Terlahir Dari Sebuah Doa

dan kamu jo, mulai sekarang jaga mulutmu baik baik, jangan asal bicara, ucapan itu adalah doa sekaligus permintaan., nasihat kek sarip yang diangguki dengan patuh oleh pak harjo.

Setelah fakta kehamilan bu asih yang sangat mendadak, bu asih pun pulang bersama suaminya, terlebih lagi ia sudah sangat rindu pada ke 3 anaknya yang ia tinggalkan dirumah bersama iparnya dan ponakan ponakan suaminya.

Sedang melani anak ke 3nya dititipkan pada nek amah ibu kandung dari bu asih sendiri.

Sejak kejadian itu pak harjo tak berani lagi asal bicara disaat istrinya sedang hamil, ia juga ikhlas menerima kehamilan bu asih yang sekarang dan menganggap kehamilan bu asih yang tiba tiba ini adalah imbalan dari ujian sang istri dan jawaban dari doa doa istrinya.

Bu asih pun sangat menjaga kandungannya itu sampai ia melahirkan anaknya dengan selamat, anak itu terlahir perempuan yang diberi nama Revita.")

Itulah asal muasal kehadiran Revita ditengah keluarga adira, bahkan perbedaan adira selain dari sifatnya yang cukup mencolok vita juga ada yang lain dikaki nya.

Kaki kanan revita dua jari kakinya sangat pendek bahkan lebih pendek dari jari kaki pada umumnya, dua jarinya itu sejajar pendeknya yakni jari kelingking dan jari disamping kelingkingnya, mungkin pendeknya kisaran setengah sentilah.

Vita sangat ramah pada adik adiknya, ia tak pernah iri kepada adiknya dalam hal apa pun sekalipun itu kasih sayang, kalo wina dan mia masih mau ribut berebut ibu atau mainan atau makanan tapi tidak dengan vita, vita lebih suka mengalah, jangankan pada adik yang masih sangat kecil, pada ibunya saja vita mau mengalah.

Bu asih keluar untuk menyapu halaman setelah ia memastikan ke 3 anaknya itu aman damai bermain bertiga dibawah penjagaan vita.

Saat tiba giliran bu asih menyapu halaman belakang bu asih terkejut melihat dimas sudah duduk bersandar di dinding sambil telponan.

Aku juga ga mau nikah kalo bukan sama kamu sayang., ucap dimas entah bicara dengan siapa yang jelas ia sedang menelpon.

Bu asih mematung mendengar obrolan anaknya.

. ............

Ia kamu tenang aja walau pun aku jauh tapi aku slalu ingat kamu., bujuk dimas.

. .............

Aku ga bisa tanpa kamu sayang kamu tak usah khawatir aku ada yang lain., kata dimas lagi.

. .................

Iya aku akan usahakan secepatnya untuk kita bisa segera menikah., bujuk dimas lagi.

Hati bu asih kacau, bagaimana bisa anaknya semudah ini terjerat perempuan, padahal masih ingat betul bu asih kejadian yang belum lama terjadi.

(" Sekitar dua minggu sebelum dimas ikut temannya pergi mengantar pengantin, ada kejadian yang membuat semua orang takjub.

Saat itu bu asih dan suami juga adira sedang bantu bantu masak dirumah tetangga mereka yang letaknya tepat didepan rumah bu asih.

Tetangganya itu sedang ada acara hajatan pernikahan, sedang dimas masih tidur sendirian di rumah, ia sangat mengantuk karna ba'da subuh baru pulang dari laut nyuluh (berburu ikan dimalam hari) bersama teman temannya.

Rumah bu asih sangat sepi, pintu depan belakang pun terbuka lebar, kamar dimas sendiri tak berpintu hanya tertutup gorden saja, dimas tidur pun tak memakai baju, ia hanya memakai CD saja, kebiasaan dimas jika mau tidur slalu begitu.

Saat sedang nyenyak nyenyaknya tidur dimas tiba tiba merasa terusik dengan sesuatu yang melingkar di perutnya, rasanya seperti pelukkan dan sesekali pelukkan itu berubah menjadi belaian, lama lama dimas merasa seperti sedang diraba raba dari perut ke dada dari dada turun ke perut dan terus turun kebawah, awalnya terasa seperti sedang bermimpi tapi lama lama akhirnya kesadaran dimas sedikit demi sedikit muncul.

Setelah merasa sudah sadar sepenuhnya dimas merasakan bahwa rabaan dan belaian itu masih ada masih bisa ia rasakan sepenuhnya.

Ini bukan mimpi., batin dimas setelah matanya bisa dibuka, dimas pun melirik ke perutnya....

Hahk tangan? ini tangan siapa?, fikir dimas sambil perlahan menoleh kesamping kiri dimana pelukan itu berasal.

Seketika dimas meloncat dari tempat tidurnya sambil menepis tangan yang masih terus meraba raba tubuhnya sambil berteriak kaget.

Dimas langsung menyambar handuk dan berlari keluar menuju halaman rumahnya sambil terus berteriak ketakutan, tubuhnya menggigil ngeri.

Maakkkkk!!!!! mamaakkkkk pulang maakkkk!!!!

Maakkkkk pulang tolongin aku maakkkk!!!!!, teriak dimas sambil menangis ketakutan, tubuhnya hanya terlilit handuk karna ia tak sempat pakai baju.

Dimas menangis dihalaman rumahnya sambil menunggu ibunya datang, karna jarak rumah tempat bu asih rewang dengan rumahnya sendiri memang cukup dekat bu asih tentu bisa mendengar suara teriakan dimas, bu asih yang terkejut pun langsung berlari pulang untuk melihat apa yang terjadi dengan anaknya itu, diikuti beberapa tetangga yang juga kebetulan kaget mendengar teriakan dimas.

Ada apa sich kamu dim? kok malah nangis teriak teriak begitu bangun tidur bukannya mandi?, tanya bu asih setelah sampai halaman rumahnya.

Aku masih ngantuk mak, tapi itu ada yang ganggu aku tidur., adu dimas sambil menangis, ia tak malu menangis dilihat banyak orang padahal ia bukan anak kecil lagi, usianya sudah 19tahun.

Siapa?, tanya bu asih.

Itu mak?, kata dimas lagi yang masih menangis sambil menunjuk ke arah pintu masuk rumahnya.

Looo!!? kamu melati? kamu ngapain disini?, tanya bu asih.

Ya rupanya yang mengganggu dimas adalah melati, anak gadis tetangga yang rumahnya tepat dibelakang rumah bu asih, dan gadis cantik itu masih duduk di kelas 1 SMP, gadis yang memiliki kulit kuning bersih mulus dengan wajah yang sangat cantik dan rambut lurus alami itu entah kerasukan apa bisa bisanya ia masuk rumah tetangganya tanpa izin dan seenaknya memeluk anak lajang orang yang sedang tidur nyenyak hanya pakai CD saja.

Melati hanya senyum senyum cengar cengir saja ditanya begitu oleh bu asih, padahal setahu bu asuh gadis itu waras dan baik baik saja, tapi kepergok begitu kelakuannya ia sama sekali tak malu, bahkan sudah tau dimas menjerit ketakutan pun ia tak ada niat untuk pergi, malah diam saja berdiri memperhatikan dimas yang cuma pakai handuk.

Ehk melati kamu kenapa?, kamu ngapain disini?, tanya bu asih lagi.

Ga papa kok bi, aku cuma mau ketemu bang dimas aja., jawab melati sambil tersenyum.

Dimas ini kan cuma melati, kenapa kamu harus takut sampai menangis begitu? biasanya sama syetan pun kamu ga takut?!, tanya bu asih kesal.

Aku takut diperkosa mak huwaaaaaa...... dia raba raba aku lagi tidur mana aku tidur ga pake baju lagi huwaaaaa...!!!!, adu dimas sambil menangis histeris saking ngerinya, tubuhnya benar benar gemetar ketakutan.

Sedang tetangga lain yang melihat itu kaget tak sadar mereka pun tertawa, mereka merasa lucu melihat ekspresi dimas yang aneh disamperin cewe cantik kok harus takut dan nangis, sedang anak anak muda yang lain disamperin cewe begitu pasti langsung di hap, apa lagi cantik begitu pikir mereka.

Apa!!!! kamu beneran dimas!!!!!, tanya bu asih kaget sekaligus jengkel.

Iya mak dia raba raba badan ku dari atas sampai bawah bahkan dia pegang pegang ini ku aku takut ga suci lagi makkk huwaaaa!!! tangis dimas makin kencang membuat para tetangga makin tertawa melihat aduan dimas namun tak ayal mereka juga melihat jijik pada melati.

Ya ampun melati!!! kamu ini anak perempuan kok begini amat sich!! kamu itu masih kecil melati belajar dari mana kamu bertingkah seperti itu!!?, marah bu asih merasa harga dirinya sudah direndahkan.

Anak orang masuk rumahnya berbuat tak senonoh pada anak lajangnya yang masih tidur.

Pulang sana kamu, jangan kesini sini lagi kalo cuma untuk menggoda anak ku, anak ku masih belum cukup umur, belum punya kerjaan tetap, aku ga mau kalo sampai anakku bikin sengsara anak orang nantinya., pinta bu asih menahan emosinya.

Dia tak mau bicara yang menyakiti hati orang lain, tapi ia juga tak habis pikir kenapa ada anak gadis yang seperti itu.")

Kini bu asih sadar, anaknya itu tidaklah benar benar ingin menikah atas keikhlasan hatinya.

Ada sesuatu yang terjadi, diperhatikan nya dimas sejak pulang dari kampung simacan sampai hari ini ia sama sekali tak mau menyentuh air, anak itu yang biasanya sehari mandi bisa 3 sampai 4x kalo di rumah ini sama sekali belum mandi sejak hari kepulangan nya sampai hari ini.

 Dimas yang biasanya slalu rapi dan wangi jika sedang libur kerja atau pun sedang dirumah, kini ia berantakan, rambut acak acakan, muka kusut, jangankan mandi, sejak ia keluar kamar bahkan cuci muka pun tidak.

Waktunya dihabiskan hanya untuk menelpon dan menelpon saja, disuruh makan tak mau, disuruh mandi apa lagi, kalo dinasehati ngamuk.

Bu asih hilang akal menangani anaknya, ia hanya bisa menangis pilu melihat nasib anaknya.

Bu asih mencoba sabar sambil menunggu suaminya kembali.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!