Bab 12 Tidak Bertemu

Untuk beberapa hari kedepan Kinara memutuskan tidak akan bertemu atau menemui Anggara, agar hubungannya tetap aman tanpa ada yang mengetahui.

"Pulang, Mas. Aku ingin sendiri untuk beberapa hari saja," ucap Kinara.

Anggara menganggukkan kepalanya, tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ia langsung mengendarai mobilnya menuju ke rumah, untuk beristirahat.

Di rumah sendiri, hanya dengan seorang asisten rumah tangga membuat Anggara kesepian. Ia meminta orang kepercayaannya datang ke rumah.

"Awasi wanita ini! Jangan sampai ada laki-laki manapun yang mendekatinya!" Anggara menunjukkan sebuah foto ke orang itu.

"Baik, Tuan." Orang kepercayaannya memiliki banyak anak buah, jadi sangat mudah menjalankan perintah.

"Setiap hari kirimkan foto untukku," pinta Anggara.

Orang itu kemudian pergi meninggal rumah Anggara, dan segera menjalankan tugasnya.

Keesokannya, Kinara merasa sedih. Harus menahan diri untuk tidak menghubungi Anggara, ataupun menemuinya.

"Lebih baik aku pergi ke kebun sayuran pinggir kota," gumam Kinara dalam hati.

Kinara mempunyai kebun yang ditanami sayuran, di pinggir kota. Kebun peninggalan orang tuanya, sengaja ia rawat untuk kegiatan menghabiskan sisa waktu. Ia kesana dengan naik sepeda, walaupun jaraknya lumayan jauh sangat cukup menghibur.

Para pekerja yang sedang memanen sayur, begitu senang menyambut kedatangan Kinara. Mereka menghentikan pekerjaannya.

"Bu Kinara, bagaimana kabarnya? Sayuran-sayuran Anda sudah siap panen," ucap seorang pemilik kebun sebelah.

"Saya sangat sibuk, Bu. Jadi tidak bisa datang ke sini setiap hari," Kinara tersenyum.

Orang itu memberitahukan, kalau ada orang kota yang mau membeli sayuran milik Kinara dan para pemilik kebun lainnya.

Kinara kemudian dipertemukan dengan orang yang akan membelinya. Orang itu sudah cukup tua, beliau datang bersama seorang suster dan beberapa pengawal.

Walaupun akan dibeli oleh orang kaya, mereka tidak memungut harga mahal. Bagi para petani sayur yang penting bisa buat modal lagi.

"Nyonya, saya Kinara pemilik kebun ini," ujar Kinara memperkenalkan diri.

"Aku Salma. Orang- orang memanggilku Oma Salma," kata Oma Salma tersenyum ramah.

"Lahan sayur saya paling kecil, Oma. Kalau mau digunakan sayuran-sayurannya, silahkan ambil saja." Kinara tidak mematok harga.

Namun, Oma Salma menolak diberikan secara gratis. Beliau memberikan uang dalam jumlah yang banyak, untuk satu petak sayuran.

"Oma, ini terlalu banyak." Kinara berusaha untuk mengembalikan.

"Uang anakku sudah banyak. Ambil saja, Nak." Oma Salma tidak menerima kembalian.

Saat Oma Salma hendak pergi, tiba-tiba beliau pingsan. Semua orang yang ada di tempat itu menjadi sangat panik, begitu pula dengan suster dan pengawalnya.

"Minggir semua!" Kinara terpaksa berteriak, agar orang yang berkerumun segera pergi.

Kinara dengan telaten membantu Oma Salma, agar cepat sadar dari pingsannya. Ia mengoleskan minyak turun temurun dari orang tuanya, sehingga membuat Oma Salma mulai membuka matanya kembali.

"Nyonya, Anda harus ikut kita pulang." Seorang pengawal berencana untuk membawa Kinara, agar dijadikan asisten Oma Salma.

"Maaf, tidak bisa," kata Kinara menolak.

Awalnya pengawal itu memaksa, tetapi Oma Salma melarang mereka untuk merampas keputusan orang lain. Beliau memberikan alamat rumahnya pada Kinara, dan memintanya untuk datang dalam waktu dekat.

Kinara sangat senang, bisa bertemu dengan Oma Salma dengan bebas. Ia lalu berpamitan pulang, karena waktu sudah mulai sore. Sedangkan Oma Salma, diantarkan pulang dan anak buahnya mengambil sayuran yang dibelinya.

Sayur-sayuran itu akan di berikan ke panti asuhan milik Anggara, lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal beliau.

***

"Angel, kamu pulang?" tanya Kinara, ketika melihat putrinya duduk di teras rumahnya.

"Gak, Mah. Aku cuma antar ini aja," jawab Angel, memberikan sebuah kotak makanan yang berisi daging rendang.

"Kamu beli, Sayang?" tanya Kinara lagi.

Angel mengangguk, lalu berpamitan hendak pergi ke rumah Anggara mengantarkan makanan itu. Ketika bangkit dari duduknya, ada sebuah mobil datang. Ternyata Niko, ia ingin menjemput Angel dan mengantarkan ke rumah papahnya.

Mata Niko tertuju pada sebuah tas yang Kinara bawa, ia teringat waktu di kantor Anggara.

"Dugaan ku selama ini ternyata benar. Aku harus gimana?" tanyanya dalam hati.

Niko merasa bingung, harus menyembunyikan semua ini dari istrinya. Ia tidak menyangka bahwa dunia begitu sempit dalam kehidupannya.

"Niko, ada apa?" tanya Kinara, mengerutkan dahinya.

"Gak papa, Mah. Niko teringat sesuatu," jawab Niko tersenyum tipis.

Kinara meminta mereka berdua untuk duduk lebih dulu, ia akan membuatkan minuman lebih dulu.

"Mah, tidak perlu repot-repot. Kita harus segera ke rumah Papah Anggara," ujar Angel.

Di perjalanan menuju ke rumah Anggara, Niko hanya diam saja. Ia merasa sangat khawatir dengan apa yang dirahasiakan. Menunggu Anggara mengatakan sendiri, membutuhkan waktu lama.

"Kamu marah lagi?" Angel menatap suaminya.

"Tidak, Sayang. Justru aku sangat bahagia, dalam keadaan hidup sederhana kamu masih ingat orang tua." Niko memuji istrinya.

"Karena mereka berdua yang sudah membuat kita menjadi kuat, Nik. Dari dulu aku juga hidup sederhana, dibesarkan seorang wanita kuat seperti mamah. Bahkan orang tua kandungku entah dimana, mereka tega meninggalkan aku di depan rumah." Air mata Angel akhirnya tumpah.

Niko tidak ingin terlalu lama melihat istrinya bersedih, ia segera menepikan mobilnya.

"Sudah! Semua tidak perlu diingat, sepertinya kisah hidup kita hampir sama. Hanya saja almarhum ayah mempunyai kakak yang kaya raya." Niko mengusap lembut air mata istrinya, lalu memeluknya dengan penuh kehangatan.

Ketika sudah mulai tenang, Angel meminta Niko melanjutkan perjalanannya. Walaupun terlihat padat kendaraan berlalu lalang, Niko terlihat santai melajukan mobilnya kembali.

"Sayang, sepertinya kita nanti agak lama di rumah papah. Ada pekerjaan yang aku belum paham," ujar Niko.

"Terserah kamu saja, Nik. Aku masih bisa mengobrol dengan Bik Siti." Angel menatap suaminya.

Ternyata Anggara mengurung diri di dalam kamarnya, ia juga mematikan ponselnya agar tidak ada yang menghubungi. Kedatangan Niko dan Angel bahkan tidak ia sadari.

Tok ... Tok ... Tok ...

Anggara menatap ke arah pintu kamarnya, ia akhirnya membuka pintu setelah mengintip dari lubang kunci.

"Apalagi, Nik! Kenapa datang kesini?" tanya Anggara.

"Pah, aku ingin bertanya sesuatu tentang pekerjaan." Niko merasa gugup. Jantungnya berdegup kencang, seakan lepas dari tempatnya.

Anggara mengajak Niko masuk ke dalam ruang kerjanya, di sana kedap suara. Jadi, tidak ada yang bisa mendengar percakapan mereka.

"Siapa wanita yang ada di kantor waktu itu?" tanya Niko, berharap Anggara berkata jujur.

"Keluar kalau mau bahas wanita, tidak perlu di ruang kerja!" Anggara berkata dengan tegas.

"Aku sudah tahu semua, Pah. Tolong berkata jujur," Niko memaksa Anggara.

Anggara memilih meninggalkan Niko begitu saja, ia tidak ingin membahas wanita. Baginya cukup melelahkan.

"Pah, tunggu!" Niko berusaha mengejar Anggara.

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

anggara, jangan menyerah dong
ayo semangat kejar kinara🥰

2024-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bertemu Kembali
2 Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3 Bab 3 Malam Indah
4 Bab 4 Anak Muda
5 Bab 5 Sakit Pinggang
6 Bab 6 Perhatian
7 Bab 7 Pengantar Makanan
8 Bab 8 Semakin Romantis
9 Bab 9 Tidak Rela
10 Bab 10 Masalah Anak
11 Bab 11 Gagal Romantis
12 Bab 12 Tidak Bertemu
13 Bab 13 Tas
14 Bab 14 Penganggu
15 Bab 15 Hampir Celaka
16 Bab 16 Rumah Sakit
17 Bab 17 Keras Kepala
18 Bab 18 Diam-diam
19 Bab 19 Terpaksa Berbohong
20 Bab 20 Tidak Sopan
21 Bab 21 Membuatmu Bahagia
22 Bab 22 Membuat Panik
23 Bab 23 Patah Hati
24 Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25 Bab 25 Pengacau
26 Bab 26 Sindiran Tetangga
27 Bab 27 Club Malam
28 Bab 28 Wanita Malam
29 Bab 29 Rencana Angel
30 Bab 30 Cicit
31 Bab 31 Dijodohkan Lagi
32 Bab 32 Jadohku
33 Bab 33 Setuju
34 Bab 34 Urus Pernikahanmu
35 Bab 35 Foto
36 Bab 36 Ragu
37 Bab 37 Pelajaran
38 Bab 38 Takut
39 Bab 39 Surat Perjanjian
40 Bab 40 Memalukan
41 Bab 41 Minggu Depan
42 Bab 42 Belajar
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Agar Mandiri
45 Bab 45 Persiapan
46 Bab 46 Gara-gara Angel
47 Bab 47 Ketakutan
48 Bab 48 Sah!
49 Bab 49 Belum Siap
50 Bab 50 Pujian Mertua
51 Bab 51 Gaun Malam
52 Bab 52 Malam Pertama
53 Bab 53 Oma Sakit
54 Bab 54 Cemburu
55 Bab 55 Bulan Madu
56 Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57 Bab 57 Kembali
58 Bab 58 Rumah
59 Bab 59 Dilarang
60 Bab 60 Menghabiskan Waktu
61 Bab 61 Aniversary Pernikahan
62 Bab 62 Kemacetan
63 Bab 63 Maaf Untuk Angel
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Khawatir
66 Bab 66 Buah Mangga
67 Bab 67 Kebun Lagi
68 Bab 68 Mulai Terungkap
69 Bab 69 Salah Paham
70 Bab 70 Kecewa
71 Bab 71 Masih Marah
72 Bab 72 Lapar
73 Bab 73 Demi Mie Instan
74 PENGUMUMAN
75 Bab 74 Licik
76 Bab 75 Terungkap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Bertemu Kembali
2
Bab 2 Kita Pacaran Lagi
3
Bab 3 Malam Indah
4
Bab 4 Anak Muda
5
Bab 5 Sakit Pinggang
6
Bab 6 Perhatian
7
Bab 7 Pengantar Makanan
8
Bab 8 Semakin Romantis
9
Bab 9 Tidak Rela
10
Bab 10 Masalah Anak
11
Bab 11 Gagal Romantis
12
Bab 12 Tidak Bertemu
13
Bab 13 Tas
14
Bab 14 Penganggu
15
Bab 15 Hampir Celaka
16
Bab 16 Rumah Sakit
17
Bab 17 Keras Kepala
18
Bab 18 Diam-diam
19
Bab 19 Terpaksa Berbohong
20
Bab 20 Tidak Sopan
21
Bab 21 Membuatmu Bahagia
22
Bab 22 Membuat Panik
23
Bab 23 Patah Hati
24
Bab 24 Antarkan Ibu Melamarnya
25
Bab 25 Pengacau
26
Bab 26 Sindiran Tetangga
27
Bab 27 Club Malam
28
Bab 28 Wanita Malam
29
Bab 29 Rencana Angel
30
Bab 30 Cicit
31
Bab 31 Dijodohkan Lagi
32
Bab 32 Jadohku
33
Bab 33 Setuju
34
Bab 34 Urus Pernikahanmu
35
Bab 35 Foto
36
Bab 36 Ragu
37
Bab 37 Pelajaran
38
Bab 38 Takut
39
Bab 39 Surat Perjanjian
40
Bab 40 Memalukan
41
Bab 41 Minggu Depan
42
Bab 42 Belajar
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Agar Mandiri
45
Bab 45 Persiapan
46
Bab 46 Gara-gara Angel
47
Bab 47 Ketakutan
48
Bab 48 Sah!
49
Bab 49 Belum Siap
50
Bab 50 Pujian Mertua
51
Bab 51 Gaun Malam
52
Bab 52 Malam Pertama
53
Bab 53 Oma Sakit
54
Bab 54 Cemburu
55
Bab 55 Bulan Madu
56
Bab 56 Setelah Penantian Panjang
57
Bab 57 Kembali
58
Bab 58 Rumah
59
Bab 59 Dilarang
60
Bab 60 Menghabiskan Waktu
61
Bab 61 Aniversary Pernikahan
62
Bab 62 Kemacetan
63
Bab 63 Maaf Untuk Angel
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Khawatir
66
Bab 66 Buah Mangga
67
Bab 67 Kebun Lagi
68
Bab 68 Mulai Terungkap
69
Bab 69 Salah Paham
70
Bab 70 Kecewa
71
Bab 71 Masih Marah
72
Bab 72 Lapar
73
Bab 73 Demi Mie Instan
74
PENGUMUMAN
75
Bab 74 Licik
76
Bab 75 Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!