemui kerabat lainnya yang kebetulan baru datang.

"Niko, mamah ke toilet sebentar," pamit Kinara.

"Toiletnya di lantai atas, Mah. Kebetulan yang di bawah sedang ada perbaikan." Niko menunjukkan jalan ke toilet itu.

Ketika Angel ingin mengantarkan, Kinara menolak. Ia ingin meluapkan air matanya yang sejak tadi ia tahan.

Kinara kebingungan mencari keberadaan toilet di lantai atas, ia tidak sengaja masuk ke ruangan yang kosong. Di dalam ruangan itu, Kinara menangis mengingat kenangan indah bersama Anggara.

Kretek ...

Suara pintu tertutup, ternyata Anggara masuk ke dalam ruangan. Laki-laki paruh baya itu melangkahkan kaki menuju ke arah Kinara.

"Mas Anggara!" kaget Kinara sambil menghapus air matanya.

"Apa yang kamu lakukan disini!" bentak Anggara menahan amarahnya.

"Aku ... hanya memenangkan diri," jelas Kinara.

"Tega kamu! Menghancurkan perasaanku, menikah dengan laki-laki lain. Sekarang kamu membiarkan putrimu menikah dengan putraku!" Kemarahan Anggara tidak terbendung lagi.

Anggara menyangka Kinara sudah menikah, dan mempunyai seorang anak. Ia tidak menyangka wanita yang dicintainya berbohong.

"Mas, aku bisa jelaskan," ucap Kinara dengan lembut.

"Sudah tidak ada yang perlu dijelaskan!" Anggara berkata tegas, seakan akan tidak ingin mendengar alasan dari Kinara.

Namun, Kinara terus berbicara. Ia tidak mau hatinya terbebani rasa bersalah yang selama sudah menghantuinya.

"Memang dulu orang tuaku tidak pernah setuju kita bersama, karena kamu orang berada. Mereka sengaja mengabarkan kalau aku sudah menikah, sejak itu aku hampir gila, Mas. Selama satu tahun, aku mengurung diri. Apalagi mendengar kamu pergi tanpa pamit, hatiku hancur! Saat aku berusaha bunuh diri, mereka memberikan restu. Tetapi, aku tidak tahu harus mencari mu kemana lagi." Kinara berusaha meyakinkan Anggara, kalau semua ini hanya kesalahpahaman.

"Siapa suamimu?" tanya Anggara dengan nada sinis.

"Aku memutuskan tidak akan menikah! Kamu puas!" Kinara kembali meneteskan air matanya.

"Bohong!" seru Anggara.

"Selama ini aku masih mencintaimu, Mas! Seandainya aku menikah dengan orang lain, aku hanya akan menyakitinya karena tidak bisa memberikan cinta. Cintaku habis di kamu, Mas." Tubuh Kinara melemas, ia mendudukkan diri di lantai. Air mata mengalir membasahi wajah cantiknya.

Anggara memijit pelipisnya, ia merasa sangat frustasi. Kabar pernikahan Kinara dulu membuatnya terluka, hingga memutuskan pergi ke luar negeri karena tidak mau menyaksikan kebahagiaan sang kekasih. Di luar negeri, ia tidak punya keluarga lagi sehingga kembali ke kota ini dan berencana tinggal di rumah baru yang selesai dibangun.

"Bangun, Kinara! Jangan bersedih di depanku!" pinta Anggara memalingkan wajahnya.

"Tega kamu, Mas! Ternyata kamu sendiri yang sudah mengkhianati cinta kita, menikah dengan wanita lain," ucap Kinara.

"Menikah! Kamu pikir aku sejahat itu, Kinara! Niko anak kandung adikku yang sudah ku anggap seperti anakku," ungkap Anggara membuat Kinara terkejut.

"Jadi, kamu ....

"Iya, Nara. Aku masih mengharapkan mu," kata Anggara.

"Mas, kamu masih ingat panggilan untukku." Kinara tersenyum tipis.

Anggara membantu Kinara berdiri, lalu memeluknya dengan erat. Ia mencium wajah cantik yang mulai mengkerut itu, dengan penuh kelembutan dan penuh kasih sayang.

Kinara tidak mau kehilangan moment itu, ia membalas pelukan Anggara. Keduanya tidak pernah menyangka, akan bertemu kembali dengan status besan.

"Nara, kita pacaran lagi, ya?" tanya Anggara menatap lekat wajah Kirana.

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

wah..ternyata mereka berdua ini cinta mati

2024-12-06

2

Pelita Abadi

Pelita Abadi

Tua-tua keladi.
Makin tua, makin jadi🤣

2025-01-07

1

@𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑⬪ᷢ♛⃝꙰

@𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑⬪ᷢ♛⃝꙰

wihhh CLBK tak pandang usia ternyata usia segitu masih mau pacaran lagi 🤭

2024-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!