Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu

Waktu dzuhur telah tiba, orang orang yang tadi membantu masak sudah pada pulang, hanya tinggal beberapa orang saudara dekat saja untuk membantu menghidangkan makanan nanti, setelah sholat dzuhur mereka duduk bersama adira dan bu asih ngobrol ngalor ngidul sambil menunggu rombongan besan bu asih tiba.

Adira merasa lelah dan jenuh, ia pun berlalu ke belakang rumah untuk duduk sekedar membuang penat.

Rian datang menghampiri,,

Masih lama ya yang datang nya mereka?, tanya rian sembari duduk disamping istrinya.

Katanya sich ba'da ashar sampai sini., jawab adira yang sebenarnya malas diajak ngomong sama rian, pasalnya adira sudah sering melihat dan membaca SMS sang suami dengan pacar pacarnya, ia sudah lelah melihat suaminya menghabiskan uang nya hanya untuk beli pulsa demi agar slalu bisa nelpon SMS pacar pacarnya.

Lama amat sich., keluh rian.

Memangnya kenapa?, tanya adira.

Abang kan sebentar lagi mau latihan yang buat turnamen minggu depan., jawab rian.

Ya udah sich pergi aja, ngapain harus nunggu mereka datang dulu., jawab adira.

Emang ga papa kalo abang pergi latihan ga ikut nyambut mereka dulu?, tanya rian memastikan.

Penting apa nyambut mereka? aku sendiri kalo ga karna tinggal di rumah ini malas mau nunggu nunggu nya apa lagi harus nyambut, ga kerjaan., sinis adira, yang sebenarnya memang belum ikhlas melihat adiknya harus menikah dengan cara tak wajar.

Ya udah kalo gitu abang pergi dulu ya?, pamit rian yang langsung masuk rumah untuk berganti pakaian dengan kostum bola kebanggaan nya.

Hmmm., jawab adira yang memang sedang malas bersuara.

Hadduhhhh capek aku., keluh melani yang tiba tiba datang menghampiri sang kakak.

Capek ngapain kamu? timbang ngunyah doang dari tadi capek??, tanya adira setengah menyindir.

Hihihiiii., cengir melani lalu menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

Yang abang pergi ya., seru rian sambil terus berlalu hendak menuju rumah teman satu tim nya.

Bang rian mau kemana?, tanya melani.

Biasa lah main bola, kemana lagi., jawab adira.

Bukan mau ketemuan ya?, bisik melani mengompori sang kakak.

Kalo aku liat liat dia ga berani main disini., jawab adira santai.

Tapi kak aku perhatikan banyak cewe disini ga yang gadis ga yang janda ngejar ngejar bang rian tau, setiap mereka itu ketemu bang rian pasti ganjen., terang melani mengira kakaknya sedang buta karna cinta.

Iya aku tau, tapi seperti nya di antara mereka itu ga ada yang dia selera., jelas adira.

Kakak tau dari mana?, tanya melani tak percaya.

Tau lah., jawab adira singkat, adira faham sebab ia tau rian memang tak berani main dikampung nya, main perempuan maksudnya.

Sebab telpon SMS yang masuk ke ponsel rian semua orang jauh, orang bandung, orang tangerang, orang jakarta.

Tak ada yang sekampung, dan adira slalu tau pergerakan rian di kampung, sebab slalu ada yang mengabarinya.

Hanya saja mengenai perselingkuhan rian adira sengaja menutup rapat rapat dari orangtua dan adik adiknya, sebab selama rian masih jadi suaminya selama itu pula lah mereka semua tak boleh tau kelakuan asli rian, cukup mereka tau tian malas kerja itu saja, selebihnya jangan.

Sebab adira tak mau orangtua dan adik adiknya membenci rian.

Adira akan sangat kasihan pada rian kalo orangtua dan adik adiknya sampai membenci rian.

Tanpa terasa satu jam setelah kepergian rian adzan ashar pun berkumandang.

Kak udah adzan, sholat dulu sana., melani mengingatkan sang kakak yang masih duduk santai bersandar pada dinding rumah, kalo diperhatikan kakak nya itu seperti tak ada niatan untuk beranjak dari duduknya.

Aku lagi libur, ga sholat., jawab adira santai, ia memang sedang halangan, tapi juga sedang malas bergerak, ia merasa sangat lelah 2hari ini.

Ya itu karna adira memang tidak menyukai pekerjaan rumah, dia lebih suka nyemprot rumput babat hutan atau pekerjaan pekerjaan diluar sana lainnya dari pada harus bergelut dengan pekerjaan rumah, kalo saja ia tak kasihan pada sang ibu ia sangat malas mengerjakan itu semua.

Ohh kakak lagi ada tamu bulanan to?, cengir melani.

Lah kamu sendiri kenapa ga pergi?, tanya adira.

Melani mengerutkan keningnya,,

Pergi kemana?, tanya nya.

Ya pergi sholat lah masa pergi keluar negri, mau ngapain memangnya., ujar adira kesal melihat sang adik yang pura pura tak faham.

Aku sholat nya kapan kapan aja kak hahahaaa., seru melani spontan dan ia merasa geli pada dirinya sendiri hingga terbahak namun detik kemudian ia langsung menutup mulutnya.

Adira memutar bola matanya malas, ia faham betul sebenarnya dengan kelakuan sang adik yang memang malas dalam melakukan ibadah sholat, sudah lelah mulut sang ibu mengomel tapi adiknya itu memang bebal.

Bahkan disaat ayahnya sedang mengamuk memarahi nya pun kalo melani orangnya ia bukan nya takut dan menjauh dari sang ayah yang sedang marah karna ulahnya, tapi malah ndusel ndusel (bersandar didada sang ayah memaksa minta peluk) pada sang ayah yang sedang mengamuk itu, alhasil ayahnya gagal ngamuk dan tersenyum karna geli melihat kelakuan melani.

Itu pun melani menjawab ucapan adira sambil memeluk lengan adira dan tersenyum manja sambil memainkan mata genitnya memandang wajah adira, adira yang kesal ia pun menoyor kepala sang adik dan di balas tawa oleh adiknya.

Senjatamu itu ya., dengus adira melihat kelakuan melani.

Kak ira kak ira., seru vita yang tiba tiba datang menghampiri adira.

Ihk apa'an sich ganggu aja, sana sana pergi sana!! ini kakak ku tau., ketus melani pada adiknya.

Masih kecil!., ujar adira sambil menyentil dahi melani, ia kasihan melihat vita yang awalnya riang tiba tiba terdiam sedih gara gara melani.

Hmmm sini, ada apa?, tanya adira pada vita sambil meraih lengan vita.

Melani terus bersandar dibahu sang kakak seolah mau pamer kalo dia juga disayang oleh kakaknya.

Mau sisir rambut kak., ucap vita lembut, vita memang paling berbeda dari semua adik adik adira yang lain, kalo yang lain volume nya keras kasar, kalo vita slalu lemah lembut.

Dan sifatnya revita itu adalah slalu mengalah.

Dengan senang hati adira menyisir rambut sang adik, lalu mengikatnya agar rapi dan makin cantik.

Setelah selesai didandani kakak nya vita pun langsung bangkit sambil tersenyum ia berucap,,

Makasih kak., setelah itu ia kembali masuk rumah meningalkan kedua kakaknya yang masih anteng duduk dibelakang rumah, begitulah vita, dan hanya vita yang seperti ini, kalo yang lain biasa aja, ga akan bilang makasih kalo ga diajarin.

Melani pun lanjut banyak tanya pada kakaknya.

Ditengah asyik asyiknya melani cerita ngalor ngidul tiba tiba saja terdengar suara motor cukup ramai yang berhenti dihalaman rumah pak harjo.

Melani sejenak terdiam, kalo adira sedari tadi memang sudah diam, ia hanya menatap adiknya dan mendengar ocehan adiknya saja.

Sepertinya mereka datang kak., bisik melani.

Hmmm., jawab adira santai, dan tak ada niat beranjak untuk sekedar kepo atau penasaran ingin melihat tamu orangtua nya itu.

Adira terlalu malas untuk perduli, ia lebih ingin tetap duduk santai sampai penatnya benar benar pergi.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!