Percobaan Pengobatan

Buatkan minum untuk bapak ini bapak baru datang., pinta pak harjo.

Iya baik pak., adira menjawab mewakili ibunya.

Bagaimana pak? apa bapak sudah mendapatkan jawaban?, tanya pak harjo pada kek jana.

Informasi yang saya dapatkan dari penerawangan saya dimas itu sudah kena, ia kena pelet dari makanan dan minuman yang sudah ia kosumsi disana ayah dira., jawab kek jana, kek jana memang tidak pernah memanggil nama pada menantunya yang satu ini, ia merasa kurang sopan jika harus memanggil nama.

Ia lebih nyaman memanggil dengan panggilan ayah dira, sebelum pak harjo menikah dengan putrinya pun kek jana memanggilnya mas, tidak menyebut langsung namanya, hal itu membuat pak harjo sangat segan pada ayah mertuanya yang begitu sangat menghormatinya.

Kalo begitu sama dengan hasil penerawangan bapak saya pak., ujar pak harjo sambil melirik ayahnya sendiri.

Jadi sekarang kita harus bagaimana ini pak?, tanya pak harjo pada kedua orangtua yang ada didepannya.

Kalo yang saya lihat sich ini berat, masalahnya medianya langsung termakan bukan melalui buhul atau jimak gitu., ujar kek jana.

Ya saya menurut saya juga begitu., jawab mbah mi'un.

Dim, kamu cari perempuan di dekat dekat sini saja ya?, pinta kek jana pada dimas yang sedari tadi hanya diam membisu melihat ke 3 orang tua yang ada didepannya itu ngobrol.

Aku ga mau ki, aku cuma mau marlina!, jawab dimas datar.

Ke 3 orangtua itu pun langsung tepuk jidat, pusing.

Kek jana dan mbah mi'un pun mencoba membuatkan ramuan untuk mengobati dimas.

Pak harjo mondar mandir sebentar pergi keluar sebentar balik lagi demi untuk mencari ramuan yang dibutuhkan, kedua orangtua sepuh itu berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan cucunya dari guna guna yang sangat meresahkan itu.

Sementara kedua kakek dan ayahnya sedang sibuk membuatkan penawar dari sihir guna guna yang sedang menyerangnya itu dimas sendiri malah asyik menelpon pujaan hatinya sayang sayangan dikamar tanpa memperdulikan orang orang yang sedang sibuk dan pusing mengurus kondisinya.

"

"

"

Dimas sini keluar!!, panggil mbah mi'un setelah susah payah membuatkan obat hasil kolaborasinya dengan sang besan.

Dengan bermalas malasan dimas keluar menemui sang kakek, sementara pak harjo ke belakang menyiapkan air di bak untuk dimas mandi, air yang dicampur dengan ramuan yang sudah dimantrai.

Duduk., titah sang kakek.

Dimas duduk dihadapan mbah mi'un dan kek jana.

Baca ini lalu minum air ini., titah kek jana.

Dimas mendongak menatap kedua kakeknya dengan muka masam.

Ga usah plirak plirik matamu itu dimas, itu orangtua, cepat lakukan apa yang diperintahkan!!!, tiba tiba adira yang kebetulan lewat di ruang tamu menghardik dimas, adira geram melihat dimas menatap kedua kakeknya seperti menatap musuh.

Dimas menoleh menatap tajam adira bahkan matanya membola seperti sengaja mau dikeluarkan.

Dari pada ku colok matamu itu lebih baik cepat kau kerjakan apa yang aki sama mbah perintahkan!!!!, hardik adira lagi sambil balik menatap tajam adiknya seolah menantang.

Berani kau menantang kakakmu dimas!!, tegur mbah mi'un tegas.

Dimas pun menurunkan pandangannya lantas mengambil secarik kertas lalu membacanya kemudian disusul ia minum air dari kek jana.

Sudah siap airnya jo!, tanya mbah mi'un.

Sudah pak., jawab pak harjo.

Bangun dimas ayo ke belakang!, ajak mbah mi'un.

Sesampainya didepan bak mandi yang sudah disiapkan,.....

Buka pakaianmu dimas!, titah mbah mi'un.

Aku ga mau mandi mbah., ujar dimas.

Mbah tidak sedang bertanya, mbah suruh kamu buka baju bukan nanya, jadi tak ada tawar menawar!!, jawab pak harjo datar.

Dimas pun tak lagi menolak, ia segera membuka pakaiannya.

Setelah itu ia dimandikan paksa oleh kedua kakek dan ayahnya.

Cukup lama dimas dimandikan, durasinya sampai hampir 30menit.

Setelah memandikan dimas, kek jana memberikan dimas makan makanan yang sudah disiapkan oleh kek jana mbah mi'un dan pak harjo.

Dimas pun makan dengan lahapnya, bakakak ayam jago atau sering disebut ayam ingkung oleh orang jawa dan nasi lengkap dengan lalapan nya dilahap penuh semangat oleh dimas.

Apa lagi dari sore sampai pagi sampai sore lagi dimas baru ketemu makanan tentu ga kira kira porsi yang sudah masuk ke perutnya.

Selesai makan dimas dibiarkan masuk kamar untuk tidur, dengan harap besok mbah mi'un dan kek jana mendapat jawaban yang memuaskan.

Setelah ngobrol ngobrol santai sebentar bersama menantu dan besannya kek jana pun pamit pulang.

Jelang subuh adira mendengar dering telpon dari kamar dimas, tak lama suara dering telpon pun hilang, samar samar adira mendengar suara orang sedang berbicara, adira menduga itu suara dimas sedang ngobrol ditelpon.

Adira cuma bisa mengelus dada, adira menduga pengobatan yang kedua kakeknya lakukan telah gagal, sampai tiba waktunya masak pun telpon dimas belum ada tanda tanda akan berakhir.

Adira lelah, ia tak mau ambil pusing lagi, ia sudah cukup pusing karna ulah suaminya yang slalu banyak alasan saat tiba waktunya kerja, tapi begitu semangat ketika diajak main bola temannya.

 Aku ga lupa sama kamu sayang..

. .............

Sumpah aku sama sekali ga lupa aku cuma lagi ada urusan saja..

. ...............

Engga sayang aku ga bakalan ninggalin kamu..

. ..............

Iya aku janji..

. ...............

Aku pasti akan datang melamar kamu sayang..

. ...............

Aku usahakan secepatnya, kamu jangan takut ya..

Dan bla bla bla bla......

Adira hanya tak sengaja mendengar ocehan dimas itu, sejujurnya adira malas mendengarnya tapi ia ga sengaja.

Selesai masak seperti biasa adira menyiapkan nasi lengkap dengan lauknya di atas nampan, tak lupa piring cuci tangan dan teh ia letakkan diatas nampan yang tak kecil itu, lalu ia taruh di sisi tempat tidurnya, ia biarkan suaminya itu tidur sedikit pun tak ada niatan untuk membangunkan nya, ia tak sudah tak perduli apakah rian akan bekerja lagi atau tidak.

Setelah menyiapkan makan untuk suaminya adira bersiap untuk segera berangkat kerja, sedang pak harjo dan bu asih juga sudah pergi sejak tadi sejak sebelum dimas mendapat telpon, pak harjo menitipkan dimas pada ayahnya.

Matahari sudah meninggi namun masih belum ada tanda tanda dimas akan bangun.

mbah mi'un duduk di ruang tamu sambil memandang cucu cucunya yang sedang bermain di ruang tamu, tak lama.....

Assalamualaikum

Wa'alaikumsalam

Ohh pak jana, masuk masuk pak., ajak mbah mi'un.

Heheheee iya pak mi'un., jawab kek jana sambil tersenyum ramah.

Sebentar ya pak., ujar mbah mi'un sambil berlalu ke dapur.

Mbah mi'un membuatkan teh untuk kek jana.

Nah ini minumnya pak, asih sama dira sedang tidak dirumah jadi saya yang buatkan, ayo pak jana dicoba enak apa tidak teh buatan saya., canda mbah mi'un.

Adduuhhh jadi merepotkan pak mi'un ini saya, padahal saya kesini cuma mau ngobrol saja sama mau memastikan keadaan dimas bagaimana., jawab pak jana sambil menyendok teh buatan besannya.

Kemudian kedua orangtua itu lanjut ngobrol ngobrol santai dengan tema ngalor ngidul sambil menunggu dimas bangun.

Jam sudah sampai di pukul 10:00siang, pak harjo dan istri pun tiba di rumah.

Bu asih langsung ke kamar mandi, cuci kaki dan tangan, sementara pak harjo meminta handuk pada istrinya, ia akan langsung mandi karna mau menemani ayah dan ayah mertuanya duduk.

Ya ampuunnn dimas belum bangun juga to?, keluh bu asih saat melihat kamar anak lelakinya.

Dari tadi sih kita nungguin dia bangun dia ga bangun bangun, padahal pas bapak sholat subuh tadi bapak kayak dengar suara dimas lagi ngobrol., ujar mbah mi'un.

Susah kalo begini terus pak, pusing saya liatnya., keluh bu asih lagi.

Sabar asih jangan dibawa ngeluh terus, tentu ini ujian untukmu sekeluarga., nasihat kek jana.

Selesai mandi pak harjo gegas berpakaian lalu ia pun bergabung dengan ayah dan mertuanya duduk.

Kalo dilihat lihat sepertinya kita gagal ini pak., ujar pak harjo.

Hmmm sudah ku duga ini ayah dira, soalnya pelet yang satu ini ga main main, dan saya ga pernah mempelajari pelet ini dan ga pernah juga mencari tau penawarnya., jawab kek jana.

Kita sudah berusaha semaksimal mungkin jo, apa pun hasilnya kamu harus belajar ikhlas menerimanya, kalo setelah ini tak ada perubahan mau tidak mau kamu harus turuti permintaan anakmu itu, jangan sampai dia jadi gila., ujar mbah mi'un mengingatkan.

Adduuhh pak, apa sudah tidak ada lagi cara lain untuk bisa membuat dimas sadar?, keluh pak harjo.

Kalo saya terus terang saja sudah mentok ayah dira., jawab kek jana.

Aku juga jo., sambung mbah mi'un.

Pak harjo merenung, ia berfikir sejenak tapi entah memikirkan apa.

Jam 12:45 .......

Assalamualaikum

salam yang datang dipintu dapur.

Wa'alaikumsalam

jawab bu asih yang sedang menyiapkan makan siang untuk suami dan ayah juga mertuanya.

Kok tumben ra cepet nyampe rumahnya?, tanya sang ibu.

Hari ini agak dekat tempat kerja ku mak., jawab dira.

Mas rian sudah bangun mak?, tanya adira.

Entah, aku ga lihat rian dari tadi, jangankan rian, dimas aja ku lihat masih nyenyak dikamarnya., jawab bu asih.

Dimas juga masih tidur mak?, tanya adira.

Iya, masih nyenyak., jawab bu asih.

Berarti pengobatannya gagal donk mak?, tanya adira cemas.

Mungkin, mau gimana lagi lah ra, semua sudah terjadi., jawab bu asih lemas.

Adira pun ikut lemas, tapi ia sendiri tak tau harus apa dan bagaimana.

Adira tak ingin melihat adiknya terjebak ilmu pelet, tapi semua sudah terjadi, ia langsung masuk kamar untuk mengambil handuk karna ingin langsung mandi.

Adira melirik ke ranjang tidurnya, ia melihat rian sedang asyik dengan ponselnya, seperti tak ada niatan untuk bangun.

Rian sama sekali tak ada rasa segan atau malu nya pada kedua mertuanya itu.

Ia bahkan tak perduli apa yang akan orang lain pikirkan jika melihat dia yang slalu bermalas malasan.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!