Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
Author POV.
Malam hari nya, di Kediaman Richard Owen.
Luna sedang menikmati lantunan musik favoritnya dari balkon kamarnya.
Dia duduk, menatap jauh ke langit. Seolah sedang membayangkan sesuatu yang masih sangat bergejolak dihatinya.
“Daddy, aku menemukan satu bintang paling terang di langit malam ini. Apa kau juga melihatnya..Bercahaya sekali, seperti dirimu.” Dalam benak Luna mengatakan kalimat itu.
Tak lama setelah itu, Mobil Richard masuk ke halaman dalam rumah. Dan ini sudah hampir tengah malam. Luna dapat menebak Rich pasti, baru pulang, setelah menghabiskan waktu bersama Maria.
Luna segera turun menyambut daddy-nya, setidaknya sebelum matanya terpejam malam ini, dia sudah melihat Rich, dan mungkin jika beruntung, ia juga bisa memimpikannya Richard.
“Selamat malam dad... ” Sambut Luna. Saat Rich baru saja masuk melalui pintu depan.
“Selamat malam sayang. Kenapa kau belum tidur.. ” Rich menatap kearah jam tanganya.
“Apa kau sudah makan? Aku membuat makan kesukaanmu. Makanlah...” Ucap Luna lembut. “Baiklah dad, aku akan tidur sekarang...” Ucap Luna kemudian pergi meninggalkan Rich.
“Tidak bisakah kau menemaniku..” Gumam Rich.
Rasanya Rich sangat ingin menahan Luna untuk tidak meninggalkannya secepat itu. Namun hati kecilnya tidak mengijinkan hal itu terjadi.
“ Demi Tuhan.. aku hanya tidak ingin membuat ini menjadi lebih buruk lagi. Putriku itu, entah kenapa aku sangat merindukannya. Luna...Daddy benar-benar merindukanmu. ”Gumam Richard dalam hati.
Sementara Luan, tidak berbeda dengan apa yang dirasakan Richard, dia juga diam-diam sedang berusaha menahan dirinya, untuk tidak melakukan hal bodoh lagi.
“Ingat Luan, ingat janji mu, mulai sekarang lupakan Richard dan perasaan mu itu. Rich tidak mencintaimu seperti itu. Sadarlah... ”Batin Luna.
Pagi harinya, saat Luna sedang berjalan-jalan pagi. Tanpa sengaja dia melihat pria aneh yang pernah menyapanya disekolah kemarin. Luna mencoba untuk menghindar, namun Bryan sudah lebih dulu menemukannya.
“Hei Luna... ” Bryan mengejar langkah Luna, yang semakin cepat berjalan.
“Orang aneh, berhentilah mengikutiku. Apa yang kau lakukan disini... ” Ketus Luna, tanpa menghentikan langkahnya. Tetapi Bryan terus mengikuti Luna.
“Bukankah sudah ku katakan, aku tinggal di sini juga. Dan ini tempat umum Luna.” Jawab Bryan. “Hei apa kau tidak lelah berlari, berhentilah... ”
“Tidak. Jika kau lelah, kau saja yang berhenti. Dan stop, mengikutiku, orang aneh.. ” Luna terus menghindar.
Brugh.
Luna tersungkur jatuh.
“Awww....sakit sekali... ” Ringis Luna yang tanpa sengaja menginjak batu kerikil. sehingga membuatnya tersandung.
“Apa kau baik-baik saja..” Tanya Bryan, yang dengan cepat menghampiri Luna.
“Kakiku sakit sekali... ” Kali ini Luna mengatakannya sambil menangis. Tanpa berpikir panjang Bryan membopong tubuh Luna.
“Maaf. Bertahanlah, aku akan membawamu, kerumah sakit sekarang.. ” Tandas Bryan.
“Tidak, bawa aku pulang saja. Aku tidak ingin kerumah sakit...” Tangis Luna makin memenuhi telinga Bryan.
“Tidak kita akan kerumah sakit..” Tegas Bryan,tanpa memberi Luna untuk menjelaskan kenapa dia sangat tidak ingin kesana.
Sementara itu...
Rich yang baru menyadari bahwa Luna tidak berada dirumah, segera memanggil beberapa penjaga untuk mencarinya.
“Dimana Luna... ?.”
“Nona Luna, berkata jika dia ingin berjalan-jalan sebentar tuan... ”
“Lalu, tidak ada satupun yang mengawasinya.. ” Bentak Rich. Entah sejak kapan Rich sangat sensitif sekali soal Luna. “Cari dia, dan bawa pulang sekarang... ” Titah Rich.
Hospital Dwang Raow
Beruntung kaki Luna hanya terkilir biasa. Dan tidak perlu penangan apapun.
“Untunglah kau baik-baik saja... ” Seru Bryan.
“Kau, sudahku bilang jangan membawaku kemari. ” Bukanya berterima kasih Luna malah menunjukan kemarahannya pada Bryan.
“Astaga apa orang tuamu sama sekali tidak pernah mengajarimu untuk berterimakasih pada seseorang.. ” Ucapan itu ternyata mampu membuat Luna diam 1000 bahasa. Sehingga membuat Bryan merasa binggung. “Kenapa kau diam? Apa aku salah berbicara.”
“Tidak. Hanya saja aku sangat takut dengan jarum suntik. Maaf... tapi aku tidak memiliki orang tua... ” Jawab Luna pelan.
“Maaf, aku pikir.... ”
“Tidak... Aku hanya anak angkat... ” Ungkap Luna, tanpa memberi Bryan memperjelas pertanyaannya. “Aku baik-baik saja, bisakah kita pulang sekarang. Daddy pasti mencari ku sekarang... ” Dengan keadaan seperti ini Luna masih memikirkan Richard.
“Baiklah, sini kubantu... ” Bryan mengulurkan tangannya pada Luna. Agar menjadi penopang tubuh Luna.
“Tuan Richard. Kami sudah mencari nona, namun sepertinya nona Luna tidak berada disekitar sini.. ” Ucap Dan, yang baru saja melakukan pencari bersama beberapa penjaga lainnya.
“Apa yang kalian lakukan, menjaga satu orang saja kalian tidak becus...” Richard tak henti-hentinya menyerang semua penjaga yang berada dihadapanya, dengan kata-kata pedas.
Tak, lama setelah itu pintu depan terbuka, dan itu adalah Luna dan seseorang pria yang hampir sebaya denganya. Dalam benak Richard berkata. “Siapa anak laki-laki yang bersama putrinya itu, dan kenapa Luna menggenggam erat tangan pria itu...”
“Dari mana saja kau... ” Tanya Richard penuh kekhawatiran.
“Bryan terima kasih. Kau boleh pulang sekarang.” Ucap Luna sebelum, menjawab pertanyaan dari Richard.
“Baiklah aku pergi sekarang...” Pamit Bryan, sembari memberi senyum lembut pada Luna. Dan anehnya Luna membalas senyum itu.
“Saya permisi... ” Hormat Bryan pada Rich. Namun Rich sama sekali tidak ingin memberi respon apapun sampai Bryan meninggalkan tempat itu.
Perlahan-lahan satu persatu penjaga juga mundur meninggalkan Luna dan Richard.
“Apa yang terjadi padamu sayang..” Tanya Richard.
“Hanya terkilir biasa daddy, tidak perlu khawatir. Bryan sudah membawaku kerumah sakit, dan dokter mengatakan bahwa aku baik-baik saja... ” Luna menjelaskan yang sebenarnya terjadi pada Rich.
“Bryan. Sejak kapan kau memiliki teman bernama Bryan? .” Richard sedikit menaikan nada bicaranya, saat menyebut nama teman pria putrinya itu.
“Baru. Aku baru mengenalnya.” Jawab Luna singkat. “Aku permisi kembali kekamarku sekarang... ” Luna melangkah pelan, karena kakinya masih terasa sakit.
“Kemarilah daddy, bantu.... ” Rich mencoba membopong tubuh Luna. Namun sekali lagi, Luna menolak niat baik Richard padanya.
“Tidak. Jangan seperti itu dad, Luna bisa berjalan sendiri.” Tolak Luna, sehingga membuat Rich menghentikan niatnya.
“Hmm baiklah...Kalau perlu sesuatu panggil daddy yaa... ” Ucap Rich lembut. Meskipun dalam hati dia seperti sedang mengalami penolakan dari seorang wanita.
Aneh sekali, kau memberi ijin pada pria yang baru kau kenal beberapa hari itu menggenggam erat tanganmu begitu saja. Sedangkan aku, kenapa kau menolak daddy mu sendiri Luna? Apa kau berusaha menghindari ku sekarang, kenapa rasanya kau jadi semakin jauh sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Risnha Isnhaa
bagus luna pertahankan klau perlu pacaran sama dia
2022-08-10
1
Nayla Sasa
knp setiap bc babnya hatiku ikutan nyesek ya thorr
2022-06-08
0
augst
ini hati kenpa megap2 bcnya
2021-12-15
1