Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
Tok
Tok
Tok
Richard mengetuk pelan pintu kamar Luna.
“Sayang, dad... membawa makan malam untukmu...”
“Masuk lah, dad... ” Tidak seperti biasanya, Rich perlu persetujuan Luna, sebelum masuk ke kamarnya. Richard membuka pintu kamar Luan perlahan, namun Luna memilih untuk berbaring dan membelakanginya.
“Letakkan lah dimeja, nanti aku akan memakannya.” Ucap Luna tanpa menatap kearah Richard. Rich meletakkannya perlahan, namun ia, enggan untuk meninggalkan kamar Luna sekarang.
“Ada apa lagi, dad....Keluarlah, aku baik-baik saja.. ” Luna mengerti bahwa Richard masih sangat mengkhawatirkannya.
“Dad, hanya ingin melihat putri dad lebih lama lagi.” Rich duduk, disudut tempat tidur Luna, kemudian membelai lembut kepala putrinya itu.
Ini adalah setelah 1 bulan lamanya, Richard akhirnya mau menyentuh Luna kembali. Sentuhan yang juga sangat dirindukan oleh Luna.
“Tidak aku tidak tahan lagi. Daddy...” Jerit Luna dalam hati.
“Dad... Aku merindukanmu.” Serunya spontan. Luna tidak dapat menahan dirinya untuk lebih lama mengabaikan Richard. Ia segera membalikan tubuhnya mengarahkan pandanganya ke arah Richard, air mata jatuh perlahan tanpa disadari oleh Luna.
“Dad selalu ada disini sayang, apa yang kau rindukan.” Richard mengusap air mata yang terjatuh dari sudut mata Luna, dengan jarinya. Mendengar jawaban Richard yang seperti itu membuat Luna sadar, mungkin Richard tidak merasakan seperti yang dirinya rasakan.
“Ya seharusnya aku tidak merindukanmu dad... kau benar. Apa yang harus kurindukan darimu.” Luna menepis tangan Richard yang menyentuh wajahnya. “Keluarlah...Kumohon.” Meskipun itu terdengar seperti permohonan, namun bagi Richard itu adalah penolakan halus, Luna padanya.
“Baiklah. Daddy akan keluar sebentar, makanlah, dad akan segera kembali sebelum tengah malam.” Ucap Richard. “Tapi..Jika kau tidak mengijinkannya, dad tidak akan pergi.” Richard memberi Luna kesempatan untuk memutuskannya.
“Kenapa harus aku. Aku hanya anak kecil daddy. Apa seorang anak kecil bisa memutuskan sesuatu? Bukankah kau ingin bertemu aunty Maria... Apakah cintamu padanya, bisa membuatku menahanmu?.” Cukup lama Richard termenung setelah ucapan Luna barusan. “ Pergilah... ” Ucap Luna memutuskan, karena Rich sama sekali tidak menjawabnya.
“Baiklah. Daddy pergi....” hanya kalimat itu yang dapat Richard katakan.
Berapa kali pun aku mengatakan itu padanya, ia hanya bisa Mengganggap ku sebagai seorang anak.
Dad. Kenapa kau selalu melakukan sesuatu yang membuatku semakin salah mengartikan semua perlakuanmu ? Aku takut benar-benar tidak akan menemukan cara untuk berhenti mencintaimu dengan sewajarnya lagi, jika kau terus melakukan ini.
\*
Hari kembali berganti...
Sejak kejadian hari itu, Luna dan Bryan menjadi lebih akrab sekarang, bahkan Luna tak segan-segan memperkenalkan Bryan kepada sahabatnya Vio.
“Vi kenalin ini Bryan, anak baru disekolah kita... ” Seru Luna memperkenalkan Bryan. Yang ternyata adalah anak baru, pantas saja Luna tidak pernah melihat Bryan sebelumnya.
“Halo Bryan...Vio... ” Ucap Vio memperkenalkan dirinya. Bryan hanya membalasnya dengan senyuman sekilas, lalu kembali memfokuskan tatapan pada Luna, yang berada tepat disampingnya.
“Lun, apakah kakimu sudah baik-baik saja sekarang?. ” Bryan memperhatikan kaki Luna.
“Iya sudah mendingan kok yan...” Jawab Luna sembari tersenyum.
“Kau sakit? .” Sambar Vio yang baru menyadari.
“Nggak. Udah baikan kok. Kemarin sempat terkilir aja Vi... ” Jawab Luna, memperlihatkan bahwa dia memang sudah baik-baik saja sekarang.
Dret.
Dret.
Dret.
“Eh bentar ya Vi, Yan... ” Luna sedikit menjauh, ketika ia menyadari bahwa Richard menelponnya.
“Halo, Dad... ” Jawab Luna singkat.
“Halo.... ” Suara jawaban dari sana. Dan itu sama sekali bukan suara Richard. “Maaf Nona, ini saya Dan... ”
“Mana daddy... ” Luna merasa khawatir sekarang.
“Tuan dirumah sakit sekarang..”
“Rumah sakit ? Apa yang terjadi.. ” Cemas Luna.
“Di Hospital Hong....” Belum sempat Dan menyelesiakan ucapanya. Luna segera menutup.
“Tolong.. aku harus ke rumah sakit sekarang, kurasa terjadi sesuatu dengan Daddy ku... ” Luna segera pergi. Melihat Luna yang sangat cemas seperti itu membuat Bryan juga ikut mengkhawatirkannya. Dan berniat menyusul Luna.
“Biar aku antara... ” Ucap Bryan
“Tidak. Jangan, aku tidak ingin kau meninggalkan kelas hanya karena ku.. ”
“ Bukankah kau sedang terburu-buru.. Masalah kelas, biar aku yang urus. Yang terpenting sekarang adalah Daddy mu...” Bryan langsung menarik tangan Luna untuk ikut bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Yulla_Gv
Msh nyesekk az,,hrs ada cwo yg bnr" suka ma Luna, menjauhkannya dr Daddy.
Biar panas Daddy, cemburu,sakit hati
2021-10-02
1
Nurfitri Susanti
kok q mewek BCA diepisod ini
2021-10-01
0
Nurmin Alimin
NJ
2021-08-02
0