Draft

Dan.......

Saya terima nikahnya marlina binti johari dengan maskawin tersebut dibayar tunai!!!!

Bagaimana saksi?!!!, tanya hakim.

Sah??!, seru hakim lagi.

Saahhhhh!!!, seru yang lain, namun yang paling kencang dan paling semangat adalah dari pihak keluarga cewe.

Setelah acara ijab qabul selesai, acara makan makan pun dimulai, namun pak harjo dan istri tidak ikut makan, mereka hanya duduk dengan tenang sambil menunggu rangkaian acara terakhir segera selesai agar mereka bisa cepat pulang.

Yang dilakukan pak harjo dan bu asih adalah bukti bahwa keduanya masih lah belum bisa menerima pernikahan ini.

Setelah acara makan makan selesai pihak pengantin wanita pun mengabarkan bahwa besok mereka gantian akan datang ke rumah pak harjo untuk mengantarkan anak perempuannya.

Sedang kan orang orang dari pihak pak harjo sendiri sibuk berbisik bisik membicarakan tentang pernikahan itu.

Ehk aku kok dari tadi ga liat ya ada buku nikahnya? ada ga sich?, bisik yang lain.

Iya aku juga ga liat, seperti nya ini nikah siri., bisik lainnya lagi.

Loh cuma nikah siri to? tapi kenapa? dimas kan lajang., timpal lainnya lagi.

Kalo ga salah cewe nya janda., bisik lainnya lagi.

Astagaaa ganteng ganteng dapat nya janda, mana burik lagi., bisik orang itu lagi.

Iya ya, ganjen amat jadi cewe, umur segitu udah berani aja kawin mana jadi janda lagi., timpal yang lain lagi.

Semua itu terdengar jelas ditelinga bu asih, kalo boleh jujur sebenarnya bu asih merasa risih mendengarnya.

Sebenarnya bu asih juga sudah tau kalo pernikahan ini adalah siri, hal itu disebabkan oleh karna pihak wanita nya yang tidak dicerai oleh suaminya, suami dari si wanita itu sengaja tidak mau mencerai kan istrinya, namun hanya ditinggal begitu saja, si suami sengaja melakukan itu karna beranggapan dengan tidak dicerai maka si istrinya tidak akan bisa menikah lagi.

Sedang johari sendiri selaku ayah dari marlina juga tidak perduli dengan status anaknya, ia bahkan tak ada niat untuk mengurus perceraian sang anak, malah sibuk dengan pacarnya sendiri.

Setelah semua rangkaian acara selesai bahkan pembacaan doa juga sudah selesai maka rombongan pihak keluarga dimas pun pulang, tinggal lah dimas seorang diri di rumah keluarga baru nya.

Sesampainya pak harjo dan bu asih di rumah adira dan ketiga adik kecilnya sudah tidur, melani dan suaminya pun sudah pulang ke rumah.

Bapak tadi dengar tidak pas orang orang ribut bisik bisik membahas soal pernikahan dimas yang siri?, tanya bu asih pada suaminya.

Hmmm dengar., jawab pak harjo singkat.

Malu tau pak, orang orang meributkan itu, mana pake jujur lagi istrinya dimas itu burik., kesal bu asih tapi entah pada siapa.

Ya kalo memang begitu kenyataan nya masa harus bohong bilang cantik sich bu., sahut pak harjo heran.

Iya juga ya pak, ahk tapi kan aku malu pak., tegas bu asih makin kesal.

Ahk sudahlah, ga usah dipikirkan lagi., sahut pak harjo yang sebenarnya dia juga malu tapi malas untuk membahasnya.

Jadi besok kita masak apa pak untuk menyambut mereka?, tanya bu asih mengalihkan topik.

Bikin soto aja lah yang gampang., jawab pak harjo.

Setelah itu hening karna keduanya langsung menyusul anak anaknya ke alam mimpi.

"

"

"

Subuh telah tiba, rumah bu asih sudah ngebul sejak tadi, adira dan bu asih sudah duluan didapur, sambil menunggu sanah dan yang lainnya adira dan ibunya membuat sarapan.

Mak ini nanti mau masak apa?, tanya adira.

Kata bapakmu bikin soto aja., jawab bu asih.

Hmmm irit dong., ujar adira nyengir.

Irit apaan ra, kemarin udah habis banyak, belum lagi buat lamaran dan nikahan, pokoknya uang dari kalung ku ludes buat nikahan dimas hmmm., kesal bu asih.

Mamak harus ikhlas, kan buat nikahan anak sendiri., ujar adira.

Ikhlas sich ikhlas ra, tapi ga sesuai., keluh bu asih.

Ga sesuai gimana?, tanya adira.

Nikahnya siri ra, terus ntar kalo dimas punya anak menurutmu itu bikin akta lahir anaknya gimana? terus kalo ada urusan itu ini yang membutuhkan data lengkap keluarga bikin kk nya gimana?, omel bu asih yang membuat adira meringis.

Ibunya ini memang pendiam, tapi kalo sudah kepancing emosi bikin merinding juga.

Jadi dimas nikahnya siri mak?, bisik adira memastikan.

Iya., jawab bu asih yang masih kesal.

Matahari sudah sepenggalah naik, acara masak masak pun masih berlanjut, kali ini sudah agak ramai tetangga dekat dan saudara dekat bu asih yang datang membantu.

Ini nanti tamunya datang jam berapa sich kak?, tanya sanah pada bu asih.

Katanya sich habis ashar sampai nah., jawab bu asih.

Dalam kesibukan orang orang di dapur lagi lagi adira harus mendengar bisik bisik tetangga.

Ehk tau ga sich, kata suamiku semalam, dimas itu cuma nikah siri lo., bisik tetangga belakang rumah.

Iya kata suamiku juga, kan suamiku juga semalam ikut antar manten to., sahut yang satunya mengompori.

Ehk engga, gini ya, kok mau ya dimas sama tu cewe, soalnya kalo kata suami ku cewe nya tuh jelek tau, udah gitu janda pula, punya anak lagi, dimas kan ganteng, orang aku pikir dia bakal jadi mantu ku ehk kok mau maunya sama cewe begitu, mana masih kecil udah jadi janda lagi., sahut yang lainnya.

Hei kok kamu sich!! kamu lupa bu zainab itu kalo habis belanja kepasar slalu beli buah apel? yang kalo pergi kerja pasti apel itu akan dibawa nya cuma buat dimas, kamu tau kan kenapa? ya karna bu zainab berfikir dimas akan jadi mantunya, jadi suaminya saroh anak gadisnya iya kan?, bisik orang yang kerjanya bareng bu zainab dan dimas di PT melati.

Ehk iya ya bener, aku lupa., heboh yang mendengar di sekitar orang itu bicara.

Duuhhh dimas dimas kamu nikah mendadak bikin kecewa para emak emak disini., lebay yang lainnya.

Begitulah seterusnya, seperti mereka itu tak ada bosan bosannya membicarakan dimas.

Adira hanya diam pura pura tak mendengar.

Sedangkan bu asih sudah panas dingin mendengar semua itu, tapi sekuat hati menahan diri untuk tidak ikut bicara.

Adira juga mengingatkan agar sang ibu tidak ikut terpancing mendengar apa pun yang mereka katakan.

Sabar ya mak sabar., bisik adira.

. ......

Waktu dzuhur telah tiba, orang orang yang tadi membantu masak sudah pada pulang, hanya tinggal beberapa orang saudara dekat saja untuk membantu menghidangkan makanan nanti, setelah sholat dzuhur mereka duduk bersama adira dan bu asih ngobrol ngalor ngidul sambil menunggu rombongan besan bu asih tiba.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!