Akad Nikah

Assalamualaikum

Sapa bu asih setelah sampai dipintu rumah adiknya.

Wa'alaikumsalam

Jawab bu sanah dan suami.

Ohh kakak, masuk sini kak., sambut danang adik ipar bu asih.

Iya nang makasih., jawab bu asih sambil masuk kedalam rumah bu sanah.

Tumben kakak main ke mari, sepertinya ada sesuatu nich? apa tu kak?, tanya sanah.

Ahk tau aja kamu nah, iya ini aku kesini mau minta tolong sama kamu dan suamimu, besok pagi kamu ke rumah ya nah, bantu aku masak masak paginya untuk makan tamu tamu yang akan antar dimas ba'da dzuhur besok., ujar bu asih.

Seketika sanah dan danang melongo, keduanya saling pandang lalu kembali sama sama menatap bu asih.

Bentar kak bentar, coba di ulang lagi kak pelan pelan kita kurang faham ini., sahut danang.

Begini nang, besok aku minta tolong sama sanah buat bantuin aku masak masak, ga banyak kok yang dimasak, cuma ayam sama sayuran aja sich, paling paling ya bikin sambal apa kek gitu, nah setelah itu kamu ya sama sanah juga sich ba'da dzuhur ikut antar dimas ke desa simacan buat ijab qabul., terang bu asih.

Apa!!! ijab qabul!!??? kakak ga lagi bercanda??, seru sanah terkejut.

Pasalnya dimana mana orang mau nikah itu banyak persiapan, ini ga ada hujan ga ada angin tiba tiba di undang keponakan nya mau nikah aja, padahal setahu sanah dimas itu ga pernah pacaran.

Siapa yang bercanda sich nah? masa iya jauh jauh datang malam malam begini cuma buat bercanda doang!, kesal bu asih.

Ya soalnya ini mendadak banget kakak ku!!! orang itu mau mantu biasanya sebulan mau acara udah heboh kabarnya kesana kemari, lah ini senyap senyap aja tau tau besok ijab qabul ini konsepnya gimana ini kakak!!, seru sanah yang masih syok.

Yaahhh cerita nya membingungkan nah, besok dach kita lanjut ngobrol, sama kamu nang jangan lupa ya besok ba'da dzuhur ya?, ujar bu asih.

Aku pamit dulu., ujar bu asih lagi sambil beranjak dari duduknya.

Buru buru amat sich kak, belum makan belum minum udah main pergi aja, itu lo ponakanmu lagi bikinin minum., ujar sanah.

Adduh nah, ga sempat ini, ini masih mau pergi ke beberapa rumah lagi ntar keburu pada tidur pula., tolak bu asih.

Lagian atuh kakak kenapa mendadak sekali sich? emangnya cewe nya dimas udah hamil duluan kok buru buru amat?, keluh danang.

Susah dijelaskan dengan kata kata nang, ya udah aku pamit dulu ya., bu asih bergegas keluar dan ingin segera mengunjungi beberapa rumah saudara nya lagi.

Ya hanya saudara yang bu asih undang.

Setelah berkeliling mengundang beberapa sanak kerabatnya bu asih lantas pulang, sampai rumah ia segara bersih bersih badan lalu segera tidur.

"Hari ini sangat melelahkan" keluh bu asih sambil memejamkan matanya.

"

"

"

Adzan subuh berkumandang, adira segara bangun dari tidurnya ia lantas mandi dan sholat subuh, setelah itu ia langsung masak untuk suaminya makan.

Itulah adira slalu mengutamakan suaminya, walau pun suaminya itu adalah mahluk yang paling menjengkelkan.

Setelah selesai menyiapkan makan dan minum untuk sang suami, adira langsung membantu ibunya, menyiapkan bahan bahan yang mau dimasak nanti.

Mak, ayamnya mana?, tanya adira.

Nanti ra, sekitar jam 07:00 baru datang., ucap bu asih.

Di antar sama yang jualnya ya mak?, tanya adira.

Iya., jawab bu asih.

Terus ini aku ngapain ya mak?, tanya adira.

Sarapan dulu kamu ra, setelah itu petikin cabe aja dulu sama kupas kupas bumbu, yang lain nanti aja biar bibi mu sama yang lain yang kerjain., jawab bu asih yang sadar anaknya tidak memperhatikan dirinya sendiri.

Aku belum lapar mak., jawab adira.

Lalu ia segera mengerjakan apa yang ibunya perintahkan.

Tak lama sanah dan beberapa saudara pun datang dengan ekspresi masih bingung, kenapa kok bu asih membuat acara seperti terkesan buru buru.

Mereka yang baru datang pun bergabung dengan adira sambil banyak bertanya itu ini, adira hanya bisa diam karna ia sendiri tak tau harus menjelaskan apa.

Mereka yang penasaran tak puas hati dengan jawaban adira, akhirnya mereka bertanya langsung pada pak harjo yang kebetulan muncul di belakang, sebab mereka bertanya pada bu asih pun sama tak dapat jawaban.

Pak harjo menceritakan semua yang terjadi pada dimas dengan menggebu gebu dan jangan lupakan ekspresi emosinya.

Ahk, masa sich?, seru satu diantaranya.

Ihk ga malu ya cari laki pake pelet peletan!, seru yang lainnya lagi.

Dihh aku mau kalo orang udah ga mau ya ogah maksa maksa., ucap yang lain lagi sambil bergidik.

Ehhhh pantas saja tadi aku ketemu dimas di sebelah sana kok lain ya, biasanya ramah ketemu orang ini kayak ga liat ada aku di dekatnya, di sapa juga kayak ga nyambung gitu., ujar yang lainnya lagi.

Begitulah keadaan dapur bu asih hari itu, heboh saudara dan tetangga membantu memasak sambil terus ngoceh, merasa begitu prihatin pada dimas dan keluarga bu asih.

Sedangkan sanah hanya bisa mengelus dada melihat nasib keponakannya.

"

"

"

Dzuhur telah tiba, waktu yang ditunggu tunggu pun sampai, tepat jam 03:00 jelang sore para saudara dan tetangga dekat rumah pak harjo pun sudah berkumpul, mereka juga sudah makan dan bersiap untuk pergi ke rumah johari.

Acaranya disebut acara antar manten.

Lo kamu kok belum siap siap ra?, tanya bu asih.

Aku ga ikut mak, aku dirumah aja., jawab adira.

Kenapa ga ikut ra?, tanya sanah.

Ga papa bi, males aja aku., jawab adira.

kalo gitu titip adik adikmu ya ra?, ujar bu asih.

Iya mak., jawab adira.

Kamu gimana lani?, tanya sanah.

Dihh aku juga ga sudi ikut ikut., jawab melani dengan nada yang terkesan sangat jijik, padahal melani belum pernah melihat langsung marlina.

Ya sudah kalo gitu kami berangkat, titip adik adikmu ya ra lan., pamit bu asih pada adira dan melani.

Iya mak., jawab keduanya.

Pak harjo dan rombongan pun segera berangkat.

Sekitar 45menit perjalanan mereka pun sampai, disambut oleh pihak keluarga marlina.

Bu asih memperhatikan dimas yang ekspresinya lemah lesu tetap seperti tak ada semangat hidupnya.

"Bukan kah pernikahan ini dia yang mau? tapi kenapa sudah dituruti kok ga ada semangat semangat nya sama sekali, tetep lesu dan wajahnya tetap semrawut gitu, kenapa dengan kamu sebenarnya nak? " keluh bu asih dalam hati.

Setelah semua acara basa basinya selesai, acara inti pun di mulai.

Dan.......

Saya terima nikahnya marlina binti johari dengan maskawin tersebut dibayar tunai!!!!

Bagaimana saksi?!!!, tanya hakim.

Sah??!, seru hakim lagi.

Saahhhhh!!!, seru yang lain, namun yang paling kencang dan paling semangat adalah dari pihak keluarga cewe.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!