Bab 3 Malam Indah

Anggara memeluk erat tubuh Kinara, ia benar-benar sangat merindukan wanita yang sangat dicintainya itu.

"Selama aku pergi adakah laki-laki lain yang menyentuhmu?" Anggara mengamati setiap inci tubuh Kinara.

"Kamu pikir aku wanita apa, Mas!" Kinara menghempaskan tangan Anggara yang mengusap lembut wajahnya.

Anggara tersenyum tipis, ia merasa kagum dengan Kinara. Kesetiaan dalam diri mereka berdua benar-benar ada, dan tidak perlu diragukan lagi. Namun, untuk saat ini mereka belum memutuskan ke jenjang yang lebih serius.

"Nara, aku pulang dulu. Besok aku kesini lagi," pamit Anggara.

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan, jangan ngebut! Kamu sudah tua," ujar Kinara menatap Anggara.

Setelah Anggara pergi, Kinara masuk ke dalam kamarnya. Ia mengambil sebuah foto dari dalam laci meja, Kinara tersenyum melihat fotonya berdua dengan Anggara.

Malam ini adalah malam yang indah untuknya, bisa merasakan kehangatan kembali. Setelah puluhan tahun hidup tanpa kekasih.

***

"Pah, kok lama sekali antar mamah? Ngopi dulu ya," ujar Niko tersenyum menggoda.

"Jalanya macet, Nik." Anggara berbohong.

"Oh, Niko pikir kalian berdua adu nasib." Niko berkata asal-asalan.

Anggara memukul lengan Niko. "Papah mau istirahat dulu. Besok pagi bangunkan jam lima."

"Gak salah, Pah!" Niko terkejut.

Tidak ada jawaban dari Anggara, membuat Niko bertanya-tanya. Biasanya Anggara selalu keluar kamar jam delapan pagi, dan tidak suka dibangunkan orang.

Di dalam kamarnya, Anggara tersenyum membayangkan wajah cantik Kinara.

"Angel, kamu belum tidur?" tanya Niko baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Aku kepikiran mamah, Nik. Dia di rumah sendiri," jawab Angel merasa sangat khawatir.

"Mamah baik-baik saja, sekarang kamu tidur ya," ucap Niko sambil menutupi tubuh Angel dengan selimut.

"Kamu sudah memastikan?" Angel bertanya.

"Angel, mulai sekarang kamu harus percaya dengan suamimu ini. Kalau pikiranmu ke mamah terus, gimana sama aku? Sekarang tidurlah! Besok pagi kita ke rumah oma," ujar Niko.

"Aku tidak mau ikut! Pasti ada ibumu." Angel merasa takut dengan Miranda.

Niko menyadari sendiri kalau ibunya kurang baik, sehingga tidak menyalahkan Angel. Tetapi, ia tetap memaksa istrinya itu, karena di rumah omanya Miranda tidak bisa berkutik. Ia hanya menantu yang tidak diinginkan.

"Sekarang kita tidur saja," ajak Niko melingkarkan tangannya di perut sang istri yang tidur membelakanginya.

Keesokan harinya, tepat pukul lima pagi. Anggara sudah berdiri di depan rumah Kinara. Ia ingin mengajak Kinara jalan- jalan ke kebun teh sambil menikmati jagung bakar.

"Mas, pagi sekali datangnya. Aku baru bangun tidur," ucap Kinara sambil merapikan rambutnya yang memutih.

"Semalam aku tidak bisa tidur, kangen sama kamu," ungkap Anggara menyingkirkan sulur rambut Kinara yang sedikit menutupi wajah.

"Malu dilihat tetangga, kita masuk, Mas." Kinara mempersilahkan Anggara duduk di ruang tamu. Ia meminta kekasihnya itu untuk menunggu sebentar.

Anggara bukannya duduk di ruang tamu, ia mengikuti Kinara yang berjalan ke arah dapur untuk membuatkan kopi.

"Sayang, aku tidak mau minum kopi," kata Anggara.

"Terus maunya apa, Mas?" tanya Kinara menutup kembali wadah kopi yang telah dibuka.

"Kamu, Sayang," bisik Anggara.

Kinara tersipu malu, jiwanya seakan kembali muda. Ia menjadi salah tingkah sendiri, lalu meninggalkan Anggara di dapur sendiri.

"Mandinya jangan lama-lama, Nara!" teriak Anggara, lalu membuat kopi sendiri.

Anggara berjalan menuju ke taman belakang rumah sederhana Kinara, sambil membawa dua cangkir kopi yang sudah dibuatnya. Ia duduk di kursi yang sudah tersedia, di sudut ruangan terbuka.

Melihat bunga-bunga bermekaran, membuat suasana begitu tenang. Kinara memang wanita yang rajin, dan suka bertanam. Sambil menikmati kopinya, Anggara menyesap sebatang rokok.

"Mas, sejak kapan kamu ngrokok?" Suara Kinara membuatnya langsung mematikan api rokoknya.

"Gak tiap hari kok," jawab Anggara santai.

"Sudah tua jangan banyak ngerokok! Kesehatan lebih penting, kalau sakit siapa yang akan merawat mu!" Kinara duduk di sebelah Anggara.

Anggara tersenyum, hatinya berbunga-bunga karena Kinara masih begitu peduli dengannya. Sebenarnya Anggara tidak merokok, ia hanya ingin melihat kepedulian wanita yang disayanginya sampai dimana.

"Minum dulu kopinya," ucap Anggara menyodorkan secangkir kopi buatannya ke arah Kinara.

"Makasih, Mas." Kinara meminum kopi buatan Anggara yang ternyata rasanya sama sekali tidak berubah.

Tiba-tiba terdengar suara mobil Niko, membuat Kinara dan Anggara panik. Mereka berdua berlari ke kamar Kinara, lalu mengintip dari tirai jendela.

"Mas, gimana ini?" tanya Kinara dengan panik.

"Tenang, Nara. Kamu temui mereka, aku akan sembunyi disini." Anggara berusaha menenangkan kekasihnya.

Kinara menghembuskan napas beratnya, mencoba untuk menenangkan diri lebih dulu lalu berjalan keluar kamar.

Niko dan Angel sudah duduk di ruang tamu, mereka berdua saling menatap satu sama lain.

"Mah, kok di depan ada mobil papahnya Niko?" tanya Angel mengerutkan dahinya.

"Maksudnya? Tuan Anggara?" Saking gugupnya Kinara justru balik bertanya.

"Iya, Mah." Angel semakin curiga.

Kinara terpaksa berbohong, ia menjelaskan kalau tidak tahu menahu soal mobil yang ada di depan rumahnya. Walaupun agak gugup ketika berbicara, Kinara berusaha membuat mereka tidak curiga.

"Sebenarnya kita mau ajak Mamah jalan-jalan lho," ujar Niko menahan senyumnya.

"Mamah gak bisa ikut. Ada acara ... iya ada acara." Jantung Kinara berdetak kencang, khawatir kebohongannya terbongkar.

Angel dan Niko tidak memaksa Kinara, mereka berdua justru heran melihat Kinara seperti orang yang tidak tenang. Dari tadi mereka berdua memperhatikan Kinara selalu menengok ke arah pintu kamarnya.

Bruk ...

Terdengar suara benda jatuh dari dalam Kinara, membuat Niko dan Angel berdiri duduknya. Namun, Kinara berusaha mengalihkan perhatian mereka.

"Mah, ada apa itu?" tanya Angel.

"Mungkin tikus jatuh, Sayang. Kalian tidak usah pedulikan suara itu." Kinara berusaha tenang.

"Oh, yaudah. Aku takut ada apa-apa," ujar Angel.

Sementara itu, di dalam kamar Kinara. Anggara tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku tebal yang diletakkan di atas lemari.

"Awas saja kamu, Nara! Beraninya mengatakan aku tikus." Anggara merasa geram mendengar ucapan Kinara.

Anggara berjalan ke arah pintu kamar Kinara, ia mengintip dari dalam memastikan kalau Niko dan Angel tidak mengecek kamar Kinara. Sialnya lagi, ada semut yang menggigitnya. Hampir saja Anggara berteriak, tetapi berusaha menahannya.

"Sial!" umpatnya.

Semakin lama merasa bosan terkurung di dalam kamar, Anggara mempunyai ide di luar nalar. Dengan sengaja mengirim pesan untuk Niko, ia mengatakan kalau butuh bantuannya dan meminta Niko segera datang ke rumah omanya.

"Aku tidak akan membiarkan kalian menganggu kencan pertamaku, setelah puluhan tahun menjomblo," gumam Anggara dalam hati.

Anggara menatap layar ponselnya, karena Niko tidak kunjung membalas hanya membacanya saja. Ia pun semakin kesal, lalu mengirimkan pesan ulang.

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

wah..ada yg lagi puber ke 2 atau ke 3 ya
lucu ini kinara dan anggara

2024-12-07

1

𝐀⃝🥀Ossy

𝐀⃝🥀Ossy

mengenang kisah lama

2025-02-22

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Anggara ngga mau di ganggu soalnya sedang sama wanita yang di cintai sampai mengirim pesan ke Niko

2025-01-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bertemu Kembali
2 Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3 Bab 3 Malam Indah
4 Bab 4 Anak Muda
5 Bab 5 Sakit Pinggang
6 Bab 6 Perhatian
7 Bab 7 Pengantar Makanan
8 Bab 8 Semakin Romantis
9 Bab 9 Tidak Rela
10 Bab 10 Masalah Anak
11 Bab 11 Gagal Romantis
12 Bab 12 Tidak Bertemu
13 Bab 13 Tas
14 Bab 14 Penganggu
15 Bab 15 Hampir Celaka
16 Bab 16 Rumah Sakit
17 Bab 17 Keras Kepala
18 Bab 18 Diam-diam
19 Bab 19 Terpaksa Berbohong
20 Bab 20 Tidak Sopan
21 Bab 21 Membuatmu Bahagia
22 Bab 22 Membuat Panik
23 Bab 23 Patah Hati
24 Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25 Bab 25 Pengacau
26 Bab 26 Sindiran Tetangga
27 Bab 27 Club Malam
28 Bab 28 Wanita Malam
29 Bab 29 Rencana Angel
30 Bab 30 Cicit
31 Bab 31 Dijodohkan Lagi
32 Bab 32 Jadohku
33 Bab 33 Setuju
34 Bab 34 Urus Pernikahanmu
35 Bab 35 Foto
36 Bab 36 Ragu
37 Bab 37 Pelajaran
38 Bab 38 Takut
39 Bab 39 Surat Perjanjian
40 Bab 40 Memalukan
41 Bab 41 Minggu Depan
42 Bab 42 Belajar
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Agar Mandiri
45 Bab 45 Persiapan
46 Bab 46 Gara-gara Angel
47 Bab 47 Ketakutan
48 Bab 48 Sah!
49 Bab 49 Belum Siap
50 Bab 50 Pujian Mertua
51 Bab 51 Gaun Malam
52 Bab 52 Malam Pertama
53 Bab 53 Oma Sakit
54 Bab 54 Cemburu
55 Bab 55 Bulan Madu
56 Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57 Bab 57 Kembali
58 Bab 58 Rumah
59 Bab 59 Dilarang
60 Bab 60 Menghabiskan Waktu
61 Bab 61 Aniversary Pernikahan
62 Bab 62 Kemacetan
63 Bab 63 Maaf Untuk Angel
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Khawatir
66 Bab 66 Buah Mangga
67 Bab 67 Kebun Lagi
68 Bab 68 Mulai Terungkap
69 Bab 69 Salah Paham
70 Bab 70 Kecewa
71 Bab 71 Masih Marah
72 Bab 72 Lapar
73 Bab 73 Demi Mie Instan
74 PENGUMUMAN
75 Bab 74 Licik
76 Bab 75 Terungkap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Bertemu Kembali
2
Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3
Bab 3 Malam Indah
4
Bab 4 Anak Muda
5
Bab 5 Sakit Pinggang
6
Bab 6 Perhatian
7
Bab 7 Pengantar Makanan
8
Bab 8 Semakin Romantis
9
Bab 9 Tidak Rela
10
Bab 10 Masalah Anak
11
Bab 11 Gagal Romantis
12
Bab 12 Tidak Bertemu
13
Bab 13 Tas
14
Bab 14 Penganggu
15
Bab 15 Hampir Celaka
16
Bab 16 Rumah Sakit
17
Bab 17 Keras Kepala
18
Bab 18 Diam-diam
19
Bab 19 Terpaksa Berbohong
20
Bab 20 Tidak Sopan
21
Bab 21 Membuatmu Bahagia
22
Bab 22 Membuat Panik
23
Bab 23 Patah Hati
24
Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25
Bab 25 Pengacau
26
Bab 26 Sindiran Tetangga
27
Bab 27 Club Malam
28
Bab 28 Wanita Malam
29
Bab 29 Rencana Angel
30
Bab 30 Cicit
31
Bab 31 Dijodohkan Lagi
32
Bab 32 Jadohku
33
Bab 33 Setuju
34
Bab 34 Urus Pernikahanmu
35
Bab 35 Foto
36
Bab 36 Ragu
37
Bab 37 Pelajaran
38
Bab 38 Takut
39
Bab 39 Surat Perjanjian
40
Bab 40 Memalukan
41
Bab 41 Minggu Depan
42
Bab 42 Belajar
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Agar Mandiri
45
Bab 45 Persiapan
46
Bab 46 Gara-gara Angel
47
Bab 47 Ketakutan
48
Bab 48 Sah!
49
Bab 49 Belum Siap
50
Bab 50 Pujian Mertua
51
Bab 51 Gaun Malam
52
Bab 52 Malam Pertama
53
Bab 53 Oma Sakit
54
Bab 54 Cemburu
55
Bab 55 Bulan Madu
56
Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57
Bab 57 Kembali
58
Bab 58 Rumah
59
Bab 59 Dilarang
60
Bab 60 Menghabiskan Waktu
61
Bab 61 Aniversary Pernikahan
62
Bab 62 Kemacetan
63
Bab 63 Maaf Untuk Angel
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Khawatir
66
Bab 66 Buah Mangga
67
Bab 67 Kebun Lagi
68
Bab 68 Mulai Terungkap
69
Bab 69 Salah Paham
70
Bab 70 Kecewa
71
Bab 71 Masih Marah
72
Bab 72 Lapar
73
Bab 73 Demi Mie Instan
74
PENGUMUMAN
75
Bab 74 Licik
76
Bab 75 Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!