Persiapan Pernikahan

Harusnya kan aku yang jadi anak bungsu bukan vita atau mia., protes melani.

Namun begitu sebenarnya lani juga sayang pada ketiga adik kecilnya, namun rasa cemburu dihatinya juga tak ia pungkiri slalu ada, apa lagi melihat adira yang dulu sangat memanjakan nya itu kini terlihat seperti lebih sayang pada ketiga adik kecilnya membuat melani makin cemburu, tapi tak sampai dengki apa lagi membenci.

"

"

"

Jelang ashar pak harjo pulang dari pasar bersama sang istri tentunya.

Banyak juga mamak belanja., sapa adira sambil membantu ibunya menurunkan barang bawaan dari motor sang ayah.

Iya, kan mau ada acara masak masak ra., jawab bu asih.

Adira hanya nyengir mendengar jawaban sang ibu, sedang pak harjo langsung melangkah masuk rumah sambil membawa kantung belanjaan secukup kedua tangannya.

Saat memasuki rumah pak harjo melirik sinis pada calon menantunya yang sedang tidur nyenyak di pojok ruang tamu, kemudian terus berlalu kebelakang.

Mamak.. mamak..mamak.., sambut vita riang melihat kedatangan sang ibu.

Alah cayangku ditinggal cama mamak ya?, sambut hangat bu asih melihat vita berlari ingin memeluk ibunya di ikuti kedua adik balita nya yang ikut ikutan memanggil ibunya.

Maakkk.. makk..., seru wina dan mia ribut berebut ibu, adira hanya terkikik geli melihat ibunya dikeroyok anak anaknya, bahkan adira lupa dengan kekesalan nya karna tingkah sang suami dan sang adik lelaki satu satunya.

Setelah menyusun barang barang adira menemukan makanan disalah satu kantong belanja bu asih," pasti jajanan ini buat bocil bocil. "pikir adira, ia pun berlalu menemui bu asih yang sedang menyusui mia duduk bersandar didekat bangku tempat pak harjo duduk.

Ini buat bocah bocah kecil ini kan mak?, tanya adira.

Ehk iya, mamak lupa, ya buat kamu juga lah ra., jawab bu asih.

Aku mah ga usah mak, buat bocil aja hihiii., ujar adira sambil memamerkan jajanan pada ketiga adiknya, selain gemas usil juga menjadi hobi adira pada adik adiknya.

Kak mauuu., seru vita.

Ehk ini buat kakak bukan buat kamu., ujar adira.

Vita pun langsung terdiam sedih, sedang wina sudah mulai menangis mia sendiri hanya bengong melongo melihat tingkah ketiga kakaknya.

Melihat ekspresi vita, bukannya gemas adira malah ikut sedih, ia jadi tak tega mau terus menjaili.

Adduh cayang?, selidik adira mengamati wajah vita dari jarak yang sangat dekat bahkan wajah keduanya hampir saling bersentuhan.

Nah nah nah buat vita sama wina sama mia aja, kakak ga jadi minta., ujar adira sambil menyerahkan kantung jajanan nya.

Vita langsung tersenyum sumringah, mata vita yang sudah berair tadi langsung nampak cerah membuat adira melongo tak percaya secepat itu ekspresi adiknya berubah, hilang sudah wajah sedih yang memelas barusan.

Bu asih tertawa melihat muka adira yang bengong dengan mulut menganga.

Adira memandang ibunya sesaat lalu kembali melihat vita masih dengan ekspresi yang sama.

Masih kecil sudah pintar ekting ya mak?, ujar adira curhat keheranan.

Ga ada yang ngajari lo ra., jawab bu asih tersenyum.

Tak sengaja adira melihat ayahnya yang cemberut, pak harjo manyun ga kira kira.

Pak?!, panggil adira.

Pak harjo menoleh pada adira.

Bapak kenapa?, tanya adira.

Masih tak menjawab, namun pak harjo melirik sinis pada lina yang masih tidur dengan sudut bibir terangkat sebelah setengah nyengir tanda pandangan jijik.

Pak harjo terlihat sangat muak melihat calon menantunya itu.

Haisshhhh bapak segitu nya., lirih adira tapi masih bisa didengar oleh bu asih dan pak harjo.

Bu asih tersenyum heran melihat suaminya yang seperti memendam dendam pada calon menantunya.

Pak harjo hanya memberikan ekspresi tak suka pada keberadaan lina dirumah itu.

"Lagian ini orang lagi bisa bisanya ga terusik segini ramenya suara, heran, ga gerak sama sekali dari tadi, dibilang mati dia ngorok, dibilang hidup masa ga perasaan lagi bertandang di rumah calon mertua anteng aja tidur nyenyak ga ada inisiatif ngapain gitu?" gerutu adira dalam hati.

Jelang magrib dimas pulang, lalu ia duduk disamping sang pujaan hati yang sedang duduk nonton TV.

Kamu ga ada niatan mandi dim?, tanya adira.

Ga., jawab dimas singkat.

Seketika adira bergidik melihat dimas dan lina, pasalnya saat adira lewat didekat lina adira terkejut dengan bau ketek yang menyengat, namun saat adira menyuruh lina mandi lina tak mau katanya dingin.

Dan dimas juga sama, sudah bau ketek yang membuat hidung adira tertusuk bau yang menyengat tapi dimas juga tak mau di suruh mandi.

"Kok mendadak jadi pasangan serasi gini sich mereka, sejak kapan juga dimas jadi bau ketek begini? biasanya dia itu bersih rapi wangi." keluh adira dalam hati.

Jam berapa kamu mau antarkan dia pulang dimas!, tegur pak harjo, pasalnya sampai sudah hampir isya dimas masih duduk berduaan dengan lina didepan TV.

Kan udah malam pak, biar dia tidur disini saja sama aku., jawab dimas.

Ga ada!! kalian belum nikah!! antar dia pulang sekarang!!!, bentak pak harjo penuh emosi.

Adira sampai terjingkat mendengar teriakan ayahnya, sambil meremas dadanya karna jantungnya sakit mendengar teriakan ayahnya adira melotot pada dimas yang masih duduk.

Dimas yang sadar dipelototi oleh sang kakak pun lantas segara berdiri, ia pun segera keluar membawa sang kekasih untuk di antar pulang.

Segera bawa pulang itu motor kalo sudah mengantar dia pulang!! besok mau ku pakai!!!, teriak pak harjo untuk yang kedua kali nya.

Adira masih mengelus elus dadanya, sudah tak terlalu sakit sich karna sudah tak terkejut lagi hanya saja masih sedikit ngilu.

, Busyeettt ga ada niatan mau pamit tu mahluk?, gumam adira.

Ga butuh juga aku dipamiti., gerutu pak harjo yang mendengar gumaman adira.

Adira hanya diam mendengar ucapan sang ayah, ia tau ayahnya ini sangat jengkel.

Justru adira kasihan melihat ayahnya, punya anak lelaki satu satunya tapi nasibnya tak sesuai seperti yang ayahnya harapkan.

Sabar pak sabar., bisik adira.

Pak harjo menghela nafas lelah, lalu ia berbaring didepan TV menonton canel favoritnya.

Adira sendiri pergi wudhu langsung sholat dan langsung tidur, ia sedang malas banyak berfikir.

Sedangkan bu asih setelah mengurus ketiga anaknya dan menyiapkan makan malam bu asih segera pergi kerumah adiknya yang tak terlalu jauh dari rumah bu asih.

Bu asih akan meminta bantuan adiknya untuk acara masak masak besok dan beberapa saudara bu asih lainnya.

Assalamualaikum

Sapa bu asih setelah sampai dipintu rumah adiknya.

Wa'alaikumsalam

Jawab bu sanah dan suami.

Ohh kakak, masuk sini kak., sambut danang adik ipar bu asih.

Iya nang makasih., jawab bu asih sambil masuk kedalam rumah bu sanah.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!